Part 3

75 18 3
                                    

He's my friend but he's mine.
@PutriAmlyaa_

••••

BELUM banyak yang datang ekstrakurikuler paduan suara di SMA 3 Akademik. Pazia berjalan di koridor yang sepi. Dilapangan basket sedang ada ekskul Paskibraka yang latihan baris berbaris untuk mengikuti lomba tingkat Nasional.

     "Siap gerak." Suara tegas laki-laki pemimpin Paskibraka tersebut mengundang mata Pazia untuk menengok kearahnya.

     Bima, batinnya.

     Marsa tiba-tiba datang yang entah dari mana. Ditangannya terdapat microphone untuk latihan paduan suara. "Bima tuh, samperin gih,"

     "Dia lagi latihan."

     Marsa tampak sedikit berpikir lalu kembali berucap, "Yaudah nanti aja sambil bawain air mineral, beli dulu gih sana, kasian kehausan gitu dia."

     "Gue punya air mineral kok, jadi gak usah beli," Pazia mengeluarkan air mineral dari tas nya.

     "Eh eh udah istirahat tuh dia cepetan samperinnn." Titah Marsa semangat.

     Pazia melangkahkan kaki menuju lapangan basket, Bima duduk di bangku panjang sambil mengelap keringatnya, wajahnya tampak kelelahan namun dia masih bisa tertawa bersama anggota Paskibraka yang sedang mengajaknya mengobrol. Ketika teman-teman Bima mulai menjauh barulah Pazia duduk disamping Bima.

     "Gue tau lo haus, nih minum." Ucapnya lalu menyodorkan botol air mineral ukuran 600ml.

     Diambil Bima air tersebut, "Thanks, ya."

     "Tumben lo yang ngelatih, biasanya kak Fauzan?"

     Bima masih menatap kedepan, diminumnya lagi setegak air lalu menoleh kearah Pazia. "Lagi gak bisa ngelatih katanya, makanya gue yang gantiin."

     "Lo lagi deket sama Fero?" Giliran Bima yang bertanya.

     "Ya gitu, tapi gue bingung, gak enak aja sama Phila, lo kan tau gue temenan sama dia, walaupun bukan temen deket."

     "Oh gitu." Hanya dua kata tersebut yang diucapkan Bima. Tangannya masih menggenggam air mineral. Matanya menatap lurus kedepan, tatapan tegas khas pemimpin sudah melekat dalam jiwanya.

     "Lo ngapain kesini? tumben." Kembali Bima membuka suara dan lagi-lagi dia tak mau menatap kearah Pazia.

     "Mau latihan paduan suara, eh kayaknya udah mulai deh, gue duluan Bim." Barulah Bima menatap Pazia yang sudah berjalan menuju ruangan khusus yang didesain untuk ekskul yang menggunakan media musik.

     Ruangan yang luasnya sekitar 7×9 meter ini dilengkapi 2 buah AC serta 5 buah kipas angin, juga beberapa sound system guna melengkapi latihan musik.

     Bu Intan berdiri tegap disisi Dirigen sambil mengatur barisan. Pazia berada dibarisan kedua dari depan, tangannya berada disisi kanan dan kiri. Latihan dimulai dari aba-aba Bu Intan.

••••

"GUE gak bisa diginiin Fer," Gadis cantik yang sedang duduk dihadapan Fero sekarang ini adalah Phila.

     "Gue juga gak bisa kayak dulu,"

     Tangan Phila meraih tangan Fero lalu digenggamnya, "Gue masih sayang sama lo." Phila mulai terisak. Air matanya jatuh hingga menetes dimeja cafe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang