Part 14

278 21 1
                                    

Saat Nadia telah sampai di sekolah. Disana sangat sepi, dan gerbangnya ditutup hanya ada satpam yang sedang menonton tv.

"Pak buka gerbangnya!" seru Nadia yang berada di luar pagar.

"Ada apa, neng?" ucap Pak Agung, satpam tersebut.

"Pak bukain, teman saya ada di dalam," ucap Nadia panik. Dan Pak Agung membukakan gerbang.

"Nadiaa!" seru Aidan yang berada di depan gerbang memakai motor.

"Dan buruan!" seru Nadia sambil berlari ke dalam.

"Pak nitip motor, kuncinya masih digantungin disitu," seru Aidan sambil berlari menyusul Nadia.

***
Kamar mandi belakang sekolah

"Gelap, aku takut," ucap Airine lirih sambil memeluk lututnya sendiri.

Ia sudah bangun dari pingsan, walaupun pusing masih mendera kepalanya.

Di kamar mandi belakang sekolah, tidak ada penerangan sama sekali karena kamar mandi tersebut sudah tidak terpakai lagi. Dan Airine sangat takut gelap.

"Mommy, Daddy, aku takut," ucap Airine bergetar kedinginan dan ketakutan.

"Rin lo di dalem?" teriak Nadia yang sudah ada di depan kamar mandi.

"Nad, Nadia!" seru Airine lalu mencoba bangkit lagi tapi akhirnya dia terjatuh lagi.

"Aww shhh," ringis Airine lalu memegang kepalanya.

"Rin jangan di belakang pintu, Idan mau dobrak pintunya." Lalu Airine mundur.

Brakk

"Rin! ya ampun!" seru Nadia lalu memeluk Airine.

"Ini lantai licin banget," gerutu Aidan.

"Dan! bawa Airine keluar bukan waktunya ngomentarin lantai!" ome Nadia.

Airine kembali pingsan karena pusing kembali mendera kepalanya. Lalu Airine digendong oleh Aidan dan Nadia mengikuti dari belakang.

"Airine ya ampun! kenapa bisa gini?" tanya Jani yang menunggu di depan sekolah.

"Kak nanti aja deh nanyanya, sekarang bawa Airine ke rumah sakit buruan!" ucap Nadia.

"Oke."

Mereka pergi ke rumah sakit terdekat dengan mengendarai mobil di atas rata- rata.

***
Saat sudah sampai rumah sakit, Airine langsung dibawa ke ruang UGD.

"Nad! Airine gimana?" tanya Jani panik.

"Airine masih di dalam kak," ucap Nadia lirih.

Saat pintu UGD terbuka dan keluarlah dokter yang menangani Airine.

"Dok, adik saya Airine, gimana keadaannya?" tanya Jani.

"Nona Airine hanya demam, karena berada di sebuah ruangan dingin terlalu lama, betul?"

"Iya dok, betul," ucap Aidan.

"Istirahat beberapa hari akan membuat keadaannya membaik. Silahkan urus admistrasi, dia masih harus terus di pantau keadaannya."

"Terima kasih dok," ucap mereka.

"Baik, saya permisi," pamit dokter.

"Yaudah gue urus administrasi dulu, kalian tunggu sini," ucap Jani.

"Syukurlah cuma demam, gue ga akan maafin diri gue sendiri kalo Airine kenapa-napa," ucap Aidan menghembuskan nafas lega.

"Yaudah masuk aja yuk," ajak Nadia.

Secret Admirer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang