Chapter 1

135 0 0
                                    

Pada suatu hari ada 2 keluarga Mavia yang hidup bermusuhan karena memperebutkan kekuasaan. Yaitu keluarga Syarief dan keluarga Latuconsina. Permusuhan itu bermula ketika keluarga latuconsina mnembak mati adik perempuan keluarga syarief.
Suatu ketika, Syarief mengingat kejadian yang menimpa keluarganya dulu. Kejadian yang sangat menyedihkan, ia menyaksikan kematian adik perempuannya yang di tembak oleh keluarga Latuconsina karena ingin merebut kekuasaan yang berada di keluarga Syarief.
" Berani-beraninya kau menembak adik perempuan kesayanganku!!!" Ucap Syarief Alkatiri dengan menodongkan pistol yang ia bawa.
" Aku akan melakukan apapun demi mendapatkan kekuasaanmu!!" jawab rizal Latuconsina dengan wajah kesal
" Dan aku tidak akan pernah diam, aku akan membalas perbuatanmu. INGAT itu Rizal!!!" ancam Syarief Alkatiri sambil melangkah pergi dengan membawa adik perempuannya dalam gendongannya serta anak buahnya.
Tiba-tiba Ali datang memecahkan lamunan papanya
"Pa, kok ngelamun sih?" tanya Ali sambil menepuk pundak papanya
"Oh engga kok nak" jawab papa Ali gugup
"Jelas-jelas tadi papa ngelamun" bantah Ali
"Adikmu mana?" papa Ali tidak memperdulikan ucapan anak sulungnya itu
"Ada pa dikamarnya" jawab Ali
"Coba tolong kamu panggilkan adikmu" pinta papa Ali
"oke pa" jawab Ali
Ali menuju kamar Rheisya dengan santai. Sampai di depan pintu kamar adiknya itu, Ali langsung nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu.
"De, di panggil papa noh" ucap Ali
"Ngapain sih bang, gue lagi ngerjain tugas sekolah gue" jawab Rheisya sebal
"Eh, lu ga boleh ngebantah. Gue abang lu" jawab Ali
"Dasar mentang-mentang tua sok-sokan" Ucap Rheisya dengan nada meledek
"Heh, anak bau kencur berani lu ya sama gue" jawab Ali dengan nada tinggi
"Biarin wle" ucap Rheisya sambil berlari keluar diikuti oleh Ali

Mereka kejar-kejaran seperti tom and jerry. Tiba-tiba ayah memberhentikan anak kesayangan itu dengan memangilnya.
"Hey, udah dong kejar-kejarannya" ucap papa Syareif
"Iya pa maaf" jawab 2 anak itu
"Papa mau ngomong penting sama kalian berdua" Ucap papa syarief serius
"Mau ngomong penting apa pa?" tanya Ali
"Mulai besok kalian akan pindah ke Bandung" jawab papa syarief
"WHAT!!!" ucap Ali dan Rheisya kaget
"Kenapa harus pindah sih pa, kita itu udah betah di sini" ucap Rheisya
"Sayang disini ga aman buat kalian" jawab papa syarief
"Karena disini ada musuh papa, tenang aja pa kita itu bisa jaga diri. Kan papa sendiri yang ngajarin kita. Papa juga nyuruh anak buah papa buat jagain kita kan, tapi kenapa papa masih takut" Ucap Ali
"Ali jangan ngebantah apa kata papa!!" bentak papa syarief sambil berlalu pergi dan membuat Rheisya takut, karena papa nya tidak pernah marah ataupun membentak kedua anaknya.
Keesokan harinya Ali dan Rheisya berangkat ke Bandung diantar oleh papanya dan 2 anak buahnya. Mereka tidak perlu membawa barang-barangnya karena Syarief sudah membelikan segala kebutuhan anaknya. 2 jam kemudian mereka telah sampai di rumah barunya. Dirumah tersebut sudah ada bi Ijah, dia adalah perempuan yang mengasuh kedua anaknya sejak istrinya meninggal.
"Sayang, kalian berdua akan tingal disini. Papa kesini seminggu sekali papa janji, kalau kalian butuh apa-apa telpon papa. Disini juga ada bi Ijah yang ngurus kalian." Ucap papa Syarief
"Iya pa. Terus sekolah kita ?" tanya Ali
"papa sudah daftarkan kalian berdua di SMAN 3 BANDUNG, lumayan deket dari sini, kurang lebih 30 menit" jawab papa
"Jurusan IPA kan pa ?" tanya Rheisya, karena memang dia dan kakaknya suka dengan IPA.
"Iya sayang. Ya sudah sekarang kalian masuk, papa langsung pulang ada hal yang harus papa urus" Ucap papa Syarief
"Iya pa Hati-hati" ucap Ali sambil menyalami ayahnya
"Iya sayang, kalian harus tau papa ngelakuin ini karena papa sayang kalian" Ucap papa Syarief sambil memeluk kedua anaknya itu.
Mereka pun masuk dan menuju kamar mereka masing-masing. Ali memilih kamar tidur yang berada di sebelah kanan, karena dekat dengan ruangan studio musik. Sedangkan Rheisya memilih kamar yang berdekatan dengan kamar Ali. Setelah mereka melihat-lihat kamar, mereka turun untuk makan siang karena bi Ijah sudah memanggil mereka. Setelah 20 menit mereka berdua selesai makan. Dan menuju taman yang berada di dalam rumah mereka.
"Kak, apa kita bakal betah tinggal disini dan jauh dari papa" keluh Rheisya pada kakaknya
"Kita harus bisa betah disini dan harus bisa jauh dari papa, Ica sayang papa kan ?" tanya Ali pada Ica. Ica adalah panggilan Ali pada Rheisya.
"Iya kak ica sayang papa. Tapi ica..." Jawab Rheisya namun di potong oleh Ali
"Ga ada tapi-tapian, kamu disni ga sendiri. Disini ada kakak yang siap jagain kamu" Ucap Ali meyakinkan adiknya lalu merangkul adik kesayangannya itu.
"Jalan-jalan yuk" Ajak Ali agar adiknya itu tidak terlalu sedih karena jauh dari papa.
"Jalan-jalan kemana?" tanya Rheisya antusias
"Muter-muter Bandung" jawab Ali
"Emang kakak tau daerah bandung ?" tanya Rheisya penasaran
"Kan Ada pak ujang, dia kan orang sini pasti tau dong tempat yang enak di bandung" jawab Ali
"Ayo kak kita cari pak ujang" Rheisya menarik tangan kakaknya dan mencari pak ujang di rumah yang cukup luas ini. Ali tersenyum karena adiknya sudah tidak memikirkan hal itu.

Keluarga MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang