Menjelang terbenamnya sang surya sinarnya tak seindah tatkala menyambut pagi, kicauan burung gereja seakan tak ingin lenyap masih dengan riang bernyanyi disudut sudut atap gedung bersama riuh suara lantunan qur'an para santri yang membaur menjadi satu irama. Angin yang mengalun lembut seakan membelai dedaunan dalam tariannya. Di teras gedung lantai dua terlihat seorang gadis berdiri,kerudung putihnya yang besar berkibar tertiup angin, sebuah mushaf alqur'an terbuka ditangannya, matanya terpejam, bibirnya melantunkan satu persatu ayat alqur'an yang di ingatnya. sejenak ia terhenti, ia mengingat akan satu hal, sesuatu yang mengantarkannya kepada kerinduan.
(Dipotong)
Segala kesedihan menjadi suatu hal yang indah baginya,dan hatinya merasakan cinta yang tak ia rasakan sebelumnya.
Ia belajar menutup aurat hingga benar benar sempurna, ia belajar sunnah hingga ia akan terus belajar hingga mampu istiqamah melaksanakannya. Semangatnya menggebu gebu untuk belajar, seakan hausnya seorang musafir dipadang pasir yang tandus.
(Dipotong)
Pandangan matanya ia lempar jauh seakan berlabuh dalam dimensi masa yang berbeda, terkenang akan kejahilannya yang akhirnya mengantarkan kepada sebuah rasa syukur dan cinta yang membawanya dalam kedamaian jiwa. begitu besar ia rasa kasih sayang sang Maha Cinta kepadanya, kasih sayang yang menyelamatkannya dari licinnya jalanan yang mungkin saja menggelincirkannya dalam jurang yang dalam, dunia yang buas yang tak mengenal mangsanya.
Dengan sepenuh hati ia mencari cinta sang Maha Cinta yang cintanya tak akan pernah punah dan Ia adalah sang pemilik cinta abadi. Ia tinggalkan segala hal yang membuatnya lena dan hijrah menuju Allah sang Illahi Rabbi. Karena sebuah keyakinan barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik lagi. Dengan sekeras hati ia untuk senantiasa setia walaupun terkadang masalalu menggoda jiwa untuk kembali.
Hidup tak akan pernah berjaya, nafsu mengibarkan bendera saat iman hilang dari jiwa. sedangkan cinta Allah dikenal melalui sesuatu yang paling berharga yang menjadi penawar duka dan obat segala sakit, yaitu iman. Yang tak dapat dibeli dengan apapun. begitu indahnya iman yang ia rasakan teduh dalam jiwanya.
(diPotong)
Ada sosok seorang yang luar biasa, yang pernah lelah untuknya, yang tak pernah mengeluh walau sakit ,sosok yang begitu tenang. terlihat garis wajah yang begitu jelas karena usia, wajah yang berwibawa, untuknya ia adalah syurga. syurganya yang selama ini selalu berjuang dalam kesendiriannya tanpa sosok seorang suami. ia adalah bundanya, ibu zainab.
Tring...tring..tring..handpon berdering dengan segera fatima terbangun dari lamunan "assalamu'alaikum"terdengar suara lembut di seberang sana
"wa'alaikumsalam"fatima menjawab dengan nada ceria dan ramah
"fatima gimana kabarnya nak ?"
"fatima alhamdulillah selalu baik bu,ibu jangan khawatirkan fatima,ibu baik ?"kata kata itu begaikan embun penyejuk rindu untuk wanita setengah baya itu
"iya nak ibu juga baik baik saja, gimana kuliah dan hafalannya nak ?"
(Dipotong)
insyaAllah... suatu saat dilanjutkan lagi ceritanya :)
U���E>
YOU ARE READING
Catatan hikmah Dania
Spiritualsebuah cerita hikmah yang terinspirasi dari pengalaman penulis dan orang lain. semoga bermanfaat.