Prolog.

2K 110 6
                                    

16.15 WIB
Circle K, Bandung.

Alka dengan semangat memasuki mini market tersebut, mengambil 1 cup cappuccino dan menyeduhnya. Mikha dan Dhafin sudah terlebih dahulu mencari tempat duduk yang pas di lantai dua, agar bisa melihat view Jalan Braga di sore hari.

Saat hendak mengeluarkan uang dari dompetnya, selembar foto anak laki laki yang memakai jas hitam dan membawa mendali terjatuh, membuat Alka mau tak mau tersenyum. Pas kelulusan smp gue culun amat ya.

"Mas, mau bayar gak? Banyak yang ngantri nih dibelakang" lamunan Alka buyar seketika oleh mba kasir yang menegurnya. Kenapa sih ada saja yang menganggu Alka ketika dia sedang menikmati flashbacknya? Alka juga kan ingin mengingat dirinya saat dia masih shy shy dog. Huft!

Alka mendorong pintu mini market tersebut, dengan berlari kecil, dia menaiki anak tangga dan langsung menghampiri Mikha dan Dhafin. Alka tidak usah repot repot menoleh ke kanan kiri untuk menemukan mereka, karena Alka tau pasti mereka akan duduk di bangku ke 3 pojok kiri dekat jendela. Terkecuali kalau sudah ada yang mengisi tempat itu.

Ngobrol ngalor ngidur ala mereka bertiga pun dimulai. Topiknya random, dari Jajanan dikantin baru yang enak tapi mahal sampai kejadian Mikha ngegeleng kadal dijalan raya. Tapi, ada satu topik yang membuat pikiran mereka bertiga teralihkan. Iya. Obrolan tentang kisah cinta mereka.

"Btw inget gak? 2 tahun lalu tanggal segini kita pergi ke ck ini terus gue curhat kalau gue suka sama cewe untuk pertama kalinya setelah sekian lama." Dhafin mulai mengingat ceritanya ketika dia melihat seorang perempuan anggun, lugu dan pendiam di seberang kelasnya. Alka dan Mikha tertawa hebat saat mereka mengingat bahwa ketika Dhafin menembak perempuan itu di lapangan sekolah, perempuan itu malah kabur sambil menangis, takut sama Dhafin katanya.

"Gue dong, hari ke 1-3 pdkt, hari ke 4 nembak, diterima lagi." Kali ini Mikha dengan semangat menceritakan kisahnya saat masih kelas 10 dulu. Rasanya Alka mual mengingat kata kata manis yang diluncurkan oleh Mikha ketika dia menembak pacarnya di depan Wc Perempuan. Menurut Alka, mikha terlalu lebay jika sudah membicarakan pacarnya itu, ya walaupun tingkat kelebayan seorang Alka melebihi Mikha sih. Tapi tetap saja! Untuk urusan cinta, Mikha adalah si Raja Lebay.

Tiba tiba keheningan tercipta ketika Alka meminum cappuccinonya yang sudah setengah cup itu. "Apaan?" ekspresi kebingungan tercetak sangat jelas di wajah Alka. Siapa yang tidak bingung ketika teman temanmu yang tadinya sedang tertawa kencang tiba - tiba diam dalam hitungan detik dan langsung melihatmu dengan sorot mata mengintimidasi.

Mikha mulai bicara, "Ka, lo masih inget kisah lo sendiri gak? Pas lo masih kelas 10? Gue gak yakin lo inget sih, cuma boleh kali kita flashback bersama, ditempat yang sama sambil ngomongin orang yang sama." Alka tersedak. Tidak mungkin Alka melupakan kejadian kejadian saat dia kelas 10. Tidak mungkin Alka melupakan kisah cintanya yang rumit itu. Tidak, Alka tidak akan pernah lupa.

"Masih, gak mungkin gue lupa" ujar Alka yang sedang mencari buku fisika dan pensil di dalam tasnya. Dengan semangat yang meletup letup, Dhafin memaksa Alka untuk menceritakan kisah Alka. Menurut Dhafin dan Mikha, kisah Alka itu lebih pantas dibilang FTV remaja atau cerita cerita wattpad dibandingkan kisah nyata. Alka orang yang tidak suka flashback, tapi jika tentang ini, Alka suka. Karena Alka pikir, Alka sangat keren jika diceritakan dalam bentuk kisahan.

Mata Alka menerawang, dan tiba tiba Alka tersenyum sebelum memulai ceritanya.

"Waktu kelas 10 semester 1, tepat di bulan oktober.."

Halo!!! Udah lama nih aku gak on wattpad, sekalinya on malah bawa cerita baru, maafin ya cerita aku yg kemarin belum bisa dilanjut, sumpah gaada ide yg ngalir kalau liat cerita itu. Untuk sementara cerita Freakers Love bakal aku unpublish dulu. Dan sekarang Insyaallah aku bakal fokus buat nulis kisah tentang Alka dan Alkira. Aku butuh banget nih vote+comment dari kalian, tentang saran kritik dll. Aku tunggu ya!

Terimakasih kawan kawan, hatur nuhun

Alka Dan AlkiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang