6 part 7

121 6 1
                                    

Di rumahnya, Hinata kembali membuka kotak merah milik Shion. Ia memegang medali emas SAI dan berbicara pada foto Shion"Kak, tahu nggak? SAI sepertinya sangat menyukaimu."

Di sekolah,
teman Karin dari suna mengirimnya foto selebaran hilangnya Shion. Ia terkejut saat mengetahui kejadian hilangnya Shion dan meninggalnya Hinata hampir bersamaan. Dan tentu saja itu membuatnya semakin menaruh curiga terhadap Shion yang sekarang.

Karin masuk ke kelas lalu mengulurkan tangannya untuk meminta maaf pada Hinata. Sayangnya, Hinata mengabaikan uluran tangan Karin dan pergi begitu saja. Melihat itu para siswi berkata bahwa sepertinya Shion yang sombong sudah mulai kembali. Sementara Sasuke malah fokus memperhatikan perilaku Karin dengan tatapan ketidaksukaannya.

Saat berjalan, tiba-tiba ada seorang siswi yang memanggil Hinata. Kemudian, Hinata bertanya apakah mungkin ia RIN. Siswi itu, menjelaskan bahwa RIN sudah meninggal satu tahun yang lalu.

Mendengar itu, Eun Bi kaget dan ia langsung pergi kerumah. Ia kemudian membuka kotak merah dan melihat sebuah nomor di kartu yang ia temukan sebelumnya. Ia pun kembali ke sekolah untuk mencari buku yang dimaksud di perpustakaan. Ia menemukan buku itu dan saat membukanya ia melihat didalam pembatas buku terdapat tulisan "Shion, meskipun kamu berpura-pura untuk tak melihatku, tak apa-apa. karena kamu masih tetap menjadi satu-satunya temanku". Hinata kembali membuka buku itu hingga ia melihat banyak lembaran kertas yang tersimpan dihalaman terakhir dan terjatuh kelantai.

Pulang sekolah Tenten berjalan dengan Sakura sambil membawakan tas Hinata. Kemudian, Sasuke lewat dan Sakura memintanya agar membawakan tas Shion. Mendengar itu, Sasuke langsung mengambilnya dan tersenyum senang.

Tenten kembali mengikuti kelompok belajar. Tapi, masih sama seperti sebelumnya ia tak bisa mengejakan apapun. Saat jam istirahat ia pergi keluar sebentar dan saat kembali ia mendengar pembicaraan teman-temannya itu yang sedang membicarakan keadaan dirinya yang tak pintar dan hanya memanfaatkan ibunya untuk belajar disini.

SAI berganti pakaian di ruang ganti. Tapi, ia merasakan jika bahu kanannya kembali terasa sakit. Di luar pelatih sedang memarahi seorang atlet yang tidak menyembunyikan keadaanya yang sedang cedera. Dan pelatih meminta agar atlet itu tidak ikut turnamen, dan fokus melakukan pengobatan agar lukanya tak menjadi lebih parah. Mendengar itu SAI hanya bisa terdiam.

Dalam perjalanan pulang, Tenten meminta untuk berhenti mengikuti kelas belajar karena ia tak bisa apa-apa. Ibunya mengiyakan, tapi ia meminta agar Tenten mengatakan apa yang diinginkannya karena ibunya pasti akan mengabulkannya. Tenten malah menangis mendengar itu, ia bahkan pergi turun dari mobil. Ibunya mengejarnya dan Tenten menjelaskan bahwa ia menangis karena tak tahu apa yang ia inginkan. Harusnya ia bisa pintar seperti ayahnya atau cantik seperti ibunya. Namun, kenapa ia tak bisa seperti itu.

Hinata membaca kertas itu lembar demi lembar. Disana Shion menceritakan kalau selama ini ada seseorang yang selalu mengikutinya. Tapi ia tak pernah berani melihat muka orang itu karena ia sangat taku untuk mengetahui wajah dari orang yang selalu mengancamnya itu. Bahkan ketika ia sedang sendirian, orang itu mematikan lampunya dan menutup pintu. Tapi, ia menghilang ketika Shion akan menghampirinya.

Pada saat itu, ia hanya bisa menangis sendirian dikamar, tanpa memberitahu ibunya sekalipun. Karena menurutnya itu merupakan hukuman untuknya. Hinata terdiam setelah membaca itu, kemudian ia menyimpan lembaran kertas itu ke dalam diary Shion yang memang sudah terdapat sobekan didalamnya.

Hinata menemui SAI di tempat pelatihan renang. Ia kemudian meminta bantuan, agar SAI mau membantunya untuk mengingat masa lalunya lagi. Ia berkata kalau ia ingin menjadi Shion yang dulu lagi. SAI mengiyakannya tapi, dengan satu syarat yaitu jika ingatan Shion kembali dirinya harus mengabulkan satu permintannya. Hinata pun menyetujui perjanjian itu.

konoha school Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang