BAB 9

991 36 2
                                    

VOTE SEBELUM BACA !

***

            Justin menatap dua orang yang berlutut di hadapannya dengan bibir yang terkatup rapat. Kedua mata Patricia tertutup oleh kain hitam dan tangannya terikat di belakang punggungnya. Begitu juga dengan Khazaz yang berada dalam kondisi yang sama dengan Patricia.Mereka berdua terlihat sangat pasrah dan tidak melawan sama sekali. Meski sebenarnya, Justin tidak tega membunuh Patricia,tetapi ia harus melakukannya demi menemukan gadisnya kembali. Ia sudah tidak mampu menahan kekosongan hatinya yang berlarut-larut . Jika dengan menggunakan Patricia ia bisa menemukan Sherene, maka ia harus melakukannya. Ia akan melakukan segala cara demi mendapatkan Sherene kembali. Jika saja ia memperlakukan Sherene dengan lebih baik, maka pastilah gadis itu masih berada di sisinya sekarang ini.

Walaupun ia tahu bahwa Sherene akan semakin membencinya setelah ini, ia tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah ia mendapatkan gadis itu kembali. Tidak akan ada yang bisa menghentikannya sekarang. Ia sudah tidak peduli meskipun ia harus merendahkan harga dirinya untuk memohon kepada Sherene agar gadis itu kembali ke sisinya. Ketika seorang pria telah menyadari bahwa ia telah jatuh cinta, ia akan melakukan segala cara agar dapat menarik si gadis kepelukannya meski harus melakukan cara yang tidak masuk akal sekalipun.

Sama seperti apa yang sedang Justin lakukan sekarang.

           

***

            Sekarang Justin sudah kehilangan kendali terhadap perasaannya. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi pada hati dan pikirannya. Di satu sisi, ia masih mencintai Cassandine, tetapi entah mengapa ia tidak bisa melepaskan pikirannya dari Sherene. Entah apa yang Sherene lakukan terhadap dirinya, terlihat sangat jelas, sekarang bukanlah diri Justin yang sebenarnya. Ketika segalanya terlihat sangat tidak nyata, semua itu masuk akal. Beratus-ratus pasang mata tengah melihat ke atas panggung—tempat dimana Patricia dan Khazaz dihukum—untuk melihat apa yang sedang terjadi. Salau satu mulut prajurit yang berada di atas panggung itu mulai terbuka hendak berteriak, ia berada di sebelah Justin yang kali ini tidak lagi berada di bawah panggung itu. Ia tidak perlu lagi menatapi Patricia yang berada di belakangnya, itu semakin membuat pikirannya kacau. Lalu prajurit itu berteriak.

            “Masyarakat Persia,” teriak prajurit itu. “Dua orang yang ada di hadapan kalian adalah jaminan kami untuk mendapatkan Sherene Madrigal, selaku harem raja. Setelah hampir satu bulan, Sherene Madrigal tak kembali ke istana dan membuat raja resah, kami akan menahan dua orang ini selama dua hari untuk menunggu kedatangan Sherene Madrigal. Jika ia tak kunjung datang, mereka akan kami gantung di tengah kota ini. Tidak akan ada yang boleh menurunkan kedua orang ini selama masa penahanan. Empat prajurit kami akan menjaga mereka tiap jam,

            “Jika salah satu di antara kalian tengah menyembunyikan Sherene Madrigal, katakan padanya, dua orang di hadapan kalian akan segera mati di tangan kami. Dan jika salah satu di antara kalian memang menyembunyikan atau telah melihat Sherene Madrigal, raja akan memberikan imbalan yang setimpal bagi siapa pun yang membawa gadis itu dengan keadaan masih hidup di hadapan kami.” Pengumuman itu berakhir. Sedetik kemudian, didengarnya Patricia menangis.

            Justin memejamkan matanya, berusaha untuk menyingkirkan rasa ibanya. Ini semua untuk Sherene Madrigal, gadis yang telah merebut hatinya. Tidak akan ada yang dapat menghentikan Justin sekarang sekalipun itu adalah setitik tangisan dari seorang yang ia sayangi. Sekalipun jika arwah Ayahnya muncul di hadapannya dan mengatakan padanya untuk menghentikan segalanya, ia tidak akan melakukannya. Tidak ada yang lebih berarti selain Sherene Madrigal. Kaki Justin mulai melangkah meninggalkan panggung serta Patricia dan Khazaz yang berlutut dengan tangan dan kaki terikat. Mereka akan berlutut selama dua hari. Dan selama dua hari itu pun, dari segala permainan yang tengah Justin mainkan, hanya Sherene yang dapat mengakhirinya.

INNOCENT | HERREN JERKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang