Chapter 3

8 1 1
                                    

Beberapa lembar foto berserakan di atas meja, sedangkan Kwan, Coups serta Jun tengah duduk mengelilingi meja tersebut dan terlibat dalam perbincangan yang kiranya cukup serius. Sesekali Kwan memeriksa laptopnya, memperlihatkan beberapa hal kepada Jun yang membuat si pemuda menganggukkan kepala tanda mengerti.

"YAK! JAUHKAN SERANGGA MENJIJIKKAN ITU DARI HADAPANKU, JUNG!"

Teriakan membahana dengan suara bariton yang familier memaksa ketiga pemuda itu menoleh; menatap ke arah salah satu pintu kamar yang kebetulan sedikit terbuka; pintu kamar yang ditinggali oleh si-perempuan-satu-satunya: Joo.

Tawa mengejek menguar dari bibir Kwan. "Astaga si dingin itu masih saja takut dengan serangga," ucapnya di sela-sela tawa.

Sekon berikutnya, penampakan pemuda yang keluar dari dalam kamar sambil bergidik ngeri menyambut indera penglihatan ketiga pemuda yang kini mengamati tingkah si pelaku pemecah konsentrasi mereka penuh selidik, sedangkan yang diamati malah melengos pergi tanpa peduli sedikit pun.

"Hei, Won!" Suara Coups menguar, memaksa tungkai si pemuda berhenti "Jadi semalaman kau berada di sana?"

"Eh? T-tidak kok, aku sudah bangun dari tadi dan—"

"Iya Coups, si pria dingin ini menjagai Joo semalaman. Dia bahkan sampai tertidur sembari mengenggam tangan Joo erat-erat." Jung yang tiba-tiba menyembulkan kepalanya dari sebalik pintu kamar segera memotong perkataan Won.

"Ooh, ternyata kau perhatian juga ya, Won. Padahal kau dan Joo cukup sering beradu argumen, kukira kau memang tak menyukai gadis itu sama sekali." Dengan nada penuh ejekan serta alis yang dinaik-naikkan Kwan menggoda si pemuda.

"Apa sih, jangan berlebihan!" Won mendelik. "Sudah ah, aku mau mandi." Lantas si pemuda menunduk; mencoba menyembunyikan wajahnya yang terasa panas dan segera enyah dari hadapan empat pemuda lainnya tersebut.

Sial, kenapa aku harus ketahuan Jung segala sih, batin Won.

***

"Jadi, kau sudah mengerti, Jun?" Meski suara menguar dari bibirnya, namun Kwan tak melepaskan pandangan dari layar laptopnya. Si pemuda tengah memperlihatkan beberapa data mengenai buruan yang akan dieksekusi oleh Jun. "Dia ini cukup terkenal, jadi organisasi tak bisa melenyapkan jasadnya dan membuat seolah dia tak pernah ada di dunia. Jadi, pemburuan kali ini akan sedikit kita samarkan, menjadi seperti kecelakaan atau perampokan."

"Berarti setelah menghabisi nyawanya aku harus membawa serta barang berharganya, begitu?"

"Yap, kira-kira seperti itu."

"Apa itu akan baik-baik saja, Kwan? Maksudku, bagaimana dengan pihak kepolisian? Apa mereka tak akan bisa mencium keberadaan kita jika aku meninggalkan bukti?"

Kali ini Kwan mengalihkan pandangannya pada pemuda di sampingnya. "Siapa yang menyuruhmu meninggalkan bukti?"

"Lantas?"

"Hanya membawa serta barang-barangnya saja, bukan berarti harus meninggalkan bukti. Tenang, masalah selanjutkan akan kuatasi, kauhanya melakukan sesuai rencana. Mengerti?"

Jun mengangguk, meski sejatinya ia sedikit cemas.

"Tenang saja, kami takkan meninggalkanmu sendirian. Meski nantinya kauakan berburu sendiri, kami akan mengawasimu dari kejauhan dan memastikan tak ada kesalahan sedikit pun." Kali ini Coups yang berbicara.

"Jadi, kapan rencana pemburuan Jun dilakukan?" tanya Jung.

"Secepatnya. Organisasi memang tidak memberikan tenggat waktu, tapi lebih cepat pasti lebih baik. Mungkin setelah semuanya benar-benar siap, kita bisa langsung mengeksekuinya," jawab Kwan.

The KillerHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin