Pagi hari begitu cerah, sinar matahari sudah mengintip masuk ke jendela kamar yang sedang dipakai kedua insan tertidur, Iqbaal... dia memeluk erat seorang wanita yang tak lain adalah istrinya, memeluk erat agar istrinya tetap nyaman tertidur meskipun jam sudah menunjukan pukul 06.30..
"bangun sayaang... ini udah pagi, katanya kemarin pingin liburan hmm" Iqbaal mengusap rambut istrinya dan memperhatikan setiap lekuk wajah istrinya
"emm iyaa aku bangun" Annis membuka matanya, dia menatap wajah iqbaal yang sudah tersenyum manis memperhatikan dirinya
"hey, semalam cape ga? Hahaha" ucap Iqbaal disertai kekehan nakalnya
"ish apa sih kamu, dasar mesum" Annis mencubit hidung Iqbaal lalu beranjak menuju kamar mandi, tapi langkahnya terhenti karena Iqbal dengan cepat menghalangi pintu kamar mandinya
"apa sih Iqbaal, awas aku mau mandi
ah" ucap Annis mencoba menepis tangan Iqbaal"yaudah iya aku juga mau mandi ko, biar menghemat waktu, gimana kalau kita... mandi bareng!! Hahaha" Iqbal segera menarik lengan Annis dan membawanya ke kamar mandi lalu menutup dan mengunci kamar mandinya
"aaaa Iqbaall apa apaan siih, gamau aah aku malu" ucap Annis menggerutu kesal
"ya ampun Nis, aku kan udh liat punya kamu, kamu juga udah liat punya aku, kemarin bahkan kita melakukannya.. ayolaahh gausah malu" Iqbal menyeringai nakal, Annis yang melihat itu mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya
"tapi... mandi doang yah, janji? Just take a bath! Jangan mau yang lain-lain deh" ucap Annis mencubit kedua pipi Iqbal gemas
"emmm yaudah deh mandi iyaa mandi" Iqbal memanyunkan bibirnya sepertinya dia kecewa
***
Di pantai Iqbaal dan Annis terlihat sedang berlari bermain air laut, mereka terlihat bahagia bersama pernikahan yang sudah terjalin 2 tahun lamanya, mereka belum juga dikaruniai buah hati, namun mereka tidak mempermasalahkan itu, mereka tetap bahagia bersama, yang terpenting untuk mereka adalah "CINTA"
"huuftt udahan ah Baal, aku cape, kamu curang, kamu kan larinya cepet" ucap Annis lalu berbaring atas pasir yang tidak terlalu dekat dengan air pantai
"ah masa segitu doang cape, gimana sih kamu" Iqbaal ikut berbaring disamping Annis
Iqbaal memeluk Annis dari samping, langit mulai menunjukan menjelang gelap, matahari yang terlihat seperti akan ditelan oleh lautan yang begitu luas, Iqbaal mencium kening Annis memberikan seluruh cintanya hanya untuk Annis, membiarkan langit, laut, dan matahari yang akan tenggelam menjadi saksi cinta diantara mereka
"sayaang.. aku janji bakalan bawa kamu sama anak kita nanti kesini, kita bakalan liburan disini bareng-bareng, kita bakalan bahagia nanti, aku janji" Iqbaal berjanji dan membiarkan bintang-bintang yang sudah sedikit terlihat itu menjadi saksi atas janji yang dia ucapkan
Annis yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Iqbaal dan membalas pelukannya, Annis memeluknya erat seakan tak ingin kehilangan pangerannya itu
"iya, kita bakal kesini bareng anak kita... Iqbaal maafin aku" tak lama terdengar suara sesenggukan, Iqbaal sudah menebaknya, Annis menangis lalu Iqbaal semakin erat memeluknya, membiarkan semua tangis Annis tumpah begitu saja didalam pelukannya
"udah ah jangan nangis, ini bukan salah kamu, ini juga bukan kemauan kamu kan" ucap Iqbaal berusaha menenangkan Annis
***
Hari ini Iqbaal sedang duduk sambil menyelsaikan pekerjaan dikantornya, dia mengusap wajah bingungnya menghadapi pengeluaran perusahaannya yang begitu banyak...
Lalu tak lama sekretarisnya masuk ke ruangannya, untuk menyerahkan dokumen yang harus Iqbaal tanda tangani"ini pak Iqbaal berkasnya" Shinta lalu duduk dimeja dekat Iqbaal, dia memperhatikan wajah Iqbaal yang tampan
"Shinta, udah berapa kali aku bilang kamu harus sopan, kamu ga boleh duduk dimeja, saya ini atasan kamu, kamu ga boleh kaya gitu" ucap Iqbaal menatap sinis pada Shinta
"Baal... aku bisa loh kasih kamu anak, kenapa kamu ga nikah sama aku aja Baal, kamu bisa cerai sama istri mandul kamu itu, dan kamu bisa nikah sama aku, atau aku jadi istri kedua kamu juga aku rela ko" Shinta memainkan telunjuk lentiknya dari kening hingga hidung Iqbaal
"STOP Shinta, aku ga mau ya nikah sama kamu, satu istri udah cukup, cukup banget malah, aku udah bahagia sama dia, jaga ya mulut kamu, aku ga akan pernah sudi nikah sama perempuan kaya kamu" Iqbaal menepis kasar tangan Shinta, dia sangat marah namun mencoba untuk menahan emosinya
"tapi Baal, aku bisa ngasih kamu anak yang banyaaakkk, terserah deh kamu mau anak berapapun juga" Shinta lalu berpindah tempat duduk yang sekarang Shinta malah duduk dipangkuan Iqbaal
"Shinta kamu jang...-"
Ckleekk
Tiba-tiba pintu terbuka, menampakan sosok Annis yang berdiri diam mematung melihat suaminya yang memangku wanita lain, mata Annis berkaca-kaca, dia lalu tersenyum dan menaruh sebuah Tupperware yang berisi makan siang untuk Iqbaal, menaruhnya dimeja Iqbaal lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun
Iqbaal bangkit dan membuat Shinta terjatuh ke lantai"aww Iqbaal sakit tau" Shinta meringis kesakitan memegangi pantatnya
"Annis tunggu dulu.." Iqbaal mengabaikan Shinta yang menggerutu kesal dan mengejar Annis yang kini sudah keluar dari gedung perusahaannya
"Annis tunggu heii, ini ga seperti yang kamu bayangin" ucap Iqbaal menggapai tangan Annis
Annis menatap Iqbaal, pipinya sudah basah akibat air matanya, matanya merah, sesekali dia sesenggukan akibat tangisnya itu"nis biar aku jelasin, tadi itu Shinta dia tiba tiba dud...-" ucapan Iqbaal terpotong saat Annis memberi isyarat agar suaminya itu diam
"hiks.. aku tau, aku tau pasti dia bilang kalau dia bisa hamil, dia bisa memberi kamu anak yang banyak.. iya kan? Aku udah sering denger itu baal, dan sekarang aku ngeliat dengan mata aku sendiri Shinta duduk dipangkuan kamu, aku udah terlalu sakit hati baal" Annis masih terus menangis
"tapi nis, mau seberapa keras dia mencoba buat ngerayu aku, aku ga bakalan kemakan rayuan dia nis, aku Cuma cinta sama kamu, aku Cuma sayang kamu istrikuu, aku ga akan berpaling dari kamu, aku Cuma buat kamu, aku ga peduli kita bakalan punya anak atau ngga, tapi yang penting aku punya kamu" Iqbaal memeluk Annis, memberikan perasaan yang nyaman dan tenang untuk istrinya
"biarin aku sendiri dulu Baal, aku udah terlanjur sakit hati" Annis melepaskan pelukan Iqbaal dan berjalan menuju ke sebrang jalan untuk mencari taksi
"ANNISS!!! AWAASSS!!" Iqbal berteriak dan membuat Annis menoleh lalu terlihat sebuah truk besar mendekat dengan kecepatan tinggi
...
Cerita pertama:( aku tau ini abstrak:( tapi:( tolong jangan tertawa/?:((
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY PLEASE
FanfictionSebuah cerita abstrak Menutupi kekurangan orang lain dengan menyakiti dirinya sendiri... Sebuah perpisahan yang sangat menyakitikan membuat Iqbaal begitu putus asa..