NY - 15 September 2013.
"Ehey, anjing pintar, anjing pintar.."
Sebelah tangan pria tua itu mengusap-usap sayang kepala Anjing Doberman Pinscher yang sudah ia pelihara sejak bertahun-tahun lamanya. Anjing yang sudah ia anggap sahabatnya-bahkan keluarganya-ini yang selalu menemaninya setelah kematian istri dan menghilangnya anaknya.
Anjing dengan warna bulu hitam ini kemudian menggeram sebentar sambil melihat kesekeliling halaman belakang rumah pemiliknya.
"Hey, hey, ada apa dengan-"
DORR!!
Darah segar mengalir tepat di kening pria tua malang tadi setelah bunyi tembakan nyaring itu terdengar. Dan setelahnya anjing itu menggonggong dengan keras.
-
NY - 17 Oktober 2013.
Tubuh ringkihnya menelusuri jalanan kota yang sudah tidak pantas disebut 'kota' lagi. Terlalu kumuh, bau, dan berantakan untuk ukuran tempat yang biasa disebut 'kota'. Disisi jalanan, dapat ia lihat beberapa pengemis terduduk menundukkan pandangannya dengan sebelah tangan yang menengadah. Kemudian tubuh itu menatap sekitarnya sambil mendesah pelan.
"Hufftt.. Ini hari terakhirku berada disini, aku harus kembali ke Korea sekarang," ia bergumam, ntah pada siapa.
Tubuh itu kembali mengambil langkahnya, sebelum tubuhnya membeku di tempat begitu melihat ada apa di depannya.
"Hey manis, berani sekali menginjakkan kakimu seorang diri disini."
Tiga atau bahkan empat orang pria berbadan besar berdiri menghadap kearah berlawanan darinya-menghadap padanya-dengan senyuman aneh menghiasi wajah ke empat orang tersebut.
Tubuh ringkihnya bergetar dengan senyum kaku menghiasi wajahnya sebelum pada hitungan ke-3 ia berlari ke arah berlawanan, menghindari orang-orang berbahaya tadi.
"Hey kau! Jangan lari!" Seru seorang pria yang berada paling depan dengan aksen daerahnya yang kental. Setelahnya keempat pria tersebut mengejar dirinya yang sudah berlari lumayan jauh dari keempat pria tadi.
Sial! Sial! Sial! Kenapa bertemu mereka sekarang?!
Tubuhnya terus berlari mengikuti kakinya yang ntah akan membawanya kemana, dan berhenti di belokkan ketika melihat pria dengan mobil sedan sedang berbincang dengan seseorang. Perlu diketahui, di 'kota' ini jarang bahkan tidak ada warga nya yang memiliki mobil karena ini 'kota' yang sangat miskin, dan ketika seorang pria kaya dengan mobil berada di kota ini, itu sangat mengherankan.
Terserah, yang penting aku selamat.
Tubuh ringkihnya berlari menghampiri pria dengan mobil tersebut, mencengkram kedua sisi bagian jas yang pria itu kenakan.
"Tolong aku tuan! Kumohon tolong aku!" Dan yang ia dapatkan hanyalah tatapan heran dari pria 'kaya' tersebut.
"Chan-"
"It's okay, kau masuklah duluan." Pria yang baru saja hampir disebut namanya itu berucap pada sopir disampingnya sebelum menatap tubuh ringkih didepannya, kemudian tersenyum kecil. "Masukla-"
"Tunggu!" Seseorang memotong perkataanya, dan yang mereka dapati adalah keempat pria berbadan besar yang baru saja mengejar seorang bocah yang kini berdiri mematung dengan mata hampir keluar.
"Hey, untuk apa pria kaya berada di wilayah kami?" Pria dengan kupluk dikepala nya berkata nyalang pada pria tinggi di belakang si bocah.
Sementara pria yang beberapa menit lalu baru memasuki mobil kini keluar lagi dengan badan tegap siaga. Kesimpulannya pria itu adalah bodyguard si pria kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA
FanfictionDORR!! Suara tembakan terdengar nyaring dan seketika tubuh Baekhyun berlumuran darah. Nyawanya seakan di angkat, Kemudian tubuhnya melemas. Chanyeol mengangkatnya, segera setelah itu membawanya pergi. - HOMOPHOBIC? Don't Disturb this area! LGBT cont...