Pasca Operasi

717 18 5
                                    

Aku dipindahkan segera dari ruang operasi menuju ruang perawatan yang di isi oleh 3 orang, semuanya habis melakukan operasi secar sepertiku, beberapa orang masuk ku dalam kamar, ku tatap mereka, ibuku, ibu mertuaku, dan suamiku,

Mereka mendekat, ibuku langsung menaruh beberapa kantung besar di atas tempat tidur, aku tidak tahu apa isinya, tapi sepertinya barang itu besar-besar, tapi ringan,

Ibu mertuaku mendekat dan menciumi wajahku perlahan "selamat yaa... Bayinya udah lahir.. Sehat.. Montok..." ucapnya

Aku tersenyum dan mengangguk, setelah menaruh belanjaan tadi ibuku gantian mendekat, "gimana rasanya? Sakit?"

Aku menggeleng perlahan, tersenyum, tidak sakit.. Tapi linu...

"Ini kenapa darah sampe ke kaki-kaki..?" tanya ibuku lagi memperhatikan kakiku yang menjulur dekat duduknya

Aku ikut memperhatikan kakiku "oh.. Mungkin tadi kan di operasi nya jam 12 siang, waktunya darah deres.. Tau sendiri.." jelasku

Ibuku mengangguk-angguk kmudian membuka mulutnya berbicara "Tadi Umi ke ruang bayi, disana banyak bayi lucu, umi samperin salah satu keranjang, isinya dua.. Yang satu putih yang satu item, dua-duanya lagi tidur,.. Anteng banget... Umi colek-colek aja pipinya.. Si bayi putih, eh suster nanya.. Bu nyari bayi siapa? Katanya, Umi jawab Bayi ibu Destriana Mahendra... Trus itu suster bilang... Bayi nya bukan yang ini bu... Yang itu.. Katanya.. Ya ampun De.. Dia nempatin satu keranjang sendiri.. Nangis mulu.. Umi jadi malu.. Hahaha..." ibuku bercerita dengan polos.. Aku tertawa

"Emang gede bgt?"

"Ga banget.. Cuma tembem kaya kamu.. Hehe.. Dia putih.. Tapi nangis aja.. Udah feeling begitu masuk ruang bayi kok ada yang nangis mulu.. Tapi Umi ga perhatiin namanya... Jadi aja salah sasaran.. Hehe" lanjutnya, aku tertawa lagi, menahan perutku yang mulai celekat-celekit ngilu,

Suamiku yang ikutan tersenyum dengan penjelasan ibu mengusap rambutku perlahan "jadi udah boleh makan?" tanyanya

Aku menggeleng "katanya nunggu sampe aku.. Emm.. Buang angin.." bisikku agar tidak terdengar vulgar

Ibu yang mendengarku tertawa.."kamu kan buang anginnya gampang.. Bentar lagi juga buang angin.. Yakin deh..!!" ucapnya sambil terkekeh perlahan

Aku meringis.. Ibu ku malu-maluiiiinnn...

"Jadi kapan bayi nya di bawa kesini?" tanya ibu mertuaku

Aku menggeleng "engga tau.. Katanya nanti abis di suntik apaaa.. Gitu.. "

Ketiga orang di depanku mengangguk-angguk

"Ini makanan ringan.. Kalo kamu lapar.. Nanti makan ini ya.. Tentunya kalo udah buang angin.." ibu ku kembali terkikik, entah kenapa buang angin menjadi hal yang sangat lucu baginya saat ini,

***

Sore itu.. Bayiku kembali ke dalam ruang rawat dan di tarus di samping bed ku , iya.. Benar kata Ibu, dia sendirian, bayi yang lain berdua, dia laki-laki, bayi yang lain perempuan, aku menatapnya.. Yah mungkin dia mirip aku, aku tersenyum mengusap pipi lembutnya,

Beberapa keluarga dan saudara yang lain datang membesukku, bertanya ini dan itu.. Karena seerti yang aku ceritakan di awal cerita.. Tidak ada riwayat siapapun di keluargaku yang melakukan operasi secar,

Pertanyaan mereka hanya aku jawab dengan angguk dan geleng, tubuhku lelah  rasanya ingin tidur 5 jam saja.. Agar lelahku hilang, tapi sulit, mataku rasanya tidak bisa di ajak kompromi

Waktu menunjukkan pukul 8 malam saat para pembesukku pulang, aku memejamkan mata mencoba beristirahat hingga benar-benar terlelap,

Aku mengerjapkan mata perlahan, rasa haus yang mencekik leherku membuat mataku tidak bisa menutup lagi, setelah seharian aku puasa karena operasi, aku merasa tidak lapar, hanya haus, tapi.. Aku ingat-ingat lagi.. Aku belum buang angin.. Tapi rasa haus ini menyiksa, kata-kata ibuku tentang aku yang suka buang angin itu salah besar... Buktinya sampai saat ini aku belum buang angin..

Baby And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang