Part 2 - First Meeting

265 33 1
                                    


Pelajaran kedua telah usai. Bel istirahat makan siang berbunyi dan disambut dengan sorakan bahagia dari semua siswa di kelas. Begitu pun dengan SinB dan Dahyun, mereka langsung bergegas menuju kelas Umji untuk mengajaknya makan siang di kantin bersama.

"Umji-ya.. kita datang!!"

Dahyun dengan hebohnya masuk ke dalam kelas 12-3. Semua siswa di kelas itu pun sudah terbiasa. Umji yang sedang merapikan buku-bukunya langsung berusaha untuk mendiamkan kedua temannya tersebut.

"Ya, kalian selalu saja heboh, malu tahu!"

Umji memasang wajah kesal. Dia tidak ingin kedua temannya yang barbar ini mengganggu teman sekelasnya. Tahu sendiri bagaimana perlakuan semua siswa perempuan padanya.

"Kita kan sudah biasa begini. Kau seharusnya sudah terbiasa."

SinB menginterupsi. Dahyun tanpa berbicara langsung membantu Umji merapikan buku-bukunya agar cepat karena dia sudah sangat lapar.

"Ya, siapa kalian? Ingin mengganggu Umji?"

Wooseok menginterupsi. Dahyun dan SinB yang baru menyadari keberadaan Wooseok sebagai teman sebangku Umji terkejut sampai menunjukkan ekspresi yang berlebihan. Mereka tidak menyangka bahwa pria super tinggi ini duduk bersama Umji.

"Kalau hanya ingin meminta uang padanya sebaiknya tidak usah repot-repot mengajaknya ke kantin. Aku bisa menemani Umji ke kantin."

Pernyataan Wooseok tadi membuat Dahyun dan SinB terkejut sekaligus marah. Mereka terkejut karena sikap Wooseok yang terlihat seperti seorang 'pelindung' atau bisa dikatakan orang yang menyukai Umji. Walaupun begitu, mereka juga marah karena terlihat dari wajah Wooseok kalau dia tidak mempercayai bahwa Dahyun dan SinB adalah teman baik Umji. Ini memang sudah sering terjadi. Dahyun pun tidak segan-segan memberikan bogem mentah pada orang-orang tersebut. Tapi gerakannya terhenti begitu Umji menahannya.

"Jangan salah paham dulu, sebaiknya aku mengenalkan kalian dan Wooseok. Nah, Wooseok, perkenalkan ini Dahyun dan yang ini SinB. Mereka ini bukan orang yang ingin menggangguku melainkan mereka adalah sahabatku. Lalu Dahyun dan SinB, perkenalkan ini Wooseok teman baruku. Dia yang mengajakku mengobrol dan duduk bersama."

Setelah penjelasan Umji tadi, ketiganya terlihat tidak percaya. Apalagi Wooseok yang sekarang sedang menatap tajam kearah Dahyun dan SinB.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita ke kantin karena aku sangat lapar."

Dahyun yang tidak peduli menarik tangan kedua temannya. Tapi dengan cepat Wooseok menahan lengan Umji yang satunya lagi. Dari matanya terlihat kekhawatiran pada Umji.

"Aku harus ikut."

Wooseok beranjak dari tempat duduknya. Lagi-lagi Dahyun dan SinB terkejut. Mereka sama-sama berpikir bahwa Wooseok sudah jatuh cinta pada Umji sampai mau berbuat seperti ini. Mau tidak mau mereka merelakan Wooseok mengikuti mereka ke kantin karena perut mereka harus segera diisi.

"Sebelumnya, Wooseok-sshi, aku dan SinB bukannya keberatan jika kau ikut makan siang bersama kami, tapi aku tegaskan sekali lagi bahwa kami benar-benar sahabat Umji bukannya para pengganggu. Kami tidak terima diperlakukan seperti itu."

Dahyun berbicara pada Wooseok tanpa menatapnya. Alasannya karena jika ia melihat wajah Wooseok, dia ingin meninjunya. Tapi Dahyun tidak ingin diserbu para siswa perempuan karena telah membuat wajah salah satu dari ­trio tampan babak belur.

Wooseok tidak membalasnya dan hanya terdiam. Umji yang menyadari bahwa suasana berubah jadi muram pun berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ya, Wooseok, kau tidak bersama dengan dua temanmu itu?"

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang