Ken Plan

459K 23K 975
                                    

Sorry for typo!

Vote & Comment dulu baru baca!

--

(Tayana POV)

"Sean, aku ingin melihat Dinda! Sampai kapan kau akan mengurungku disini!" Pekikku penuh emosi. Dia mengacuhkanku, matanya masih fokus dengan laptopnya.

Aku menggeram frustasi sambil menghentak-hentakkan kakiku.

"Mau kemana, hmm?" Sean mengalihkan pandangannya lalu menatapku serius. Aku hanya menatapnya sebentar lalu kembali melangkah ke pintu. Haha! Aku membalasmu sayang.

"Sean! Ahk! Kau membuatku frustasi!" Jeritku semakin frustasi saat tahu ternyata Sean mengunci pintu ini. Ia terkekeh, lalu mulai melangkah mendekatiku. Aku menatapnya waspada, ini sudah hari ketiga ia mengurungku dan selalu mencumbuku.

"Kau semakin nakal sayang. Kau selalu membuatku menggila." Ucap Sean mengelus pipiku dengan punggung jarinya.

"Aku lelah! Aku hanya ingin melihat Dinda, kumohon." Air mataku akhirnya jatuh, aku sangat mengkhawatirkannya. Hanya Dinda yang aku miliki. Sean menghapus air mataku lembut.

"bai-" ucapan Sean terpotong saat telponnya berdering. Dengan enggan Sean menjawab panggilan itu.

"Halo."
"Benarkah?"
"Baiklah kami akan kesana."

"Gantilah pakaianmu, kita akan pergi." Ujarnya pelan mengecup bibirku singkat lalu pergi memasuki kamar mandi.

Aku terdiam kebingungan, ada apa? Aku menghela nafas dan mulai mengganti pakaianku. Tak butuh waktu lama, Sean pun keluar dari kamar mandi dengan dada telanjang dan handuk dipinggang.

'Hah, dia sangat seksi!'

"Kau akan mendapatnya setelah kita pulang sayang." Ucap Sean menggoda. Sial, aku ketahuan. Sean menyeringai lalu mengecup bibirku singkat. Dan dengan tiba-tiba membuka handuknya.

"Ahk! Sean!"

-

"Maafkan aku sayang, aku berjanji nanti malam aku akan memberikan service terbaikku." Aku membelakkan mataku, sepertinya aku harus mencuci otaknya. Sean terus mengoceh dan menggangguku.

Aku tak memperdulikannya, dan terus menatap kearah luar jendela. Kemana dia akan membawaku. Tapi, tunggu, bukankah itu!

"Sean! Ka-" Senyumku merekah, dan memeluknya erat. Sean membalas pelukanku. Mengecup leherku .

"Kita sudah sampai tuan."

Dengan semangat 45 aku menuruni mobil. Dan berlari kecil, tapi tiba-tiba sesuatu menarikku.

"Tidak bisakah kau menunggu calon suamimu ini Mrs. William?" Ujarnya kesal, aku memutar bola mataku jengkel. Kami mulai berjalan dengan Sean yang merangkul pinggangku mesra.

'Wah..., tampan sekali'
'Mereka sangat serasi'
'Andai saja kekasihku bisa setampan pria itu'
'Wanita itu seperti triplek, terlalu rata. Tubuhku jauh lebih menggoda darinya.'
'Serasi apanya, kalau aku yang menjadi pendampingnya baru serasi."

Oke, kupingku mulai panas dengan suara-suara makhluk pengganggu itu. Aku menatap Sean kesal, aku tidak suka jika wanita lain memujanya.

"Sean?"

Dia menatapku lembut seolah bertanya 'ada apa sayang?' Lalu ide gila muncul di pikiranku.

"Gendong." Mohonku manja dan kedua tanganku yang ternganga lebar. Dia mengerutkan kening seolah bertanya.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang