Jennie mengumpat dalam hati lalu mendecih pelan. Emang kadang pemberitahuan itu sebangsa anak durhaka sama ibu, atau ibu durhaka sama anak, atau malah bapak durhaka sama calon anak. Lah?
Yah bayangkan saja, seorang Kim Jennie. Agen cewek nomor satu di divisi pengintaian, yang nilai tes bulanannya selalu menempati angka dua teratas—Ehm, nomor satunya ya si Goo Junhoe, cowok sok enggak berekspresi, tapi doyan ekskresi— harus rela mempermalukan dirinya di hadapan khayalak ramai. Ia terpaksa membanting nampan makanannya di meja, lalu rela membiarkan seseorang menuangkan jus telur mata sapi di baju kesayangannya yang bertabur berlian Swarovski. Seriusan bajunya memang ditaburi berlian kok, mahal harganya, enggak beli sih hadiah dari mamahnya Jennie tersayang. Tapi, kalau soal jus telur mata sapi itu.... juga benar!
Jennie melihat Junhoe yang juga sedang berlari sepertinya, tapi temannya ini—ah musuh—tampangnya lebih terkontrol. Tidak seperti Jennie yang kini lipstick merahnya udah di gigi.
Junhoe membuka pintu dengan satu hentakan. Belum sempat ia melangkah maju Jennie menubruknya dengan tidak main-main. Mampus tulang rusuk gue patah satu, jadi gantinya gue minta jodoh dua! Maruk amat June!
Junhoe memeloti Jennie yang dibalas cewek itu dengan lebih tajam. Aksi pelolotan itu berakhir karena Co Director mereka berdeham. "Ehem." Omong-omong namanya, Yang Hyun Suk.
"Jun, Jen, kalian tau kan apa artinya kalau di panggil kesini?" tanya Co Director mereka dengan angkuh. ((Jangan sok ah papah, kombekin iKON gih, dah buluk nih hati nunggu PHP lo))
Junhoe menyeletuk. "Kasih gaji." Yang Hyun Suk memelototi Junhoe. Junhoe mingkem.
"Misi baru?" tanya Jennie hati-hati. Berabe urusan kalau sampai atasannya ini marah, dia nyuci piring entar cuman pake arang. Yang Hyun Suk tertawa senang mendengar pertanyaan Jennie. Jennie cengo aja, tampangnya kayak bilang sini mas dedek rukyah dulu.
Jangan tanya gimana tampang Junhoe, datar. Sedatar idungnya AKMU Suhyun. Enggak deng canda :v Jangan ajak war ah.
"Yap benar sekali, ini adalah perintah dari atasannya saya yang berarti atasannya dari atasan kalian...." Jennie tersenyum terpaksa, ih lucu amat si tua bangka di depannya ini.
"Misi kalian kali ini adalah mengintai penjahat yang baru-baru ini melejit karena aksi goyang dumang di pasar, ya enggaklah. Dia itu penjahat yang paling susah buat di lacak. Jadi saya mau kalian, agen terhebat di divisi pengintaian untuk mengintai penjahat ini. Mengerti?"
Jennie mengangguk antusias. "Siap mengerti!" Sedangkan Junhoe hanya menjawab singkat, "Hn."
Yang Hyun Suk melempar dua map berisi laporan biodata penjahat yang terlibat dalam misi kali ini. Junhoe segera mengambil satu, yang diikuti oleh Jennie.
"Giginya bisa buat nyangkul," celetuk Junhoe. Jennie mendelik ke arah Junhoe, tapi ikut memperhatikan fotonya. "Buat sekop juga bisa," kata Jennie.
"Namanya, Kim Ji Won," eja Jennie. Pikirannya mencoba mengingat-ingat apakah ia pernah mendengar nama ini sebelumnya. Lalau ia segera menjentikkan jarinya. "Gue baru tahu penjahat bisa main pilem, jadi letnan pula."
"Lu kata dots," sergah Junhoe.
Junhoe ikutan berpikir. Lalu, seperti tak asing dengan nama penjahat tersebut. Kok rada kenal ya?
• • •
Author note :
dilahap yok, enak kok. krenyes krenyes garing. :"))
YOU ARE READING
SPY
FanfictionSssstt... Mereka sedang mengintai para penjahat kelas kakap! Junhoe dan Jennie, mereka ditugaskan untuk mengintai salah satu penjahat paling ditakuti di kota. Dengan berbekal teropong, alat sadap, dan tentu saja baju anti peluru. Mereka beraksi...