Prolog

18.6K 1.4K 268
                                    

Kata cinta itu simple. Namun sulit diartikan. Karena disepanjang kata dalam mengartikannya akan ada bahagia, luka dan air mata.

Suara tepukan tangan yang begitu meriah mengakhiri cahaya lilin di atas sebuah kue tart besar. Sorak sorai ramai dari para remaja tanggung begitu menggema di pesta sweet seventeen seorang gadis cantik yang sering dipanggil Mira. Gadis itu memakai pakaian layaknya remaja kekinian yang begitu fashionable. Para cowok-cowok ganteng khas anak kelas 11 sibuk menggoda gadis yang tengah berulang tahun itu. Apalagi gosip hangat sedang muncul kepermukaan kalau salah satu pentolan cowok-cowok ganteng itu sedang melakukan aksi pendekatan terhadap gadis yang dipanggil Mira.

"Terima kasih ya, guys. Udah dateng ke acara ulang tahun gue. Pokoknya enggak ada kalian, enggak rame!!!" Ucapnya sambil melakukan aksi cheers minuman kepada semua undangan yang hadir.

Jelas saja salam itu langsung disambut meriah oleh yang lain. Tapi tidak dengan Anis. Gadis yang usianya hanya berbeda 9 bulan dengan yang berulang tahun langsung mencibir kesal. Posisinya di sini adalah saudara tiri dari Mira. Mereka memiliki satu ayah yang sama, namun dengan ibu yang berbeda.

Kehidupan keluarga Anis dan Mira bukan seperti sinetron Indonesia. Yang dimana ada permusuhan antara saudara tiri. Mira terbilang baik dengan Anis. Mereka satu sekolah dan semua teman mereka tahu kalau Mira dan Anis itu bersaudara.

Tetapi seperti kata pepatah lama mengatakan, rambut boleh saja sama hitam namun hati orang siapa yang tahu. Diam-diam Anis suka memandang iri terhadap Mira. Mira itu baik. Mira itu cantik dan pintar. Apalagi Mira disukai banyak cowok-cowok di sekolah mereka.

Sedangkan Anis?

Dia selalu diselimuti bayang-bayang Mira. Sampai semua orang merasa Anis tidak memiliki kelebihan apapun dibanding Mira. Dia hanya gadis biasa yang sayangnya punya pacar yang tidak biasa. Itu sih kata Anis. Sampai saat ini belum ada bukti nyata Anis memiliki kekasih seperti gosip yang menyebar di sekolah.

Kalau kata anak sekarang NO PIC = HOAX. Anis sih tidak peduli. Yang penting hatinya senang walau kenyataannya dia memang masih sendiri. Berteman dengan sepi yang sering kali digalaukan remaja sekarang.

"Nis, turun yuk," ajak seorang cowok yang Anis kenal adalah salah satu fans Mira.

Cih, bibir Anis mencibir. Sok-sok ingin mengajak dia turun. Turun ke mana? Paling hanya settingan belaka. Yah namanya juga cowok, kalau belum dapat apa yang dia mau usaha terus.

"Enggak, lo aja. Kaki gue lecet pakai heels," seru Anis.

Cowok yang bernama Basuki atau sering dipanggil Bas itu terkekeh geli. Dasar Anis, kalau tomboy ya tomboy aja, tidak perlu bergaya menjadi orang lain kalau untuk menarik perhatian orang lain. Begitu pikiran Bas.

Setelah Bas pergi, Anis kembali terdiam sendiri. Menatap Mira dari kejauhan yang sedang tertawa senang sambil melambai ke arahnya. Di samping Mira ada Nejad yang memeluknya begitu posesif. Anis yakin Mira sudah menerima cowok basket itu menjadi kekasihnya.

Yah tahulah kenapa?

Cewek terkenal di sekolah belum beken kalau tidak jadian dengan anak basket yang ketiaknya sering keringetan. Iyuuhh... Anis mana suka sama cowok begitu.

Dia lebih suka dengan Aldo. Cowok yang bikin satu sekolah penasaran karena katanya sih gantengnya nomor dua di rumahnya. Ya jelas nomor dua, kan nomor satunya pasti bapaknya Aldo. Kadang pikiran anak zaman sekarang suka sekali dibuat ribet dengan hal sepele.

Tanpa menunggu acara usai, Anis pergi lebih dulu dari area kebun rumahnya yang sudah disulap begitu indah. Dia sudah tidak mood berlama-lama berada di dalam acara gemerlip lampu dan suara dentuman musik keras itu.

Anis lebih suka menyendiri di kamar. Tersenyum-senyum malu mengkhayalkan sosok yang hanya bisa dia miliki seorang. Sosok seorang cowok bernama Aldo dengan ciri-ciri fisik, kulit putih agak kemerahan. Memiliki bibir tipis dan selalu menampilkan senyuman yang indah, dagunya berbelah dengan potongan model rambut hitam berdiri. Tubuhnya atletis kira-kira 187cm, dan wangi tubuhnya sangat menggoda. Sikapnya baik, ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja. Tidak seperti cowok-cowok kebanyakan.

Dan Anis bangga memiliki Aldo sebagai Pacar khayalannya.

Saking berharap sosok Aldo ada di dunia ini, Anis sampai melakukan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Yaitu Anis memiliki 2 ponsel untuk melancarkan imaginasinya itu. Dia benar-benar membuat Aldo nyata.

Salah satu nomor ponselnya ditulis dengan nama Aldo. Dia juga membuat aplikasi sosial khusus dengan nama Aldo. Walau di aplikasi sosial itu wajah Aldo tidak pernah terlihat. Namun dari bentuk badan yang sering Anis posting di sana membuat teman-teman sekolahnya yang kepo langsung memuja sosok Aldo.

Sosok cowok yang bahkan tidak nyata dan tidak ada di dunia ini. Haruskah Anis tertawa melihat teman-temannya itu? Atau dia harus menangis. Karena semua yang dia ucapkan, semua yang dia tampilkan, semua yang dia idam-idamkan nyatanya tidak ada.

Entahlah. Biarkan waktu yang menjawab semuanya.

***

continue..

Imagine LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang