Jatuh cinta itu gak salah, yang salah itu cara kita memahami arti 'jatuh cinta'.
••••
PAGI ini gadis mungil yang tingginya sekitar 150 cm, bersiap berangkat kesekolah. Dipakainya sepatu converse full hitam. Lalu berjalan menuju mobil sang kakak.
"Buruan Paz, telat nih ntar," Rian berbicara sambil menunjuk kearah jam ditangannya. "Sabar dong gue juga lagi jalan nih," Pazia mendumel seraya menghentak-hentakkan kakinya.
Rian Arya Dirta. Kakak laki-laki Pazia sekaligus kakak satu-satunya, paling anti berangkat melebihi pukul 07.00. Teladan memang, dan hal itulah yang dibenci Pazia, dia harus berangkat pagi-pagi demi nebeng dengan kakaknya tersebut.
"Astaghfirullah adek gue, lo sekolah pake baju kusut gitu?" Ucap Rian sambil melihat kearah lengan baju Pazia. "Ya Allah abang, ini cuma kelipet dikit dan lo jadiin ini masalah? Murid teladan gak segitunya juga," Pazia menekuk wajahnya yang sudah bt.
"Dibilangin kok sewot,"
Pazia masih setia menatap jalanan kota. Hingga handphone nya bergetar menandakan ada pesan masuk. Diambilnya ponsel berbentuk pipih dari kantong roknya. Ada sebuah pesan whatsapp. Dibukanya pesan tersebut.
FeroGheovani : Hai Pazia :)
"Siapa tuh?" Rian menengok kearah Pazia. "Kepo lo bang." Pazia menjauhkan ponselnya dari Rian. "Lo juga biasanya kepo,"
PaziaAlyaDirta : Hai juga.
"Turun elah, handphone mulu lo," Cibir Rian yang sudah memarkirkan mobilnya. "Slow bang, pms yak?".
Rian menatap Pazia sekilas kemudian berjalan dikoridor. Tasnya diletakkan dibahu kanannya. Seperti cowok keren yang biasa sering menjadi idola para siswi.Pazia berjalan dikoridor sambil membenarkan dasi yang dipakainya. "Hai cantik," Sapa Fero yang kemudian menjejerkan langkahnya disisi kanan Pazia. "Hai." Balas Pazia sembari menjaga jarak antara dia dan Fero.
"Ntar malem sibuk gak? Gue jemput ya," Tanya Fero yang menjurus ke kalimat perintah.
"Mau ngapain? Gue gak boleh keluar sama cowok," Pazia menyampaikan hal yang sesungguhnya. Ayah dan Ibunya tidak membolehkan Pazia keluar malam, atau ada cowok main kerumah dengan niat yang tidak jelas.
"Ayolah, klo gak mau gue kerumah lo aja deh kita belajar bareng." Rayu Fero lagi. "Yaudah,"
"Jadi mau ya, jam 4 gue kerumah lo." Fero mengacak rambut Pazia hingga berantakan. "Jangan diacak-acak Fer, hancur kan." Pazia mendengus sebal. "Gapapa tetep cantik kok," Ucap Fero diselingi kedipan mata nya.
Masuklah mereka kedalam kelas. Fero dan Pazia memang sekelas, cuma mereka kurang akrab. Entah kenapa tiba-tiba Fero jadi sok dekat dengan Pazia. Pake ngerayu segala lagi, padahal Fero sudah punya pacar.
"Loh kok lo bisa bareng sama Pazia sih fer?" Tanya Farla. Ketahuilah Farla salah satu sahabat Pazia.
"Suka-suka gue," Jawab Fero tak acuh. Dio yang sedang duduk dibangku belakang sambil memegang novel pun mendongakkan kepalanya. "Apaan sih pagi-pagi udah ribut." Tegurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE
Teen FictionCerita TRIANGLE sementara DIREVISI. Buat aku jatuh cinta sama kamu sampai aku lupa kalo aku pernah terluka. --PaziaAlyaDirta.