Chapter 12

1.9K 131 12
                                    

Taehyung menatap tajam sosok yang sekarang duduk berhadapan dengannya. Andai saja ia tak diikat kuat seperti sekarang, mungkin ia akan masuk penjara karena baru saja membunuh seseorang dengan brutal.

"Baiklah, Kim Taehyung."

Taehyung mungkin memiliki prasangka bahwa sosok di depannya ini bukan sosok yang baik hanya dengan berdekatan dengannya. Bahkan di pertemuan pertama mereka. Tapi siapa sangka bahwa sosok itu benar - benar tidak baik?

"Karena sekarang kau sudah sadar, kita akan memulai permainannya. Ya ternyata semuanya berjalan semudah ini. Aku sampai terharu pada diriku sendiri."

"Hana Park... Kau..."

Sosok yang dimaksud menyeringai. Ia menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan Taehyung. Wajahnya menampakkan keangkuhan yang nyata. Dengan tangan tersilang di dada, Hana menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Tenang saja, aku tidak berniat menculikmu untuk melakukan kekerasan padamu, tidak juga menjualmu kepada germo di club, walaupun aku yakin kau pasti bisa menghasilkan banyak uang dengan tubuh yang lumayan dan wajah yang tampan seperti ini."

Dia perempuan sinting. Taehyung sepenuhnya yakin kalau perempuan ini bukan hanya bermaksud jahat, tapi ia sakit. Sangat sakit.

Menjualnya ke club malam? Menjadi gigolo? Tidak! Taehyung tidak mungkin ingin berpikiran bekerja di klub malam. Ia sama sekali tidak ingin menjadi apapun yang berkaitan dengan dunia semacam itu. Taehyung berkata pada dirinya sendiri ia memiliki prospek masa depan yang cerah. Tetapi, karena perempuan sakit ini mengatakan ia tidak akan menjual Taehyung, maka Taehyung sedikit lega.

Tidak juga sebenarnya. Bagaimana ia bisa lega jika sekarang ia diculik dalam keadaan tangan dan kaki diikat di kursi, berada di ruangan yang tidak pernah ia ketahui seumur hidupnya, dan dihadapkan pada perempuan dengan stabilitas mental yang bukan hanya perlu dipertanyakan lagi, tetapi harus segera ditangani, direhabilitasi, disembuhkan.

"Aku tidak terlalu suka memakai cara seperti ini, jika aku boleh jujur. Aku terlihat seperti pengecut yang memakai kelemahan lawan untuk menjatuhkannya dan bukan menghadapi lawan secara langsung. Ini bukan tipeku." Katanya.

Taehyung memutar bola matanya.

Memangnya siapa yang peduli apa motif dan alasanmu?

Oke. Sebenarnya Taehyung memang peduli. Taehyung ingin tahu untuk apa ia diculik seperti ini. Taehyung masih tidak menyangka cara menculik seperti ini masih berlaku di masa modern seperti ini. Tetapi rasa ingin segera meninggalkan tempat ini, lari, dan bergulung di atas kasur apartemennya lebih mendominasi dari pada keingin tahuannya akan alasan ia diculik.

"Ini bukan tipeku sekali." Tambahnya.

Taehyung menjadi jengah. Bosan. Daftar buruk tentang penilaiannya terhadap perempuan dihadapannya bertambah. Dia tidak baik, sakit, dan membosankan.

Tidak bisakah dia langsung berbicara pada intinya saja? Dia terlalu berbasa - basi. Terlalu bertele - tele.

"Dengar, Nona. Aku diculik, aku lelah, kedinginan, oh tidak sebenarnya. Aku tidak kedinginan sekarang. Pasti ada pemanas ruangan disini. Itu tadi. Aku lapar, ngomong - ngomong. Aku juga haus, kepalaku sakit. Jadi bisakah kau langsung ke intinya saja? Kau seperti nenek-"

Belum sempat Taehyung menyelesaikan kalimatnya, Hana melotot kepada Taehyung. Taehyung sontak menelan ludah dan berpikir cepat untuk mengatur kata - katanya agar tidak menyinggung perempuan sakit ini. Bukan Taehyung takut dengan tatapan yang baru saja diterimanya, Taehyung hanya masih sayang pada nyawanya. Perempuan sakit ini mungkin menyimpan pisau di balik jaketnya dan sangat siap untuk membunuh Taehyung tanpa ada perlawanan.

Trust Me (Vkook Pair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang