Chubby Cheeks Lil' Bro

10.8K 968 117
                                    

Keempat bocah - bocah lucu itu menempelkan tangan mungil mereka pada dinding kaca. Bahkan Taehyung yang berada di gendongan Namjoon kini menempelkan wajahnya pada dinding kaca hingga membuat perawat yang berada di dalam ruangan tersenyum gemas.

Mata mereka berbinar. Senyum lebar tak luput dari wajah mereka. Sambil terkagum - kagum melihat sosok bayi tampan yang tertidur pulas di inkubator.

Ya. Seokjin baru saja melahirkan bayi laki - laki. Dan sekarang bayi itu telah bersih dari darah dan sebagainya. Sudah bersih.

Namjoon, mengamati bayinya. Dia memang begitu menggemaskan. Terlihat begitu rapuh hingga Namjoon takut bahkan untuk sekedar menyentuhnya. Takut kalau - kalau bayinya itu akan retak hanya dengan sekali sentuh. Terlebih dengan reputasi God of Destroy yang dimiliki Namjoon.

Kalau dilihat - lihat, bayinya begitu mirip Seokjin. Benar - benar copycat Seokjin. Tapi itu bagus. Karna semua orang tahu bahwa visual Seokjin mengagumkan. Bahkan mungkin tidak ada yang menyangka kau Seokjin adalah ibu dari 5 anak.

"Papa, pipinya gemuk. Seperti bakpao. Boleh ku makan tidak?" Tanya Taehyung sambil menepuk kedua pipinya sendiri.

Heosok menyahut juga, "Papa! Hoshiki juga mau, Papa!"

Namjoon speechless.

Tidak mungkin kan Namjoon mengiyakan permintaan mereka? Akhirnya Namjoon hanya tersenyum kemudian menjawab, "tidak Taehyungie, Hoshiki. Kalau mau bakpao, nanti papa belikan."

"Call!" Taehyung mengangkat kedua tangannya hingga hampir kehilangan keseimbangan dalam gendongan Namjoon.

Namjoon menatap anaknya yang masih terlelap nyaman sekali di dalam kepompong selimut yang menutupi dari leher sampai ke kakinya.

"Papa, adik kecil seperti kepompong." Yoongi menunjuk dengan telunjuk kanannya yang mungil.

Namjoon tersenyum. Sedikit lega karena anak sulungnya ini sedikit lebih bisa rasional ketimbang adik - adiknya yang masih memakai imajinasi mereka.

"Papa, apa adik kecil juga akan punya sayap seperti kupu - kupu kalau keluar dari kepompong?" Tanya Jimin dengan wajah polosnya.

Namjoon speechless. Lagi.

***

Namjoon menghela napas. Dia sudah tahu, sudah menduga dari awal kalau bayi kali ini akan berjenis kelamin laki - laki seperti yang sebelum - sebelumnya. Ia sudah menyiapkan mental dan fisik jauh - jauh hari untuk menjadi babu istri tercintanya. Yah melayani kemauan Seokjin bukan hal yang sama sekali buruk sih. Hanya saja ia juga kasihan pada karyawan di kantornya yang kesulitan akibat ia cuti seminggu penuh.

Tapi ya sudahlah. Mungkin sesekali melayani istri bagus juga. Hitung - hitung meringankan bebannya. Kasihan juga kalau dipikir - pikir. Seokjin harus mengurus bayi yang baru saja dilahirkan, ditambah pula mengurus keempat yang aktifnya luar biasa. Bahkan Namjoon yang laki - laki macho saja kewalahan.

Astaga, Namjoon jadi terbayang - barang akan momen ketika salah satu dari keempat anaknya menangis, yang lain pasti ikut menangis. Ini tidak bagus. Sama sekali tidak bagus.

Namjoon mencoba menyingkirkan pikiran itu selagi ia mengawasi keempat anaknya bermain di ruang tengah. Sesekali menegur ketika Taehyung menggigit mainan, mencegah Jimin untuk tidak mencorat - coret lantai dengan krayon, menyuruh Hoseok untuk tidak berputar - putar, atau melarang Yoongi mengoleskan lem di baju adiknya.

Seokjin sudah dibawa pulang setelah dua hari menginap di rumah sakit. Banyak teman dan kerabat yang menjenguk untuk mengucapkan selamat dan beberapa membawa bingkisan kado berisi barang - barang yang lucu.

Namjoon menghela napas dan merebahkan tubuhnya sejenak di atas sofa. Ia baru saja hendak memejamkan mata, ia mendengar ponselnya bergetar di atas meja kaca. Namjoon meraih ponsel itu dan membaca pesan dari istri tercintanya. Yang intinya, sudah makan siang dan Namjoon harus mengajak mereka makan siang.

Setelah Namjoon membalas pesan itu, ia mengambil kunci mobil, ia menyambar jaket kulit yang tersampir di sofa. Kemudian ia berjongkok di dekat anak - anaknya yang sedang bermain.

"Hey, jagoan - jagoan Papa. Saatnya makan siang."

Anak - anak Namjoon saling menatap satu sama lain lalu bersorak dengan riuh.

"Pssstt, jangan keras - keras, oke? Nanti adik kecil takut."

Anak - anaknya menaruh jari telunjuk di depan bibir seperti yang dilakukan Namjoon.

Namjoon membawa anak - anaknya ke mobil. Setelah memasang sabuk pengaman, ia menyalakan mobilnya. "Are you ready?"

"Call!" Jawab anak - anaknya kompak.

***

Namjoon berheti ketika lampu lalu lintas berganti menjadi merah. Ia tersenyum, melihat bahwa anak - anaknya tidak rewel sejak berangkat. Ia menghela napas lega.

Kemudian Namjoon melihat bahwa ponselnya berdering. Dari Seokjin. Namjoon mengangkat panggilan itu dan menempelkan ponsel itu di telinga kanannya.

"Yeobose-"

"KIM NAMJOOOOON! KENAPA SEMUA MAINAN MASIH ADA DI LANTAI, HAH?"

Namjoon menepuk dahinya. Ia lupa kalau tadi dia tidak menyuruh anak - anaknya membereskan mainannya dulu.

"KIM NAMJOON!"

Mampus.

-TBC-

NamJin Family StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang