2 - tweede

752 41 9
                                    

"Jantung berdebar debar rasanya tak menentu. Hati bergetar getar menanti kamu disini. Seperti gunung ingin meletus. Hasratku meluap tuk bertemu kamu"

Nadya Rafika - Jantung Berdebar

"Kemeja kotak kotak gue mana ya, perasaan kemarin liat disini" Alkira sibuk mengeluarkan pakaian pakaian dari lemarinya, tujuannya hanya satu, mencari kemeja kotak kotak favoritnya. Padahal jam sudah menunjukan pukul 10.00 WIB yang berarti, kelas Alka akan segera memulai pertandingannya di lapang utama SMAN Budi Oetomo, sekolah mereka sendiri.

Oh iya, SMAN Budi Oetomo ini memang setiap tahun menyelenggarakan pertandingan futsal antar kelas pada bulan Oktober dan setiap kelas wajib mengikutinya, dengan hadiah yang lumayan menggiurkan. Lumayan.

Drrrtt.... Drrrtt...

Ponsel Alkira bergetar, menandakan adanya panggilan dari seseorang. Alkira segera mengambil ponselnya yang berada dikasur, tepatnya dibawah tumpukan baju baju yang berserakan. Dengan tangan kiri yang berkacak pinggang dan tangan kanan yang memegang ponselnya, Alkira mulai berbicara.

"Halo Rai, kenapa?

"Lo udah dimana?

"Masih dikamar, lagi cari kemeja ini gak ketemu ketemu

"Serius? Ini udah mau mulai

"Iya iya bentar, gue nyari kemejanya dulu, itu kemeja keberuntungan gue

"Ih kelamaan, pake yang ada aja sih

"Gabisa, btw udah ada siapa aja?

"Alen, gue dll

"Oke wait a minute

"Wait a minute wait a minute pala lu, yang ada sejam lagi lo baru sampe

Alkira segera mengakhiri panggilan tersebut tanpa berniat menjawab pernyataan Rai. Masalahnya, Rai itu benar. Jarak dari rumah Alkira ke sekolah itu terpaut jauh dan belum lagi macet. Tapi ya namanya juga Alkira, ia tetap mencari kemeja tersebut sampai ke kamar kakaknya. Huft, Alkira si keras kepala.

  ____________ 

Alkira berlari kecil memasuki gerbang sekolahnya, menyusuri lorong dan mencari teman temannya. Untung saja pertandingan kelas Alka diundur beberapa menit jadi Alkira masih sempat untuk menontonnya. Alkira dengan balutan kemeja kotak kotak dan kamera yang menggantung dibahunya menonton dari pinggir lapangan dengan senyum mengembang. Sesekali ia memotret Alka yang sedang berlari mengejar bola.

"Ketemu itu kemeja?"

Rai menepuk pundak Alkira, dibelakang Rai sudah ada Alen dan Diani, mereka juga temen deket Alkira. Jangan salah, temen deket Alkira itu bukan Rai doang yang sekelas dengannya. Alkira punya beberapa temen deket dari kelas IPA dan IPS, ya semacam temen-yang-kemana-mana-bareng gitu. 

Yang ditanya cuma senyum senyum gajelas, ya gimana ya, Alkira keburu seneng ini ngeliat Alka dilapang kenapa ganteng banget gak ngerti lagi.

"Ra, katanya lo mau ngasih minum ke Alka, udah beli?"

Alkira menengok kebelakang, memandang Diani dengan tatapan horror, gak sih gak gitu juga. Alkira menatap Diani cukup lama, sebelum menjawab,

"Demi dewa, lupa ih! Kenapa baru ngingetin sekarang astaga!" 

Alkira panik.

Diani mendelik malas, "Ya tinggal beli lah, kantin deket mba"

"Oh iya! gak kepikiran masa disekolah kita ada kantin, yaudah gue ke kantin dulu deh, tar balik lagi"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alka Dan AlkiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang