nightfall

461 24 3
                                    

#3.kesempatan

"Hyuga hinata?..itu kau?" tanya naruto lemah.
"Rasanya sakit sekali.." ujar naruto lagi.
Hinata menahan tubuhnya yg hampir jatuh karena lemas,"kau..bagaimana bisa.."bisik hinata.
.
.
.
.
.
"Tidak ada yang kau ingat hari itu?" tanya hinata yg dijawab dengan gelengan dari naruto "aku ingat apa yg terjadi hari-hari sebelumnya tapi ingatanku hari itu menghilang"ujar naruto.naruto duduk di sudut kamar hinata.
"Hinata.."
"Ya?"
"Apa aku benar-benar sudah mati?apa aku mati?seperti itu mata mu melihatku?"tanya naruto khawatir hinata mengangguk mengiyakan "sepertinya begitu"mendengar jawaban hinata naruto tersenyum pahit "begitu ya..haha aku tidak tau akan mati semuda ini"gurau naruto dengan tawa yg dipaksakan
"Kau tidak sedih?"tanya hinata.
"Aku sedih,dan bingung..tapi menangisinya tidak akan mengubah apapun kan?lagipula meskipun aku mati..tidak akan ada yg kehilangan"
Mendengar jawaban naruto, hinata hanya terdiam tidak tau harus menanggapinya bagaimana.
"Dibandingkan itu..aku lebih penasaran kenapa aku masih disini?yg ku tahu orang mati akan tenang disuatu tempat "
"sepertinya kau punya urusan,naruto-kun" ujar hinata "ketika arwah terjebak di dunia itu karena dia punya urusan..Ada sesuatu yg harus kau selesaikan"sambungnya. Naruto mengerutkan alisnya "urusan?aku tidak tau apa yg harus di urus"
Hinata berpikir sejenak "mungkin hari itu..mungkin ada hubungannya dengan hari kematianmu"jelas hinata membuat naruto mengacak rambutnya frustasi "aku bahkan tidak mengingatnya..sialan..apa aku tidak bisa mati dengan tenang?!"tanya naruto untuk dirinya sendiri.
"Hinata..apa mungkin kau bisa,membantuku?" Tanya naruto
"Eh..?"
"Bantu aku mencari tau apa yg terjadi hari itu..dan mati dengan tenang"
.
.
.
.
Hinata kecil menggenggam tangan ayahnya erat "ayah..mereka bicara padaku" gumam hinata. Hiashi memeluk putrinya"bertahanlah..kita akan sampai rumah sebentar lagi"ujar hiashi. Hinata memeluk ayahnya erat "mereka banyak sekali..disini berisik sekali." bisik hinata mulai gelisah hiashi menatap hinata "dengarkan suara ayah saja hinata.."hiashi menutup mata hinata "jangan lihat mereka..anggap mereka tidak ada..hinata dengarkan ayah baik-baik. Jangan pernah berurusan dengan mereka,kalau perlu jangan mendekati mereka,jangan bicara pada mereka" ujar Hiashi.tangan kecil hinata melepaskan tangan ayahnya yg menutupi matanya "apa mereka orang jahat?" Tanya hinata
"Tidak sayang hanya saja akan lebih baik jika dirimu dan mereka tetap terpisah..jadi jika ada salah satu dari mereka mendekati mu... larilah..ya?" Hiashi menyentuh pipi hinata yg merah karena kedinginan"masa depanmu tidak baik jika kau melakukanya,aku tidak mau melihatmu menangis"gumam hiashi nyaris berbisik "aku mengerti"ujar hinata "apa ayah bisa menutup mataku lagi sambil berjalan pulang?"pinta hinata,hiashi menggendong hinata dan menutup mata putrinya.
.
.
.
.
'Ayah,sekarang apa kau bisa menutup mataku lagi?'
.
.
.
Naruto menelusuri setiap bagian dari kamar hinata "kenapa gadis itu malah pergi sih?apa aku menakutinya?"naruto melihat foto2 hinata yg terpajang di dinding naruto tersenyum melihat foto masa kecil hinata. "akkh"naruto merintih begitu merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya hingga membuat naruto terjatuh naruto meraba-raba tubuhnya, mencari sumber rasa sakit sebuah cahaya berkilau dibalik baju nya,naruto menaikan baju nya untuk melihat lebih jelas.sebuah tattoo angka 9 tepat di bagian dada dan tattoo itu bercahaya begitu naruto menyentuh tanda itu.sebuah cahaya keluar dari tanda itu, cahaya putih memenuhi ruangan itu seperti sulur-sulur yg bercahaya membuat naruto takjub sekaligus takut,rasa sakitnya menghilang begitu cahaya itu keluar dari dalam dirinya sebuah sosok muncul diantara cahaya itu "akhirnya gadis itu pergi," ujar sosok itu menunjukan sosoknya perlahan-lahan sehingga wujudnya semakin jelas.seorang pria berambut oranye dengan wajah penuh tindik yg lebih mirip paku2 yg di tancapkan,pria itu memakai jubah hitam pekat yg membuat rambut oranye-nya mencolok "akan sangat merepotkan jika gadis itu melihat ku" ujarnya lagi.naruto berdiri menjauh langkah demi langkah berusaha menjaga jarak dengan pria asing itu "naruto uzumaki,umur 17 saat menjadi korban kecelakaan,waktu 12 hari,waktu yg di sia-siakan 3 hari,sisa waktu 9 hari....dan.."
"Tunggu"potong naruto "kau siapa?"tanya naruto.
"Namaku pain,aku pembimbing mu. manusia menyebutku grim reaper..nama yg payah manusia memang seenaknya"jelas pain. naruto Mengerutkan kening nya tidak mengerti"apa maksudmu dengan 9 hari?"tanya naruto penasaran "itu sisa waktu yg kau miliki untuk menemukan tubuhmu dan hidup kembali"jelasnya pain melihat reaksi naruto yg kebingungan "bisa gunakan bahasa yg lebih kumengerti?"tanya naruto "masih tidak paham?apa semua manusia itu bodoh?atau cuma kau yg seperti itu?begini,kau terbaring koma saat ini yg perlu kau lakukan adalah menemukan tubuhmu dalam 9 hari sisa waktumu,jika kau berhasil...kau hidup..yeay"jelas pain setengah kesal.
"Apa yg terjadi jika aku gagal?"
"Maka aku sendiri yg mencabut nyawamu.."
"....."
"Jangan khawatir rasanya tidak menyakitkan.jika tidak ada yg ditanyakan aku pergi" tubuh pain mulai menjadi butiran cahaya.
"Tunggu..kau bilang kecelakaan kan?kau tau apa yg terjadi padaku?"
"Tentu saja,tapi itu hal yg harus kau cari tau sendiri"tubuh pain sudah lenyap separuh, menjadi butiran cahaya.
"Ingatan ku hari itu hilang!darimana aku harus mencari tau?!"teriak naruto.
"Itu bukan salahku..kaulah yg menghilangkanya..kau yg menginginkan itu"pain mulai menghilang "ingatanmu adalah kuncinya naruto..cari tahu apa yg membuat mu ingin ingatan itu hilang"dan pain lenyap.
.
.
.
Hinata membenamkam dirinya dalam bath tub, air hangat selalu membantunya berpikir bisakah hinata membantu naruto?mengingat naruto adalah salah satu dari kenangan sma-nya yang buruk dan bersikap seperti itu tidak pernah terjadi?tidak mungkin. Jika saja naruto datang padanya dalam keadaan hidup mungkin hinata sudah lari,menjerit,menelpon polisi atau apapun yg bisa menyingkirkan pria itu di hadapannya.tapi sekarang berbeda naruto ada di hadapanya dengan kondisi dimana hanya dia yg melihatnya. ingatan hinata kembali pada masa saat naruto meng klaim dirinya sebagai budak,pria itu selalu membuat hinata menjadi ekornya, membuatnya merasa terasing sendirian,tidak pernah membiarkan hinata berteman dengan orang lain agar dia bisa dengan gampang menyuruh dan mengejek nya ..karena dia juga hinata kehilangan ino satu-satunya orang yg mau berteman denganya disekolah itu.adakah kenangan baik dengan naruto yg bisa ia jadikan alasan untuk menolongnya 'dia ada dalam bagasi mobil kak neji' itu dia. satu-satunya alasan yg cukup masuk akal untuk membuat hinata mengulurkan tanganya berarti ada sedikit kemungkinan kematian naruto berkaitan dengan dirinya.
'Jika ada salah satu dari mereka yg mendekatimu..larilah..' kata-kata sang ayah membayanginya.
'Maaf ayah tapi sepertinya kali ini aku tak mungkin melarikan diri...dan aku tak bisa menutup mataku'.
.
.
.
Hinata membuka pintu kamarnya ragu.bersiap untuk apapun yg terjadi karena keputusanya "naruto-kun?"hinata terbelalak mendapati naruto berlutut dilantai seakan membeku.
"Apa yg terjadi?"tanya hinata . Pandangan naruto yg tidak tenang membuat hinata gelisah "ada apa uzumaki naruto?!"tanya hinata lebih mendesak.
"Hinata..."
"Sesuatu terjadi?"
"Aku tidak mati.."

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

nightFallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang