First Meet #1

14 1 0
                                    

"Clara." Teriak Mama dari luar kamar.

"Iya, Ma. Ada apa?." Jawabku pada Mama dengan menyisir rambut panjangku.

"Apakah kau sudah selesai?. Cepatlah turun dan sarapan. Papa sudah menunggumu disana." 

"Iya, Ma." Jawabku lagi, dan segera mengikat rambutku ekor kuda.

Aku menuruni tangga dengan semangat yang membara untuk berangkat ke sekolah. Hari ini, adalah hari pertamaku untuk memasuki sekolah. Sekolah baru, teman baru, guru baru, semuanya serba baru. Aku memasuki sekolah tingkat senior saat ini. SMA. Menurut banyak orang, SMA adalah masa - masa yang paling indah untuk dikenang. Benarkah?. Lihat sajalah selanjutnya bagaimana.

"Pagi, sayang." Ucap Papa sambil mengelus puncak kepalaku lembut.

"Pagi, Pa." Jawabku pada Papa dan tersenyum manis.

"Hari pertamamu sekolah. Sepertinya, kau semangat sekali."

"Hehe. Iya, Pa. Aku tak sabar ingin bertemu dengan teman - teman baruku." Jawabku, dengan menampilkan wajah yang berseri - seri.

"Clara. Ini bekalmu. Hari ini, kau orientasi pertama kan?." Ucap Mama sambil memberikan kota bekal padaku.

"Iya, Ma."

"Sudah kau persiapkan semuanya?." Tanya Mama lagi.

"Sudah, Ma."

"Ya sudah, kalau begitu, kita berangkat sekarang ya, Clara?." Ajak Papa dan mengambil tas kerjanya.

"Ma, aku berangkat dulu ya." Pamitku pada Mama.

"Hati - hati, ya."

-~-~-

"Selamat pagi adik - adik semua." Ucap seseorang dari depan aula dengan bahagianya.

"Pagi, Kak."

"Perkenalkan, nama saya Nimas Wara. Saya menjabat sebagai Ketua Osis disini. Bagaimana kabar kalian?."

"Baik, Kak."

"Baiklah kalau begitu, hari ini, akan dibagi kelas. Jadi, kalian akan masuk kelas masing - masing. Mengerti?." Jelas Kak Nimas didepan aula.

"Iya, Kak."

Setelah pembagian kelas, aku mendapatkan kelas 10-4. Aku memasuki kelas itu dengan perlahan. Tak ada yang aku kenal sama sekali. Aku duduk dibagian deret paling depan.

"Boleh aku duduk disini?." Ucap seorang perempuan berkacamata didepanku.

"Silahkan." Jawabku mempersilahkannya duduk dan menampilkan senyum manis diwajahku.

"Namaku Lintang Permata. Panggil saja, Lintang. Namamu siapa?." Tanyanya dan menjulurkan tangan kanannya padaku.

"Clara Cantika Putri. Panggil saja, Clara." Jawabku tersenyum dan menjabat tangannya.

"Senang berkenalan denganmu."

"Aku juga."

Aku dan Lintang mulai merasa lebih dekat. Kita membicarakan masalah pribadi satu sama lain. Aku merasa, jika Lintang adalah teman yang baik untukku.

"Hai adik - adik." Ucap seorang tiba - tiba dari depan kelas.

"Hai, Kak."

"Perkenalkan, nama saya Nila. Saya yang akan mendampingi kelas kalian, selama masa orientasi berlangsung. Senang berkenalan dengan kalian." Ucap Kak Nila dengan senyum bahagianya.

"Kalian bisa memakan bekal sekarang. Sudah waktunya istirahat." Lanjutnya.

Kita mulai mengambil bekal sendiri - sendiri. Semua membawa bekal yang berbeda - beda, walaupun memang ada juga yang sama.

"Kau ingin berbagi denganku?." Ucap Lintang tiba - tiba.

"Dengan senang hati." Jawabku tersenyum.

Aku pun berbagi makanan bekalku dengan Lintang. Tiba - tiba, kelas yang awalnya gaduh menjadi sunyi senyap.

"Selamat siang adik - adik semua." Ucap seorang laki - laki didepan kelas dengan wajah garangnya.

"Selamat siang, Kak." 

"Nama saya Resa Aditya. Saya menjabat sebagai Ketua MPK. Dan saya juga menjabat sebagai Dewan Keamanan Sekolah." Ucap Kak Resa dengan wajah yang amat sangat serius.

"Nama Saya Jovian Putra Wijaya. Saya menjabat sebagai Wakil Ketua MPK. Dan saya juga menjabat sebagai Dewan Keamanan Sekolah."

Aku melihat kearah Kak Jovian yang sedang memperkenalkan diri didepan kelas. Dia berpawakan tinggi dan juga kulit yang putih. Dia tersenyum manis disana. Entah mengapa. pandanganku tak bisa kulepas darinya. Sampai akhirnya, ia menyadari, jika aku terus memandangnya lekat - lekat. Ia menatap ke arahku, dan tersenyum manis padaku.

Aku tercekat melihatnya. Senyum itu, benar - benar membuatku lupa daratan. Tuhan, bantulah aku, apa yang aku rasakan saat ini. Ini benar - benar gila. Jantungku tak henti - hentinya berdetak. Kumohon berhentilah berdetak dengan cepat seperti ini.

"Baiklah. Disini, kita akan mengecek atribut kalian. Saya harap, tidak ada yang melanggar." Ucap Kak Resa membuyarkan lamunanku.

Semua siswa diminta untuk berdiri. Kak Resa dan Kak Jovian mengelilingi kelas untuk mengecek atribut lengkap atau tidak. Sampai akhirnya, giliranku untuk pengecekan.

Kak Jovian datang menghampiriku dengan tatapan mencekam. Dia mulai menatap wajahku dengan tatapan mematikan yang mulai memudar. Terukir senyum simpul disana. Jantungku mulai berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"Tuhan. Ada apa denganku?. Setiap aku melihatnya tersenyum, aku selalu merasa dadaku sesak. Apa aku memiliki penyakit jantung?." Batinku.

Dia kembali menatapku dengan wajah mematikan. Ia menatapku mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Yang bisa aku lakukan saat ini hanyalah menahan nafas dengan menahan rona merah diwajahku. Aku sempat melirik pada Lintang, ia menatapku dengan mengerutkan keningnya. Seolah ia mengatakan "Ada apa denganmu?.".

Aku kembali menatap Kak Jovian yang sedari tadi menatapku. Lalu, tatapan mematikan itu memudar kembali. Seolah ia mengatakan "Tak ada atribut yang kau langgar hari ini.". Sedikit senyuman ia ukir diwajahnya, sebelum ia meninggalkanku yang mematung dikursiku

-~-~-

Bersambung..

Jangan lupa Vote dan Commentnya ya.

Follow Ig : annindyass

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stupid LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang