1. One-Meet

223 15 1
                                    

.

.

.

>'<

Pemuda itu bangun dari tidurnya. Pemuda itu, Luza. Salah satu Demon tingkat atas meski umurnya masih tergolong muda untuk kaumnya. Umurnya masih 235 tahun dan ia sudah mendapatkan pengakuan salah satu Demon terkuat.

Luza menekuk satu kakinya dan menaruh tangannya diatas kakinya yang tertekuk. Ia memandang lurus kedepan. Ia tinggal disebuah dunia bernama Whitecloud. Dunia yang dibagi menjadi beberapa bagian.

Bagian satu adalah tempat kaum suci dan pendoa yang terhubung oleh Sang Kuasa. Bagian Kedua adalah tempat kaum Angel dan kaum Demon. Bagian ketiga adalah tempat makhluk Golongan murni / Para bangsawan. Bagian keempat adalah tempat makhluk golongan biasa. Sementara bagian kelima atau bagian terakhir adalah tempat mereka yang terbuang.

Luza merasakan hawa panas dibelakang punggungnya. Tanpa perlu melihat ia sudah hafal betul. Itu adalah temannyan Amae. Seorang PureDragon murni yang berhasil mendekati Luza yang sangat dingin dan menjadi sahabatnya.

"Cukup Am punggungku sudah sangat panas." Amae menghentikan akhinya menghembuskan napas kepungggung Luza dan terkekeh kecil.

"Luz kau tidak lupakan hari apa hari ini?" Tanya Amae. Luza menoleh kearahnya dan berpikir sejenak.

"Ini hari Wedns kan?" Jawab Luza datar. Ia kembali menatap kedepan. Hamparan bunga matahari berwarna kuning yang begitu indah. Luza sangat menyukainya. Hampir setiap hari ia datang ketempat itu jika tidak ada kegiatan.

"Oh God. Sudahku duga kau pasti lupa. Ini hari berdoa. Kita akan naik ke bagian pertama untuk berdoa kepada Sang Kuasa. Well, meski hanya dikirim beberapa orang saja dari masing-masing ras dari bagian dua dan tiga." Amae menganggkat bahunya.

'oh God. Aku lupa' Luza membatin. Ia berdiri dan berbalik menghadap Amae yang masih berjongkok dihadapannya. Amae mendongak memandang kearahnya dengan wajah sebal. Dia sudah menduga bahwa Luza pasti akan melupakan hal ini. Yang dia ingat hanyalah bunga matahari.

"Aku lupa. Kapan acaranya akan dimulai?" tanya Luza.

"Sebentar lagi. Mangkanya aku mengingatkanmu. Ayo kita ganti baju lalu bergi ke bagian pertama." Jawab Amae.

Luza mengangguk dan berjalan mendahului Amae kembali kekediamannya diikutin Amae. Saat ia kembali bisa ia lihat beberapa saudara dan saudarinya sudah bersiap untuk pergi. Luza langsung mengganti bajunya dan bersiap untuk pergi.

>'<

Mereka tiba dibagin pertama. Bagian pertama terlihat ramai namun tertib. Beberapa Angel tengah terbang berlalu-lalang dengan sayap putih mereka yang indah saat Luza dan Amae berjalan. Berbeda dengan Demon. Angel memiliki tugas untuk menjaga bagian pertama karena para kaum suci dan kaum pendoa tidak pernah diperbolehkan untuk mendekati 'pertarungan'.

Mereka mampir untuk membeli sebuket bunga untuk dibawa berdoa. Saat mereka tengah memilih-milih mana yang akan mereka bawa, seseorang pemuda menghampiri mereka. Orang itu berambut putih panjang hingga lehernya. Tubuhnya tidak terlalu tinggi. Matanya berwarna hijau tua, kulitnya kuning langsat, hidungnya mungil, dan bibirnya pink kecil.

"Hallo, apakah kalian akan berdoa juga hari ini?" Tanya pemuda itu. Suaranya begitu lembut bagaikan kain sutra yang terjaga. Membuat Luza dan Amae menoleh kearahnya. Mereka memasang wajah sedikit terkejut namun langsung kembali seperti semula.

"Ya, kami akan berdoa hari ini. Kau siapa?" tanya Amae memperhatikan pemuda itu.

"Aku Yien. Salah satu Angel yang bertugas menjaga bagian pertama." Jawab pemuda itu atau Yien. Mereka mengangguk tanda mengerti.

"Ada yang bisa aku bantu? Hari ini aku dan beberapa saudaraku bertugas membantu mereka yang mau berdoa." Tanya Yien.

"Ah tidak perlu. Kami hanya sedang memilih bunga saja. Sebentar lagi kami akan selesai." Jawab Amae disertai anggukan dari Yien. Sementara Luza mulai memilih kembali bunga apa yang akan mereka bawa dibantu oleh Yien.

"Yien." Panggil seseorang dengan suara semerdu harpa. Mereka bertiga menoleh dan mencari sumber suara. Namun, mereka tidak menemukan siapa-siapa yang memanggil Yien. Tiba-tiba seorang pemuda turun dari atas atap secara perlahan. Pemuda itu berambut perak. Tubuhnya lebih tinggi, matanya berwarna secarah matahari, hidungnya mancung, dan bibirnya pink pudar.

"Ah Gab! Kau mengejutkanku. Ada apa?" tanya Yien. Gabriel hanya terdiam memperhatikan mereka. Ia berjalan mendekati Luza yang sama terdiam memperhatikannya.

"Mate." Mereka terkejut kecuali Gabriel dan Luza yang terdiam. Gabriel mengelus pipi Luza pelan dan tersenyum. Luza menutup matanya dan mendengkur halus merasakan elusan pelan Gabriel dipipinya.

"Siapa namamu mate? Aku Gabriel sang penyair." tanya Gabriel.

"Luza.Namaku Luza, Gabriel. Matamu indah seindah bunga matahari." Jawab Luza. 

-----------------------------------------------------

9/1/17

>Truen<   

End of WhiteCloud: Angel and Demon[Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang