Two

116 1 1
                                    

Back bitches. Miss me? I mean duhh. Oh well HAPPY READING.
---------------------------------------------------------
Princessa POV

Sayang? Pacarnya kah? Dia.. punya pacar?

" Ya, tadi itu pacarku. Dan kau tahu kau tidak berhak mencampuri urusanku. Dengar. Jika orang tuaku atau orang tuamu tau akan hal ini, akan kubuatkan kau neraka yang sesungguhnya. " Ancam Rey dengan tegas. Aku merinding. Takut.

Aku setengah berlari kekamar. Entah kenapa. Mungkin karna sakit hati?

Ting nong !

Aku terlonjak kaget karna suaranya menggegar sampe ke lantai dua. Ku dengar suara Bunda , ibu nya Rey, dan suara anak kecil yang sudah kutebak Vito , anak dari kakak Rey yang bernama Christopher atau sering dipanggil Christ.
Ku dengar suara langkah seseorang. Mungkin Rey.
" Turun. " ucapnya dingin.
Sudah kuduga.

Akupun turun. Langsung disapa oleh Bunda

" Haii sayang. Wahwah maaf menggangu acara kalian pagi pagi hehe. Kau sudah sarapan? " ucap Bunda lembut padaku. Aku tersenyum.
" sudah Bunda. Bunda mau makan?" Tanyaku ramah.
"Ah tidak usah. Oh ya, nanti malam, kerumah Bunda yah kita kumpul hehe. Ada Troy,-kakak Rey- sama keluarganya. Mereka baru pulang dari Eropa. " Jelas Bunda.
"Emm gimana Rey saja bunda. " ucap ku sambil menunduk sedikit.
" Rey? " Rey menoleh. Dia hanya bergumam " hn. ". Bunda tersenyum bahagia. Mereka pun berbincang ria.

Hp Rey berdering tanda seseorang menelpon. Saat dia lihat namanya. Dia tersenyum. Lalu ijin keluar yang sudah pasta tidak didengar Bundanya karna dia terlalu sibuk membicarakan tentang fashion padaku. Aku tahu pasti itu kekasihnya. Lagi lagi aku menghela nafas. Bunda ijin kedapur untuk menunjukan bahan yang entah mungkin sedang dia jelaskan saat berbincang. Namun aku tidak mendengarnya. Bunda pun kembali duduk dan berbincang tentang bagaimana Rey saat kecil. Aku sesekali tertawa kecil.
" Iya haha. Bahkan dia rela dipakaikan popok bayi karna Bunda yang mengancam" yang disambut dengan gelak tawanya. Aku pun mau tak mau tertawa.
" Bunda apaan sih. Kaya yang gaada bahan obrolan lain buat dibicarakan saja." Seru Rey kesal. Bunda yang mendengar itu pun tertawa lebih kencang. Aku berubah jadi tersenyum dan tertawa kecil. Dia menatapku sinis. Aku otomatis diam. Entah mata tajamnya selalu dapat membuatku diam.
Bunda yang tau bahwa dia sendiri yang tertawa pun diam. " Ih apaan sih Rey gausah ancem ancem Cessa juga kali. Kan jadinya gaasik. " Kata Bunda mengerucutkan bibirnya.




" Reyyyy!!" Teriaku sedikit keras. Entah kenapa aku ingin berteriak.
" apa sih? " Ucapnya dingin.
" umm hehe aku hanya ingin mengingatkan mu bahwa satu jam lagi kita harus kerumah Bunda. "

" hn. "
" kau sudah siap? Kalau begitu kita pergi dari awal saja b--"
" Aku akan jalan dengan Keisha. Kau hanya harus menunggu didekat belokan rumah Bunda, nanti kita meet bareng. INGAT! Jangan sampai kau duluan kerumah Bunda. Dan juga, kau HARUS bersikap seolah kita bahagia bersama. Karna nanti akan ada Kakek. Mengerti? " Ucapnya tegas.
" Iya " ucapku pelan sambil menunduk. Dia bergegas pergi.

Lagi lagi aku sendirian. Tahu begini, apa bedanya menjomblo sama memiliki?

Aku bosan. Setelah 15 menit kepergian Rey, aku hanya tidur tiduran disofa. Gadget sialan ku habis baterai. Padahal aku sudah cas 2 jam yang lalu.

Ting nong!
Aku terlonjak kaget. Segera aku berlari keluar mungkin itu Rey. Tapi kok dia cepet ya.

Saat kubuka....

Tbc bitches 😂. Maaf lama post. Hehe. Dan sangat singkat sekali part ini. Kepo? Tunggu part selanjutnya yah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Too LateWhere stories live. Discover now