Lanjut yukk:((
"ANNISS!!! AWAASSS!!" Iqbal berteriak dan membuat Annis menoleh lalu terlihat sebuah truk besar mendekat dengan kecepatan tinggi
"AAAaaaa Iqbaaalll" Annis berteriak dan ...
Kecelakaan tak dapat dihindari, jarak Annis dan truk itu begitu dekat, Iqbaal tak henti-hentinya menangis, dia selalu mengusap wajah kusutnya***
Iqbaal menangis sembari menunggu bagaimana keadaan Annis, Iqbaal mengusap wajahnya yang kusut, rambutnya sedari tadi ia jambak terlihat sangat berantakan sekarang, baju kemejanya yang penuh darah..
Tak lama seorang dokter keluar dari ruangan, dan Iqbaal langsung menghampiri dokter itu"bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Iqbaal
"ada berita baik dan berita buruk, berita baiknya istri anda selamat, dia masih bernafas dan masih hidup, namun... akibat benturan yang sangat keras dia juga menjadi lumpuh total, dia tidak bisa menggerakan semua syaraf dan ototnya, tetapi dia bisa mendengar dan melihat.. dan setelah saya cek istri anda terkena kanker darah jadi mohon untuk selalu menjaganya baik-baik" ucap Dokternya menepuk pundak Iqbaal
Seketika hancur hati Iqbaal, dia merasa bersalah jika saja saat itu dia mencoba menahan Annis untuk tetap berada dipelukannya, namun semua sudah terlambat, kini Iqbaal harus menerima semua yang telah terjadi, Iqbaal telah menghaancurkan cinta yang sangat berharganya itu, Iqbaal tak henti-hentinya menangis merasa bersalah karena tidak bisa melindungi istri tercintanya...***
1 tahun sudah Iqbaal menjaga Annis, merawatnya tanpa membiarkan siapapun menyakitinya, Annis kini hanya bisa duduk dikursi rodanya, Iqbaal masih tetap mencintai istrinya, dia tetap memberikan seluruh cintanya hanya untuk Annis
***
Pagi yang cerah, sinar matahari mulai mengintip masuk kedalam jendela kamar Iqbaal yang masih tertidur bersama istrinya, Iqbaal memeluk erat Annis membiarkan istrinya tertidur pulas didalam pelukannya tanpa ingin membangunkannya sedikitpun..
Iqbaal membuka matanya perlahan, memperhatikan sosok Annis yang begitu cantik, rambut hitam sebahu, wajah putih dengan pipi chubbynya, dan bibir cherrynya yang selalu ingin Iqbaal cium..
"sayang, bangun yuk.. kamu harus makan, terus nanti mandi, terus kita kan mau jalan-jalan ke taman kan" Iqbaal mengusap pipi istrinya, menyelipkan helaian rambut ke telinganya
Perlahan Annis membuka matanya, Annis memperhatikan manic mata Iqbaal yang begitu dalam menatapnya. Iqbaal mencium kening dan pipinya."yuk mandi dulu, abis itu kita makan"
Iqbaal mengurus Annis dengan penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang, Iqbaal tidak pernah kesal atau mengeluh untuk merawat Annis20 menit berlalu Iqbaal dan Annis sudah siap untuk pergi ke taman, Iqbaal merapikan rambut annis yang tergerai dan menyemprotkan parfume Annis yang wanginya sangat Iqbaal sukai, Iqbaal lalu mencium pipi Annis dan merekapun pergi ke taman
Ditaman tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang dan anak kecil yang berlari bermain kesana kemari, begitu banyak bunga yang bermekaran, langit yang indah. Iqbaal membawa Annis ke tempat yang sepi
"sayang, kamu makan dulu ya.. kalau udah makan baru kita bisa main nanti" Iqbaal tersenyum lalu dengan sabar dia menyuapi Annis dengan sangat perlahan.. hingga makanan pun habis, Iqbaal menyengir gembira menatap istrinya
"yeee makannya udah habis, kita bisa main deh, oh iya bentar ya" Iqbaal pergi memetik bunga yang sangat cantik, bunga kecil berwarna pink lalu dia kembali dan menunjukan bunga itu pada Annis
"taraaa~~~ ini bunga untuk istriku yang paaaliingg cantiik" Iqbaal menyengir lalu menyelipkan bunga itu ditelinga Annis
"duh istriku makin cantik, I Love You" Iqbaal jongkok mensejajarkan dirinya dengan Annis dan mencium kedua pipi istrinya itu, lalu Iqbaal melihat air mata meluncur begitu saja dipipi Annis
"hei kenapa nangis, kamu jangan nangis dong, kamu ga seneng ya aku ajak kesini? Maaf deh aku bikin kamu nangis, kamu sedih ya tamannya ga rame?" Iqbaal mencoba menenangkan Annis, memeluknya dan memberikan kecupan di keningnya
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY PLEASE
FanfictionSebuah cerita abstrak Menutupi kekurangan orang lain dengan menyakiti dirinya sendiri... Sebuah perpisahan yang sangat menyakitikan membuat Iqbaal begitu putus asa..