CHAPTER 1

188 12 7
                                    


Kelelahan karena melakukan meeting bersama klien adalah pekerjaan yang sudah terbilang biasa untuk lelaki berusia 23 tahun ini. Dia sudah berkarya di dunia bisnis sejak usianya masih muda. Ayahnya -Kim Jouk- meninggal saat usianya 9 tahun. Dengan terpaksa dunia yang seharusnya menjadi dunia indahnya, menjadi dunia begitu kelam.

"Tuan Muda, Nyonya Besar sudah datang dari Jerman. Sekarang beliau sedang di jemput Kepala Ji di bandara." Suara wanita paruh baya terdengar di ruang kerjanya. Kepala wanita paruh baya itu menyembul di pintu golden ruang kerjanya, dengan senyum khas wanita paruh baya, Mo Hyujae -Kepala Pelayan-.

Kim Jongin, lelaki itu menjawab dengan dehemannya. Hyujae telah keluar setelah Jongin melihatnya dengan tatapan kelelahan.

"Sial, kalau Eomma-nim sudah tiba di Mansion hari ini, pasti dia akan memaksa ku untuk menikah." Kemeja putih Jongin berganti dengan kaus hitam.

Tak lama kamar tidurnya terbuka, dan terlihatlah wajah Hyujae -lagi disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama kamar tidurnya terbuka, dan terlihatlah wajah Hyujae -lagi disana. "Tuan Muda, Nyonya Besar sudah tiba."

Kaki jenjangnya pun melangkah meninggalkan kamarnya yang terhubung dengan ruang kerjanya. Ia melihat ke sekeliling lorong kamarnya, menuju lift Mansion.

Nyonya Besar, yang dimaksud Hyujae adalah ibu tiri Jongin, Kim Haesook.

"Oh, nan adeul neomu kiyeowo-yo, eomma jeongmal bogoshipo-yeo." Ibu Tiri Jongin tersenyum manis, sedangkan Jongin bersikap biasa-biasa saja. Seakan-akan wanita tua itu tidak ia anggap sebagai ibunya.

Ibu Tiri Jongin mengernyitkan alisnya. "Kenapa anakku? Apa kau tidak senang eomma mu sudah kembali ke Korea? Bersama denganmu lagi." 

Lagi-lagi senyum palsu sang iblis, rutuk Jongin kesal. Akhirnya Jongin mengulas senyum manisnya. "Hehehe, maaf eomma-nim aku hanya terkejut, kenapa pulang tiba-tiba seperti ini." Jongin mendekati Ibu Tirinya itu. "Kalau eomma-nim menelponku sudah aku siapkan beberapa hadiah untuk menyambut kedatanagnmu." 

"Oh, tidak masalah, Jongie. Hari ini aku harus istirahat dan minggu depan aku akan mengenalkan dirimu pada keluarga Cho." Ibu Tiri Jongin melenggang meninggalkan dirinya sendiri di ruang tengah lorong Jongin. 

"Lakukan semau mu wanita jalang. Aku akan pergi dari Seoul kalau kau masih bersihkukuh menjodohkan ku dengan Gadis bernama  Cho Soon itu." Gumam Jongin, setelah Ibu Tirinya naik lift.

Hidden DesiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang