Must ?

51 2 1
                                    


" Rosalline"

" ............... "

'' Rosalline!!!!"

" .................."


" ROSALLINE JOSEPHINE REYCOTT!!!!"

" Tidak mau Ma. mau sampai kapan pun Rosaline tidak akan mau. Rosaline ingin fokus pada karir terlebih dulu."

Tarik nafas

Buang

Tarik nafas

Buang

Huft......
Selalu begini, masalah perjodohan selalu saja mengejarku. Kesal sekali rasanya, apalagi saat ini masih pagi dan Mama sudah membahas perjodohan itu di meja makan. Oh my God!!!!!!
Aku adalah putri semata wayang mereka.
iya aku tau sudah sepatutnya untuk menikah tapi tidak harus sekarang apalagi membahas perjodohan itu. Aku ingin lebih fokus pada karirku yang sedang naik daun sebagai model dan aktris ternama di negara ini, clubbing, shopping, dan menghabiskan uang untuk bersenang-senang selama aku masih muda dan single.

" Rosaline, Mama dan Papa tidak mau tahu, 3 bulan lagi kamu harus menikah. itu keputusan Mama dan Papa!!!tidak bisa diganggu gugat !!"

Seketika lamunanku tentang bersenang-senang dengan teman-temanku lenyap setelah mama mengucapkan kalimat itu dengan tegas dan sedikit membentak. Yaah.. dapat ku lihat sekarang tatapan mama yang tajam mengarah padaku. Aku pun hanya bisa mengalihkan tatapanku ke arah roti yang ada di depanku dan mulai mengambilnya kemudian mengoleskan selai rasa cokelat kesukaanku. Mama yang melihat tindakanku menjadi jengah dan lebih memilih melanjutkan aktivitas memakan roti lapisnya , sedangkan papa ? Ku lirik papa seperti tidak peduli dengan apa yang diucapkan mama tadi terbukti dengan papa yang memakan sarapannya dengan santai sambil sesekali memainkan ponselnya dan itu membuatku sedikit bersyukur karena kemungkinan papa akan membelaku jika mama akan melanjutkan kembali membahas perjodohan sialan itu.

"Ma, Rosalline belum siap."

Kataku setelah kunyahan yang ada di mulutku habis. Ku lihat Mama dan Papa masih sibuk dengan mengunyah roti mereka, namun tatapan mama masih tertuju kepadaku. Tak ingin berlama-lama akhirnya aku pun pamit terlebih dulu untuk kembali ke kamarku.

" Rosalline...."

baru aja  aku akan naik ke anak tangga, Ku dengar mama memanggilku, mau tidak mau aku menghentikan langkahku dan mendengar seperti...

Isak tangis mama?

" Tolong kami Rosalline, ini demi kebaikan perusahaan Papa juga."

Hell....demi kebaikan perusahaan?  jadi??? Aku menikah dengan laki-laki asing demi menyelamatkan perusahaan...
Membayangkannya saja membuatku sakit jika memang benar aku dijodohkan dengan laki-laki yang bahkan tidak aku kenal agar perusahaan keluargaku tidak mengalami kebangkrutan. Bukannya aku egois, tapi aku memiliki mimpi, suatu saat aku akan menikah dengan laki-laki yang sangat aku cintai,begitu juga dengan dia. Hidup bersama, membangun keluarga bahagia kami dan memiliki anak yang lucu-lucu. Ahh.. Membayangkannya saja sudah membuatku sangat senang. Apalagi jika menjadi kenyataan. Aku akan bersujud kepada Tuhan dan mengucapkan banyak terimakasih atas anugrah yang telah dikirimkan untukku

" Jadi intinya  Mama sama Papa ingin menjualku? Jika aku menikah, perusahaan papa tidak jadi bangkrut, iya ?apa itu maksudnya ?" berbicara sambil menahan emosi dan kekecewaan sungguh sangat sulit.. Percayalah. Aku berkali kali menarik nafas panjang, dan menghembuskannya secara perlahan agar emosiku tidak meletus di depan papa dan mama.

sakit sekali mendengar fakta yang sesungguhnya. Kenapa harus begini. pernikahan aku karena perusahaan.. Aku ingin menikah karena aku mencintai seseorang, bukan karena paksaan seperti ini, lebih tepatnya dijual seperti ini.

" Bukan begitu sayang, ya memang perusahaan kita terancam bangkrut. dan kami tidak ingin kamu merasakan hidup susah, kami ingin kamu selalu hidup dalam kemewahan Nak. Dia adalah pemuda yang kaya, baik, tampan tentu saja dan sangat pas untuk bersanding denganmu. Mama dan Papa tidak akan semudah itu menyerahkan putri semata wayang kami pada orang yang abal-abal. "

kini giliran Papa yang berbicara dengan tatapan mata berkaca-kaca yang seperti meminta permohonan kepadaku. Sejak kecil aku selalu dimanja oleh kedua orang tuaku terutama oleh papa, apapun yang aku inginkan, apapun yang aku perbuat Papa selalu ada di sisiku.

" Coba kamu pikirkan Rosalline, dia adalah pemuda yang sangat kaya, dia bisa menyokong perusahaan kita yang mulai bangkrut ini. Coba kamu pikirkan lagi dengan nasib para pekerja kita Rosalline, bagaimana kehidupan mereka kelak? Apa kamu tidak memiliki rasa kasihan ? Apa begini didikan kami Rosalline? Mama hanya ingun melihat kamu bahagia Rosalline, kehidupanmu selalu cukup dan bahkan lebih nantinya , hiks hiks."

Melihat Mama menangis, hatiku rasanya seperti dicubit sangat keras, lebih sakit daripada perjodohan ini. Aku tidak mau menjadi anak yang durhaka, selama ini Papa dan Mama sudah bersusah payah mendidik dan membesarkan aku. Mereka tidak pernah menuntutku untuk melakukan ini dan itu sebelumnya. Berbeda denganku yang selalu bermanja-manja kepada mereka. Apapun keinginanku selalu mereka penuhi. Baiklah, aku sudah memutuskan untuk menerima perjodohan ini. Toh nanti beberapa bulan setelah menikah aku akan mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Aku pun langsung memeluk Mama  yang sudah nangis sesenggukan di lantai..
Aku tidak bisa membiarkan orang tuaku seperti ini, nasib para pekerja, perusahaan papa juga..


" Baiklah Rosalline setuju"  berat sekali untuk berbicara 'setuju'.  susah payah aku ngomong itu, jelas susah lah. antara hati dan mulut lagi tidak akur wkwkwk..

Mama langsung saja membalas pelukanku, begitu juga dengan papa. bertubi- tubi mereka ucapkan terima kasih kepadaku. Sedangkan aku hanga bisa menganggukan kepalaku sekali lalu tersenyum kepada mereka, walaupun itu senyuman terpaksa setidaknya aku berusaha tersenyum dengan tulus kepada mereka..
Astaga....pagi yang menyedihkan dan penuh drama. Semoga pilihanku ini tepat..

sorry kalau gak jelas ya ceritanyaa...

maklum baru the first wkwkwk

ini cerita pertama aku, sorry kalau jelek,kaku atau apalah. .
but big thanks for u {}
yang udh nyempetin waktunya buat mampir baca cerita aku wkwkwk <3

When The Past ComesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang