Langsung ke story nya aja yah. Gaada prolog prolog. Aku yakin kebanyakan dari kalian akan langsung membaca part 1 😂 contohnya aku. Jadi langsung saja. Hope you'll like it.
---------------------------------------------------------
Princessa POVHari ini adalah hari yang paling bahagia untuk sepasang pengantin. Mungkin tidak denganku. Mengapa? Karna pernikahan ini murni karna perjodohan. Sebenarnya aku tak masalah toh suamiku Tampan, Kaya, Berbadan atletis. Pria idaman sekali. Bibirnya yang sexy, bulu mata yang panjang dan lentik, hidung yang mancung, rahang yang indah, badang bersixpack, mungkin ehm burung yang besar hehe. Tapi sayangnya, dia sangat membenciku. Ya walau tubuhku bisa dibilang ideal, dadaku yang lumayan besar, pantat yang juga lumayan besar. Namun entah dia sepertinya tidak tertarik denganku.
Dia sangat dingin. Sangat sangat sangat dingin. Hanya kepadaku saja. Dia membenciku. Dia tidak ingin aku menjadi istrinya. Namun, dia tidak bisa berbuat apa apa. Dan sekarang aku jadi pelampiasan kekesalannya. Miris nya hidupku. Aku sangat takut padanya. Aku bahkan tidak berani membantah. Aku tidak yakin aku bisa bertahan dengannya. Dia bahkan tidak menganggapku ada. Dia hanya berpurapura baik dihadapan orang tuaku untuk menyakinkan mereka bahwa dia tidak melukaiku sedikitpun. Of course karna diancam orang tuanya.
" Rey, em kau ingin makan apa? Akan ku masakkan. Atau kau mandi dulu saja. Aku tahu kau sangat lelah alangkah indahnya jika kau makan setelah mandi. Biar segar. Kau tahu, aku s--" cerocosku tanpa sadar terpotong oleh Rey yang menatapku kesal. Apa aku berbuat salah?
" Diam. " ketusnya
Aku langsung terdiam. Dia berdecih dan melenggang pergi keatas. Aku hanya menatap punggung nya dengan sedih. Aku harus kuat, batinku sambil mengelus dada. Aku segera kedapur untuk memasak. Hari ini aku memasak nasi goreng campur cumi cumi. Disela memasakku, hp ku mendering. Aku memgambil hp ku. Ternyata itu dari Raisa. Sahabatku.Hallo ada apa sa?
Hallo cessa. Bagaimana malam pertamamu? Asik? Haha sepertinya aku menganggumu ups
Kau ada ada saja. Oh ya bagaimana dengamu dan Kevin?
Hehe. Huh aku tidak kenal dengan orang yang bernama Kevin. Apa kau mengenalnya?
Ayolah bisa tidak kau tidak sehari saja bertengkar dengannya? Kalian adalah pasangan teraneh yang pernah aku lihat.
Salahkan dia yang tidak mengantarkan ku ke pernikahanmu padahal aku sudah bulukan dirumah menunggunya.
Kan dia sudah bilang macet Sa. Jangan kaya anak kecil deh
Sebenernya sahabat kamu tuh aku atau Kevin sih? Perasaan kau selalu membelanya.
Emang dia benar kok. Kau saja yang seperti anak kecil.
Terserah!
Aku terkekeh, lalu aku mencium aroma ehm gosong? Aku terbelak kaget. Aku cepat cepat mematikan telpon tanpa mengucapkan selamat tinggal pda Raisa dan langsung berlari kedapur. Shit . Gosong. Nasi goreng gosong. Sial. Lalu aku menoleh saat mengetahui Rey menatapku dengan datar.
" Kalau kau tidak bisa memasak, jangan masak. Aku akan makan diluar saja. " Ucapnya ketus menggores hatiku.
" Rey, aku bisa masak yang baru. "
"Dan menyebabkan rumah ini kebakaran? Mending kau makan diluar saja. Nih uangnya " Ucapnya datar sambil menaruh uang seharga 500 rb dimeja makan. Lalu beranjak pergi keluar.
Aku pun menangis setelah mendengar suara mobil keluar dari pagar rumah mereka." sakit. Hiks. " aku menangis sesenggukan. Sangat sakit. Akhirnya aku hanya makan roti selai. Karna aku sangat takut keluar rumah malam malam. Setelah itu aku berganti baju dengan kaos dingin dan celana tidur pnjang. Aku pun tidur dengan lelap dengan sisa air mata sehabis menangis tadi.
•
•
•
Malam pun berganti menjadi pagi. Aku mengerjap bangun karna sinar matahari. Aku melihat sekelilingku. Dimana Rey? Apa dia belum pulang semalam? Kemana dia pergi? Untuk itu aku kebawah. Namun saat satu pijak aku menuruni tangga, aku melihat pintu sebelah kamarku dan Rey terbuka. Aku segera kekamar itu. Dan kulihat Rey masih tertidur dengan selimut yang menutupi semuanya. Aku pun tersenyum miris. Miris karna bahkan Rey tidak ingin tidur seranjang denganku. Aku kembali kedapur. Dan mengoleskan roti dengan selai coklat.Terdengar suara tangga menandai seseorang turun -dan naik juga- kebawah. Aku tersenyum melihat matanya yang sipit yang baru saja bangun dari tidur , rambut yang mencuat keatas berantakan, dan tangannya mengucek mata kanannya. Lucu.
Dia melihatku tersenyum, bukannya dibalas, dia malah menatapku datar dan duduk disofa sambil menyalakan tv. Senyumku pudar. Tak lama pun aku tak sengaja menggoreskan jari ku dengan pisau karna aku fokus tersenyum padanya.
" Aww" jeritku kecil. Darah merembes(? Dowhat?) keluar. Sedetik Rey menoleh padaku, lalu dia menaikan kedua bahunya dan menoleh kembali ke tv. Tersirat sakit karna dia tidak peduli. Aku segera ambil kotak p3k dilaci dan mengobati lukaku sebelum infeksi. Terasa pedih dan aku meringgis kecil. Setelah itu aku memberikan dia piring yang terdapat 2 roti berselai coklat dan segelas susu hangat. Dia tidak berterima kasih. Dia hanya mengambil alih piring dan gelasnya sambil kembali menonton acara tv nya. Lagi lagi aku tersenyum miris." K-kenapa kau tidak tidur diranjang.. b-ersamaku? " tanyaku gugup.
Dia menoleh lalu berkata " Tidak sudi."
Jleb
Sakit. Yap sakit. Dua kata yang berasa seperti ribuan panah yang sangat tajam. Aku pun terdiam. Aku memakan roti dimeja makan dengan sangat tidak nafsu.
Kudengar suara hp miliknya.
Hn.
...
Ya.
...
Aku akan kesana 2 jam lagi.
...
Ya sayang.
...
Hn. Daah sayang///////////////////
Tbc bithess 😂 gimana? Lumayan kan? Hehe semoga.Vomment yha 😚