It's Hongbin Day! (Final Part)

110 11 30
                                    

[29 September 2016]

Seharusnya Hongbin sudah tidak berada di Kamar dan sibuk mempersiapkan diri untuk keberangkatan VIXX ke Vietnam. Tetapi entah apa yang ada di pikiran pemuda itu, sosok gadis dan kado pemberiannya yang membuat Hongbin semalam tidur tak tenang.

Ia meraih kado dari Hyeri dan meletakkannya di pangkuan.

Ditariknya pita biru yang mengelilingi kotak cantik itu,

'Neoui nun, ko, ib nal manjideon ne songil jageun sontopkkaji da~' Suara Taeyang Sunbae-nim melantunkan lagu Eyes, Nose, Lips dari ponsel Hongbin.

"Halo?" Hongbin segera menerima panggilan masuk itu. Apalagi yang meneleponnya sekarang adalah Hyeri.

"Hongbin ..."

"Hyeri? Ke-kenapa kau menangis?"

"Karena aku Momo diculik!"

"Astaga." Hongbin tercekat. Ia mengabaikan kotak kado di pangkuannya, tak lagi mementingkan jadwal pekerjaannya dan waktu yang semakin sempit—"Kau ada dimana? Aku kesana sekarang."

"Taman kompleks rumah Naya Eonni, perumahan Teratai."

Hongbin mencegat Manajer yang sedang mondar-mandir di dalam Dorm. "Pinjami aku mobil van."

"Kau mau kemana?" tanya Manajer heran.

Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Hongbin menatapnya tajam seraya mendesis, "Hyung, dimana kunci mobilnya?"

"Kemana pun kau akan pergi, Lee Hongbin. Aku tidak mengizinkannya. Lima menit lagi kita berangkat ke Bandara!"

Hongbin mengerling gelisah.

"Bin ... O-orang yang naik bianglala itu! Dia menuju kemari!"

Hongbin semakin panik. Ia berlari, menerobos N dan Leo yang tengah berdiri di depan pintu masuk Dorm sambil menjinjing tas masing-masing. Manajer mengejarnya. "Hongbin!"

*

Taman Kompleks Perumahan Teratai

Hongbin menatap ke segala arah dengan frustasi. Tadi, sejak ia masih berada di atas motor Vespa—yang dipinjamnya dari Bapak pemilik kios buah yang baik hati-Hongbin sudah dapat melihat dari kejauhan bahwa Taman itu tak berpenghuni.

Dan, kenyataannya memang begitu.

Hongbin tidak tahu harus kemana ia mencari Hyeri. Bahkan ia merasa seperti orang paling tolol. Mengapa tadi Hongbin tidak melapor pada Polisi? Sekarang siapa yang pantas disalahkan dalam kejadian ini?

Sekali lagi ia mencoba menghubungi ponsel Hyeri.

"Hyeri ... Tolong, jawab teleponnya ..." Buk!

Bunyi keras itu berasal dari benda tumpul yang membentur tengkuk Hongbin. Sekejap saja, rasa sakit menyengat Hongbin dan matanya tak dapat melihat apapun. Hitam seperti layar televisi yang rusak. Barangkali Hongbin sudah tak sadarkan diri.

Pikirannya kosong.

Alam bawah sadarnya kosong.

Bahkan sekejap, Hongbin tidak lagi memikirkan Hyeri.

Tubuhnya ringan seperti bulu dan melayang-layang di udara. Hingga kenyataan kembali menjatuhkan Hongbin ke atas tanah. Sakit di tengkuknya memang tidak seberapa, tetapi pandangannya saat ini masih blank.

"Aku dimana?" Hongbin merasa, dirinya tidak berada di Taman lagi.

"Lee Hongbin, kau sudah bangun? Aku menunggumu bangun seperti sekitar satu abad, Nak."

VIXX BIRTHDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang