First

49 5 1
                                    

Mila Pov

Aku berjalan menyelinap disela-sela kendaraan yang berhenti karena jalan dipadati kendaraan hingga membuat macet.Berulang kali aku tidak memperdulikan teriakan seseorang dari belakang yang berusaha mengejarku.Dia pun terlihat tidak pantang menyerah.

"Mila,berhenti."

Bukan berhenti,aku mengabaikan ucapan itu dan mempercepat langkahku melintasi trotoar.Hingga akhirnya cekalan dilenganku membuatku terhenti dan terdiam ditempat.

"Kenapa sih lo lari terus?"

Aku pun tak merespon pertanyaan itu.Sentuhan tangannya membuatku semakin takut dan bergetar.

"Maaf Mil,please dengerin aku dulu"ucap pria itu sembari melepaskan cekalannya dari lenganku karena melihatku kesakitan.

Aku mengembuskan nafas beberapa kali dan menetralkan detak jantungku yang berdetak kuat.Akhirnya perlahan aku membalikan badan menghadap pria itu.

"Please Mil,ngomong sesuatu.Aku gak bisa diperlakukan seperti ini"ucap pria itu mengiba.

"Jika aku kecewa aku akan diam,jika aku cemburu aku akan sabar,jika aku tersakiti aku akan memaafkan,jika aku mencintai aku akan memberikannya sepenuh hati"

"Apa maksud dari ucapan lo Mil.gue gak ngerti"ucap pria itu lagi.

"Lo akan selalu gak ngerti karena selama ini lo gak bisa ngertiin gue"lirihku hingga air mata membasahi pipiku.

Defan,nama pria itu.Pria yang sejak dua tahun ini menjadi teman spesialku.

"Coba jelasin Mil?"ucap Defan memohon.

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi def"

Aku pun meninggalkannya dengan tidak menjelaskan apapun.

"Lo mau kemana Mil?"ucap Defan tak henti-henti berusaha membuatku menjawab pertanyaannya.

"Gue mau ke kampus.Udah jangan ganggu gue lagi"

"Kita bareng ya?"

"Gak usah.Makasih"jawabku singkat.

"Tapi Mil...."ucap Defan belum selesai dan aku sudah meninggalkannya dan menghentikan Taxi.

Akhirnya aku pun terbebas dari pria brengsek itu.

Dering hp-ku berbunyi.Aku merogoh tas dan melihat panggilan masuk dari teman kampusku,nama Angel terpampang dilayar hp-ku.

"Lo dimana?buruan dateng bentar lagi presentasi dimulai"ucap Jesy.

Aku pun menyuruh supir Taxi untuk mempercepat mobilnya.

"Iya Jes,bentar lagi gue sampe kok"jawabku tak karuan.

Setelah mematikan sambungan telepon,aku masih merasa cemas karena takut jika terlambat mengikuti presentasi.

Akhirnya aku pun tiba dikampus dan secepat mungkin berlari masuk kelas yang sebentar lagi presentasi dimulai.Tak henti-henti aku melihat jam ditanganku selama melewati koridor berharap kelas belum dimulai.

"Huff..."

Akhirnya aku tiba dikelas dengan tepat waktu.

"Akhirnya lo dateng juga Mil.Kalo enggak lo bisa ngulang semester depan"ucap Jesy yang langsung saja menghampiriku.

"Iya Jes hampir aja aku gak ikut presentasi"jawabku sabil mengelus dada dan berulang kali menghelas nafas.

"Kemana aja sih lo kok sampe setelat ini"tanya Jesy.

"Gue ketemu sama Defan tadi dijalan".jawabku singkat.

"Terus?"tanya Jesy lagi yang semakin ingin tahu.

"ya gitu deh.Udah gak usah dibahas lagi gue lagi kesel".

"Lo beri kesempatan dia untuk jelasin dong Mil agar semuanya jelas"ucap Jesy memberi saran.

"Gue gak tau lagi Jes.Ini mungkin atau mustahil,tapi yang jelas gue capek dengan hubungan ini".ucapku sembari mengelap wajah dengan tisu dari tasku.

"Iya Mil gue tau apa yang lo rasain"ucap Jesy sambil mengelus punggungku.

Dosen pun datang untuk memulai presentasi.

"Udah Mil nangisnya.Pak Gibran sudah datang"ucap Jesy saat melihat Pak Gibran memasuki kelas.

Aku pun kembali terduduk tegap dan harus melupakan apa yang terjadi saat ini.Kuharap semuanya akan baik-baik saja sekalipun rasa sakit begitu mencekam.Aku harus mencari hikmah dari ini semua sekalipun mungkin atau mustahil semua itu kudapatkan setelah apa yang kulihat tempo hari.

Cerita pertama diakun baru semoga kalian senang membacanya.Harap maklum kalo masih amburadul maklum saja gue masih pemula.
Jangan lupa votement nya guys!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Possible Or ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang