Tiga : Pergi Sekolah

1.2K 128 60
                                    

"Ohayo, (Y/n)-chan. Akhirnya kau bangun juga." Nagisa menyapaku saat aku memasuki dapur.

"Ohayo," sapaku balik, "Kau sedang apa?"

"Membuat sarapan," Ia masih berkonsentrasi dengan masakannya, ketika aku bermaksud untuk membantunya, ia berkata, "Kau tampak kacau, (Y/n)-chan. Sebaiknya aku saja yang bikin sarapan. Kau duduk saja."

Sesuai perkataannya, aku duduk di kursi meja makan sambil merapikan rambutku yang berantakan karena baru banget bangun tidur. Aku meregangkan badan, ugh, punggung dan leherku pegal sekali setelah dua malam tidur di sofa. Mungkin nanti malam aku tidur di tikar saja.

"Ohayo." Sapa Karma pada kami lalu duduk di sampingku. Seragam Kunugigaoka masih dikenakannya, karena ia belum mendapat seragam. Ia tampak bersemangat, tumben sekali...

Ketika makanan sudah siap, kami langsung menyantapnya. Masakan Nagisa sangat lezat, walaupun cuma omurice dan nasi goreng. Setelah itu, aku dan Nagisa pergi mandi (tentu saja bergantian. Jangan membayangkan hal aneh.).

Jarak rumah dan sekolahku cukup jauh, sehingga kami harus menempuhnya dengan naik kereta. Stasiun pada hari Senin ini sangat ramai, seperti biasanya. Aku jadi kesulitan berjalan karena berdesak-desakkan dengan orang-orang yang lalu lalang. Tubuhku yang mini dengan mudah terdorong orang.

"P-permisi, maaf..." Kataku ketika orang-orang hampir menghimpitku.

Ketika aku sudah mendapatkan cukup ruang untuk bernapas, aku menyadari sesuatu. Dimana mereka? Mereka hilang?!

Aku panik. Aku meneriaki nama mereka namun sepertinya suaraku diredam.

Aku menengok kesana kemari, namun sosok bersurai biru dan merah mencolok itu tak kunjung terlihat. Udara yang kuhirup terasa hampa. Aku sangat panik. Apalagi ketika suara kereta tujuanku terdengar mendekat, semua orang bergerak, dan aku dengan dramatisnya jatuh terhuyung dan bahkan hampir terinjak.

Tiba-tiba sebuah tangan besar menangkap lengan kiriku. Tangan itu menarikku dalam dekapannya. Aku tidak tahu tangan siapa itu, karena ketika aku membuka mata, aku sudah terduduk di dalam kereta bersama Karma dan Nagisa di sisi kanan dan kiriku. Apa tadi itu, aku hanya tertidur dan bermimpi?

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Nagisa khawatir.

Aku menggeleng lemah. Jika Nagisa bertanya demikian, maka artinya tadi itu memang aku hampir terinjak. Apa mungkin, dia yang menolongku?

"Taihen da! Apa setiap hari kau seperti ini?" Tanyanya lagi.

Aku hanya tersenyum tipis menanggapinya. Karma menatapku remeh dan merendahkan.

"Makanya minum susu, biar gak lemah." Nyinyirnya.

Aku meninjunya pelan.

"Tuh, kan. Lemes banget, ew."

Kesal, aku meninjunya lebih keras.

"Oi, kau tidak boleh melakukan itu pada orang yang menolongmu tadi! Dasar, gak tau makasih."

Apa? Yang menolongku tadi itu, Karma?

"Apa kau bilang?" Tanyaku menyelidik.

"Gak." Tepisnya.

"(Y/n)-chan, wajahmu merah! Apa kau baik-baik saja?" Panik Nagisa.

Aku segera memegangi kedua pipiku guna menyembunyikannya. "A-aku tidak apa-apa, Nagisa-chan."

Perjalanan selama 15 menit kami diwarnai oleh canda Nagisa dan Karma. Bahkan, ketika sudah sampai di sekolah, kami masih bersenda gurau. Tawa mereka seolah meredam tatapan sinis yang biasanya menghujami punggungku kala aku berjalan di koridor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

They're Real! (Nagisa x Reader x Karma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang