CnH2n

377 21 3
                                    

Alkena Azahra

Aku nggak tahu kenapa Ayah dan Bunda memberi nama Alkena, seperti senyawa yang ada di dalam kimia.

Dulu aku pernah bertanya kepada mereka, kenapa memberi nama itu kepadaku, lalu mereka menjawab supaya nanti kalau kamu sudah gede pintar kimia, aku rasa jawaban itu kurang masuk akal dan bukan itu jawaban yang aku inginkan.

Dulu waktu masih SMP, setiap pelajaran kimia aku selalu diejek temanku katanya namaku itu aneh, kenapa harus Alkena ?, aneh banget, tetapi aku tidak menghiraukan hal itu, aku kira tidak ada gunanya menanggapi omongan orang yang kurang kerjaan seperti itu.

Tetapi berkat nama ini aku menjadi pintar kimia sungguhan, berbagai olimpiade kimia selalu aku ikuti.

Bunda itu selalu mengajarkan aku hal-hal yang belum pernah aku dapatkan, Bunda ingin anaknya pandai tapi bukan hanya pandai dalam bidang akademik saja tapi juga nonakademik, selagi masih punya waktu untuk belajar galilah ilmu sedalam-dalamnya.

Dari kecil aku sudah mengikuti berbagai les, seperti les melukis, les musik, les pelajaran, karate, semuanya aku ikuti.

Katanya aku harus menjadi anak yang pandai di berbagai bidang bukan hanya satu bidang, aku tidak pernah capek ataupun lelah untuk mengikuti berbagai les itu, aku menjalaninya dengan senang hati dan nyaman-nyaman saja sampai sejauh ini.

Karena aku tahu Bunda seperti ini agar aku nantinya menjadi anak yang pandai, mangkannya setelah lulus SMP Bunda memasukkan aku ke Senior High School Sciences (SHSS) di Bandung, sekolah ini khusus untuk siswa-siswi yang hanya fokus belajar Mipa, disini ada kelas matematika, biologi, kimia, dan fisika. Aku memilih kelas kimia.

Di sekolah ini unik, setiap muridnya pasti memiliki nama yang berembel-embel dengan ilmu MIPA, seperti aku Alkena Azahra, ada juga Algebra Firdaus, Gama Pradana, Kirana Adinda Sianida, Aurelia Kiki Aurita, Trimetil Kusuma, Alfa Raendra Aditya, Beta Alfira, dan masih banyak lagi itu hanya secuil dari murid SHSS, aku senang sekolah disini karena tidak ada lagi yang berani mengejek namaku lagi.

Aku itu termasuk orang yang invonter yang cenderung tertutup terhadap lingkungan, aku itu anaknya sulit menerima perubahan sosial di lingkungan hidupku.

Jadi enggk heran kalau aku itu belum pernah pacaran sampai sekarang, bisa dibilang aneh sih anak seumuran aku masih polos dan belum pernah merasakan indahnya cinta.

Cinta itu apa ya ? Aku tidak tahu, katanya, berdasarkan penelitian, ada sebuah senyawa yang diinisiasi dalam tubuh manusia saat seseorang itu jatuh cinta, yang aku tahu rasa cinta itu tumbuh karena ada senyawa phenilethylamine yang dapat memicu reaksi kimia ditubuh kita.

Yang mengakibatkan kita merasa nyaman, senang, dan membuat hati ini berbunga-bunga, memang sejak kapan ya hati bisa berbunga ?, ah cinta memang membuat gila, cinta itu bukan ilmu pasti seperti matematika yang mudah dipecahkan.

Ngomong-ngomong soal hati, aku pernah merasakan reaksi aneh didalam tubuhku, setiap aku melihat Gebra tiba-tiba ada aliran listrik didalam tubuhku, jantungku memompa darah lebih keras sehingga mengakibatkan keringat keluar melalui pori-pori kulitku.

Entah kenapa aku tidak tahu, aku juga bingung aku ini kenapa.

Setiap kali ada Gebra, mata ini tidak bisa sekali saja memalingkan pandangan ke objek lain, langsung tertuju kepadanya, seperti ada magnet yang menarik perhatianku untuk melihatnya, dan itu terjadi tanpa sepengendalianku.

Aliran listrik merubah semuanya, merubah hubunganku dengan Gebra yang awalnya berteman atau mungkin bisa disebut sahabat, namun kini tidak lagi, aku mulai menjauh dari Gebra, aku terlalu takut kalau sewaktu-waktu aliran listrik itu bertambah menjadi 1000000 volt, bisa mati aku dibuatnya.

Aku tahu Gebra menyadari perubahanku, aku yang mulai menjauh, aku yang mulai angkuh, aku yang mulai cuek, dan aku yang mulai tidak perduli.

Semua itu aku lakukan untuk menjaga hubungan pertemanan kami, Sianida pernah bilang kalau saat ini di lagi sakit hati karena diputusin pacarnya, saat aku tanya memang rasanya sakit hati itu seperti apa ?, dia bilang sakitnya sangat amat sakit, hatinya remuk, lalu karena aku berbaik hati aku pergi ke apotik untuk membeli obat sakit hati, mbak teman saya lagi sakit hati kira-kira obatnya apa ya ? Ada nggak ? Kalo ada saya mau beli satu saja, berapa ?.

Mbak apotekernya malah tertawa terbahak-bahak mendengar omonganku tadi, loh ini orang kenapa ya ?, ada orang beli kok malah diketawain, aneh.

Maaf mbak disini tidak menjual obat sakit hati, kalo ingin mencari obat sakit hati mending teman mbak saya saranin untuk mencari cogan lagi, dan meminum obat hilang ingatan agar lupa sama mantan.

Aku hanya melongo mendengar apa yang di bicarakan apoteker itu, maksudnya apa aku gagal paham, selama aku belajar nggak ada tuh obat yang namanya cogan.

"Da tadi aku sudah pergi ke apotik untuk membeli obat sakit hati kamu, kata mbak apotekernya bilang disuruh mencari cogan lagi dan minum obat hilang ingatan agar lupa sama mantan"

"Dasar Ena lo tu keterlaluan banget sih, mana ada coba obat sakit hati di apotik, ngaco aja lo" melempar bantal kearahku.

"Loh memangnya yang jual obat begituan dimana Da ?" Tanya ku dengan polos.

"Aduh mangkannya dong pacaran biar tahu sakit hati itu bagaimana" Nida pergi meninggalkan kamarnya.

Yah begitulah kira-kira kisah asmaraku, aku terlalu kolot dan lugu.

Bunda memang pernah bilang, jangan dulu lah pacaran kamu kan juga masih kelas dua SMA, sekolah dulu yang bener bangakan orang tua baru nanti boleh pacaran, pacaran itu akan membawa pengaruh buruk dihidup kamu, kamu lihat sendirikan tetangga kita si....... hamil duluan gara-gara sama orangtuanya membiarkan si...... bergaul sesuka hatinya.

Mangkanya dari itu aku takut untuk jatuh cinta dan memulai hubungan pacaran, Mama juga pernah bilang kalau kamu berpendidikan jodah akan mengikutimu.

👧👧👧

"Kak Bunda punya kabar bagus buat kamu nih" kata Bunda dengan senyum terukir diwajahnya.

"Apa Bun ?, ada olym kimia lagi ?"

"Bukan kak, kali ini ada lembaga yang mengadakan lomba musik, dan kamu harus ikut kak"

Lomba musik ?, wah asyik kayaknya. "Yang benar Bun ?, kapan ?".

"Tiga minggu lagi, lombanya di Jakarta, nanti kita nginep di rumah Bude" sambil menuangkan air minerah kedalam gelas.

"Wah asyik Bun, oke kakak mau ikut"

"Tapi kamu harus belajar sungguh-sungguh, dan harus memenangkan lomba ini, lumayan lo kak ini tingkat nasional, nanti Om Doni Bunda telfon besok biar bisa melatih kamu main biola untuk lomba"

"Oke Bun siap" sambil mengacungkan tangan dikepala pertanda hormat.

Wah bakalan seru ini kayaknya, lomba musik di Jakarta, bisa main juga ke rumah Bude juga asyik, asyik, asyik.

Tiga minggu sebelum tiba saatnya untuk perlombaan, Om Doni membantu aku mempersiapkan, Om Doni itu biolis terkenal, berbagai penghargaan telah dia dapatkan.

Nanti aku akan membawakan lagu yang berjudul River Flow In you, yang pernah dimainkan Yiruma dengan pianonya, dan kali ini aku akan membawakan lagu itu dengan biola.

Tiga hari sebelum perlombaan aku sudah membuat surat dispen untuk mengikuti lomba, aku akan berangkat besok pagi, ditemani Bunda dan Om Doni.

Tunggu kedatanganku di Jakarta ya.


🎻🎻 Thanks udah baca 🎻🎻








Alkana, Alkena, Alkuna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang