Anniversary

2.5K 302 19
                                    

sebenarnya apa itu cinta? Apakah kita memang harus memiliki seseorang ketika kita jatuh cinta dengannya? Apakah setiap manusia yang jatuh cinta harus menjadi bodoh seperti ini?

"happy Anniversary Sayang !! " kataku canggung dengan senyuman yang kaku di depan cermin besar yang memantulkan betapa memalukannya aku hari ini adalah tanggal dimana aku dan Akbar sudah 1 tahun menjalani hubungan, ya aku dan akbar sudah cukup lama berpacaran, setahun adalah waktu yang lama buatku, karena sejauh dan selama aku menjalani hubungan hanya dengan dia lah aku bisa bertahan selama ini, karena aku memang tipe cewek yang mudah bosan dengan suatu hubungan, namun dengan Akbar aneh nya aku sama sekali tidak merasakan apa itu kebosanan dia selalu bisa membuatku tertawa, kembali pada situasi ku yang sangat awkward menurutku untuk dilihat, aku akan membuat kejutan untuknya, jadi aku sedang berlatih didepan cermin, tapi semuanya terlihat kaku, karena ini pertama kali buatku merayakan anniversary, aku menghela nafas dan melirik kearah kotak gitar yang terletak diatas sofa yang berada tepat di belakangku, bibirku menarik senyum, aku sudah mempersiapkan gitar ini sejak sebulan lalu, bahkan aku menahan untuk tidak membeli apapun selama 3 bulan demi membeli gitar ini, aku duduk disamping kotak gitar yang sudah terbalut pita putih di sisi depannya, lalu aku merogo ponsel yang ada di sakuku, tidak lama setelah itu sebuah panggilan masuk dari Akbar.
"sayang kita ketemu hari ini ?" tanyanya disebrang telfon, membuatku tersenyum .
"engga deh hari ini, besok aja ya, kamu dirumah aja kan?" tentu aku bilang demi kian agar surprise ku berhasil, dan harus kupastikan dia tidak kemana mana hari ini, jika tidak gagal total semuanya
"oh yaudah sayang, iya aku ga kemana mana, yaudah aku mandi dulu ya, i love you " setelah mengatakan hal itu dia langsung menutup telfon, ini lah yang membuatku jatuh cinta padanya dia tidak pernah melupakan untuk bilang cinta kepadaku disetiap pertemuan atau telfon sekalipun

Aku dengan bahagia langsung melangkah menuju kamar, untuk bersiap siap.
"maaa, illy bagusan pake ini apa yg ini?" aku menghampiri mamaku untuk meminta pendapat pada dua baju dress yang berwarna biru dan soft pink, keduanya dress selutut yang menurut Akbar sangat manis ketika aku memakainya. Setelah memakan waktu sekitar 2 jam aku selesai dan bersiap untuk pergi kerumah Akbar, lalu ketika aku keluar dari kamar telihat bang Dino keluar dari kamarnya juga dan sudah berpakaian rapi,
"abang mau kemana?" tanyaku padanya
"mau kerumah Riska, kenapa ?" tanya padaku
"ya mau nebeng kerumah Akbar, ribet banget bawa bawa mobil, males nyetir" kataku padanya dia menghela nafas, karena tujuan kami beda arah
"yauda yaudah " katanya dengan nada terpaksa namun tidak sanggup menolak permintaan dari adik tersayangnya ini
"yeay, you are the best !" teriakku memeluknya, dan aku dengan cepat berlari menuju kulkas untuk mengambil Cake Tart yang juga sudah kubeli tadi pagi untuk merayakan Anniversary ini
"eeeee....no kiss kiss !" katanya lagi menahan bibirku yang memang akan langsung menyosor pipinya
"kemaren abang dikira selingku sama riska gara gara kamu ninggalin lipstick di pipi abang !" cibirnya sembari mengusap ngusap pipinya yang membuatku sontak tertawa
"ih posesif banget sih pacar abang " ucapku kesal sembari memanyunkan bibirku.
"uda ayok pergi"
Aku menggendong kotak gitar hadiahku kedalam mobil, bang dino melihatnya dan terbelalak
"wuihh enak banget si Akbar dikasih gitar" serunya ketika kotak itu masuk dengan sempurna di bangku belakang
"hehe hadiah Annive 1 tahun "
"haha, kamu kasih dia gitar, ada kue segala, tapi emang dia bakal ngasih balik dek?" tanya bang dino yang membuatu sedikit terdiam, apa aku yang terlalu heboh dengan anniversary ini. Karena Akbar pun mungkin lupa tanggal jadian kami, aku menunggu ucapan Anniversary darinya tapi sepertinya dia benar benar lupa, aku memandangi kotak kue yang berada di pangkuanku dan berfikir positif, Akbar memang pelupa jadi aku harusnya tidak heran akal hal itu,
"tenang, kalau pun dia ga kasih hari ini, adek yakin kok besoknya dia langsung kasih kado" jawabku yakin seyakin yakinnya.
"oh yaudah.. bagus deh "
Bang dino melaju mobilnya, dan tidak memakan waktu lama kami sudah berhenti didepan rumah Akbar, aku turun dan menurunkan kotak gitar itu lalu menyandarkannya disisi dinding gerbang rumah Akbar
"mau abang klackson?" bang dino menurunkan kaca mobilnya dan memajukan sedikit kepalanya.
"eeee.. gausah bang gausa namanya juga surprise"
"ya gimana caranya kamu masuk di kunci gitu?"
"ntar aku telfon aja pura pura ada titip paket didepan atau apa, gampangla, abang pergi aja ya, makasih by the way " ucapku sembari mencium pipi abang kesayanganku dengan cepat
"iss di bilang noo kiss kiss ! " katanya kesal sembari mengusap pipinya
"tenang aja ga jeplak kok, lipstick mahal" cibirku sambil tersenyum jahil
Bang dino pun melaju mobilnya dan berlalu, aku mengambil ponselku dan ingin mengirim pesan ke akbar, sembari itu aku memperhatikan sekitar, tidak terlihat mobil kakaknya akbar di samping mobilnya, berarti kak Thea lagi pergi? Setelah mengetik pesan an belum sempat aku mengirimnya
"loh prill kenapa ga masuk ?" tiba tiba kak thea muncul dari belakangku.
"hehe ini baru mau kirim pesan ke Akbar kak, kakak dari mana?" tampaknya kak thea di drop oleh suaminya didepan gang
"iya kakak abis dari asuransi mobil kakak nabrak tembok semalam, haha di drop suami tadi didepan gang,"
Kak thea melihat apa yang kubawa,
"waahmau kasih surprise yaaaa?" tanyanya yg tiba tiba bersemangat
"iya kak, hehe setahunan sama Akbar " kataku tersipu malu
"yaudah masuk diam diam aja, kakak kan bawa kunci juga, hehe"
"aaa you re the best kakak ipar ! " kataku senang dan langsung memeluk kak thea
"ya dong adik ipar" jawabnya yang semakin membuatku senang
Setelah membuka pagar dan masuk perlahan kak thea menyuruhku masuk kedalam rumahnya, tampak sepi, tampaknya Akbar sedang didalam kamarnya, aku berdiri tepat didepan pintunya dengan perlahan dan kuberdirikan juga kotak gitar nya lalu meletakkan kue yang sudah sempurna tangan kananku menahan kotak dan kue itu dan tangan kiriku membuka pintu kamarnya
Cklek !
Namun...

Mataku tertegun melihat pemandangan yang berhasil menghancurkan hatiku dengan sempurna, aku melihat Akbar sedang membelai rambut seorang wanita yang sedang tidur di pangkuannya, namun belaian itu spontan terhenti saat aku membuka pintu kamarnya mata coklatnya langsung terbuka lebar saat melihatku dan dia langung bangkit dari duduknya dan perempuan itu pun langsung duduk ketika melihatku
"prill.. aku..." bibirnya bergetar dan perlahan melangkah kearahku.
"berhenti ! jangan mendekat !" teriakku.
"prill tapi, tolong ma.."
"stop !!! jangan ngomong lagi, jangan bicara lagi.."
Aku membuang kue itu ke lantai tepat di depannya, lalu tidak lama kak thea datang
"Akbar !!! kamu ngapai sama perempuan di kamar ??? "
Sangkin sakitnya aku bahkan tidak bisa menangis, namun dadaku terasa ingin meledak, sangat sesak bahkan aku sedikit kesulitan mengatur nafasku
Aku melangkah menjauh dari kamarnya sembari membuka kotak gitar yang ada di tanganku, aku menuju halaman depan rumahnya ntah apa yang akan kulalukan tapi yang jelas aku tidak berfikir sehat lagi saat ini, kubuka gitar hitam yang harusnya menjadi kado untuknya, kutatap sebentar lalu tanpa fikir panjang kubantingkan gitar itu di perkarangan rumahnya, mendengar hal itu Akbar langsung keluar menghampiriku dan menahanku membanting lagi gitar yang sudah hancur itu
"jangan coba coba sentuh aku !" kataku padanya dengan nada tinggi
"nikmati perempuan itu sesukamu !"
"prilly, tenang dulu prill please maafin aku"
"makasih ya, Hadiah Anniversary 1 tahun terbaik !" ucapku sembari tersenyum pahit
Aku mendengar kak thea murka dari dalam rumah, namun aku sudah tidak terlalu perduli dan ingin cepat cepat pergi darinya aku jijik melihat mukanya
Dia mencoba menahanku ketika aku pergi
"please prill"
"anda sudah tidak ada Hak melarang saya pergi dari sini ataupun dari kehidupan Anda !!" kataku sembari melangkah pergi meningglkannya yang berdiri mematung menatapku, kutahan mati atian air mataku yang mulai ingin meronta keluar, aku menyetop taksi yang melintas dihadapanku, dan sungguh ini terlalu sakit, aku masih mati matian menahan air mataku,setelah sampai dirumah dan memberikan taksi beberapa lembar uang, kulangkahkan dengan cepat kakiku menuju kamar.
"loh uda pulang?" tanya mama
"uda ma" jawabku singkat lalu masuk kedalm kamarku

BLAM ! kututup pintu kamarku.
TES !
Air mataku mulai jatuh dengan derasnya, jantungku terasa sakit, berkali kali aku menepuk dadaku, berharap rasa sakit ini akan hilang, namun sakitnya sungguh membuatku tidak berdaya, air mataku terus saja mengalir tanpa jeda, otakku berkali kali berfikir mencari cari dimana kesalahanku, dimana celanya, dan dimana kebodohanku yang bahkan tidak kuketahui , namun berulang kalipun aku berfikir aku tidak bisa menemukan jawabannya, selama ini sangat baik, bahkan dia sangat terbuka padaku, dan kami hampir setiap hari bertemu, hanya hari ini saja? Satu hari ini kubilang tidak bisa bertemu dengannya dan itu menjadi kesempatan untuknya??? Aku bersumpah saat ini aku sudah tidak bisa bernafas, dadaku sakit, bahkan sangat sakit, seperti sedang terluka hebat, namun tidak berdarah, seperti mati, namun masih bergerak, aku melangkah menuju tempat tidur dan membaringkan tubuhku yang tersa lemas dan mati rasa, aku bahkan tidak bisa menggerakkan tangan ku saat ini, aku hanya terus menatap langit langit kamarku, berfikir dan terus berfikir, apa kesalahanku sampai dia berpaling?
Aku tidak bisa menghentikan air mataku, aku tidak bisa menghentikan rasa sakit yang kurasakan aku juga tidak bisa menghentikan jalan cerita hidup yang menyakitkan ini.
Nafasku sedikit tersendat sendat akibat tangisan hebat ini, haha aku malu dengan diriku yang setengah mati tidak berdaya saat ini, lalu ponselku berdering, telingaku dengan jelas mendengar suara ponselku yang terletak di saku dress yang ku pakai, tapi aku mengabaikannya, saat ini aku ingin mengabaikan segalanya, hingga waktu yang di tentukan hatiku, aku benci fase ini fase dimana hatiku terhianati lagi, sebenarnya walaupun aku tau akan sesakit ini kenapa aku masih saja percaya akan cinta? Kenapa aku dengan mudah memberikan hatiku 100% pada orang sepeti itu?

APAKAH DIA UNTUKKU? Where stories live. Discover now