You are a nightmare

26 2 0
                                    

Fakta benar-benar sudah punah, walaupun mereka melihat apa yang terjadi, citra yang buruk tetap pada posisinya. Pertambahan jumlah pasang mata yang menatapku tajam melonjak hingga aku bahkan tak dapat menghitungnya.

"Atta, kurasa aku harus pergi ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan."

Dia menatapku heran dan dengan senyuman kecil seolah memberiku izin. " Baiklah, sampai jumpa besok." Dia tetap tersenyum dan berdiri tegak menungguku melewatinya. Aku seolah bisa mendengar detak jantung ku, seperti bola basket yang dipantulkan cepat kelantai. Aku tidak dapat menahan gerakan kepala ku untuk berbalik menatapnya kembali. Dia melambai sesekali, sebuah momen yang tak ternilai.

**********

"Kau menyihirnya?"
"Apa yang kau lakukan?"
"Jangan lukai gadis baik seperti Fiona!"
"Berani-beraninya kau!"
Suara ribut itu semakin bertambah setiap harinya, membuat perjalanan ku kekelas semakin panjang. Sekelompok orang pembenci dengan alasan mencintai, aku tertawa dalam hati.

"Kalian bertambah anggota?" Aku bertanya sambil menegakan kepala mencoba menatap mereka. Mereka hanya diam bahkan tidak ada yang berani menatapku kembali. "Baguslah jika begitu, ini akan jadi sebuah organisasi yang besar. Selamat." Aku melangkah kedepan dengan perlahan, kutumburkan bahu ku dengan salah satu gadis bermulut besar disana.

"Lancang sekali dia!" Pekik salah satu gadis dengan sepatu berhak hitam. Hmm apa yang dilakukan anak gedung sebelah hingga main ke tempat kami yang rendahan ini. Dia hanya mampir untuk melihat mu bisik setan kecil dihati ku. Apakah benar ada seseorang yang terlahir untuk dibenci? Kenapa mereka selalu mengurusi hidup orang lain? Aku menggerutu dalam hati, seharusnya ini tidak mempengaruhi ku. Perjalanan singkat kekelas benar-benar menjadi perjalanan panjang dan melelahkan.

Cengkraman tangan kecil yg cantik menghamtam pundak ku. Aku tercekak beberapa saat, langkah ku terhenti.

"Apa orang rendahan seperti mu berharap dapat terlihat dihadapan kami?"

Wajah cantiknya, ditutupi oleh senyuman tipis yg kejam. Aku bahkan tidak mengenalnya. Aku terus berjalan, dia tetap memegangi pundak ku, langkah ku menjadi cepat hingga ia terjatuh. Semua orang melihat ku benci, seolah aku lah yang telah mencelakakan dia.

Apakah kita tetap dapat berpegangan pada cara I saw you? Karena setiap penglihatan memiliki penilaian yang berbeda.

Pesan penulis :
Hello saya hanna, senang berkenalan dengan kalian. Maaf jika ini kurang menarik saya harap kritik dan saran dari anda. Hope you enjoy it. Thank you

I Saw YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang