Seoul, South Korea.
1 years ago. -2016
"Hyung!" panggilku pada namja disebelahku.
"Sudah ku bilang panggil namaku saja!" lagi-lagi dia protes. Hufh! Baiklah.
"Jaebum." Nama namja itu Jaebum. Im Jaebum.
"Wae, Jae-ah?" Dan aku, Choi Youngjae. Kita berdua sedang duduk di pinggir laut yang sepi. Dengan memakai celana pendek, baju serta sandal jepit yang kumuh.
Aku hidup bahagia walaupun aku miskin, karena aku memiliki Jaebum disisiku. Walau keluarga Jaebum tak kalah miskin dariku.
"Mau kah kau berjanji untukku?" ucapku menatap mata yang sangat indah dan sempurna miliknya--menurutku. Dia terkekeh kecil. Matanya melengkung membentuk sebuah eyesmile.
"Kau ini kenapa, Jae? Tiba-tiba bertanya seperti itu?" Jaebum balik menatap mataku.
"Aku mohon. Kamu orang yang sangat berharga bagi hidupku! Mungkin jika tidak ada kau, aku sudah mati konyol di dalam dinginnya laut ini!" Mataku mulai sembab. Hatiku sesak ketika mengingat hal itu. Ketika aku mencoba untuk mengakhiri hidupku. Tapi tangan malaikat Jaebum menyelamatkanku. Dia yang memelukku dan menyadarkanku bahwa hidup itu sangat berharga.
Kali ini Jaebum mulai merubah tatapan manisnya menjadi tatapan yang serius. Oke, dia mulai menanggapi dengan serius permintaan bodoh-yang sangat berharga-ku ini.
"Baiklah. Apa yang harus aku janjikan kepadamu, hm?" Jaebum mengusap lembut rambut ku.
"Jangan pernah tinggalkan aku. Tetaplah disisiku. Menjadi seorang malaikat yang menyelamatkan nyawaku. Yang menyadarkan bahwa berharganya hidup, walaupun kita miskin dan sering diinjak-injak orang.
Tetaplah menjadi seorang Im Jaebum yang selalu menggenggam tanganku. Menghapus airmataku ketika aku mulai merasa muak dengan hidup ini. Yang selalu membangkitkan semangatku. Jangan pernah tinggalkan aku, Jaebum! Janji lah kepadaku!" Tanpa aku sadari, kristal bening itu kembali meluncur sukses dikedua pipi gembilku.
Jaebum merengkuh tubuhku dan membawanya kedalam pelukan hangatnya. Aku menangis di dada bidangnya, walaupun tanpa ABS yang selama ini ia impikan. Jaebum mengelus punggungku sampai aku tertidur di didalam dekapan nyamannya.
"Ya. Aku berjanji," ucapnya tegas namun dari raut wajahnya menunjukan bahwa dia kecewa, sedih, tidak yakin, takut dan semacamnya.
Dekapan itu selalu membuatku nyaman. Dekapan seorang malaikat tanpa sayap yang dikirimkan Tuhan untukku. Tuhan mengirimnya untuk melindungiku. Terimakasih Tuhan. Kau telah mengirimkan malaikat ini kepadaku.
**
Aku berlari sekencang-kencangnya. Tak peduli keringat yang membasahi baju kumuhku. Summer sudah datang dan sedang mencapai puncaknya. Aku berlari dengan menahan tangis dikedua pelupuk mataku. Semua orang mencaci makiku karena aku menabrak mereka dan tidak meminta maaf. Hh! Siapa yang perduli dengan mereka, jika malaikatku sedang dalam keadaan kritis!
Jaebum! Malaikat tanpa sayapku kecelakaan! Oh Tuhan! Apa sudah saat nya kau mengambil Jaebum dari sisiku?! Aku belum siap hidup tanpanya!
1 jam yang lalu aku sedang duduk berdua dengan Jaebum didepan rumah kumuhku. Dia membuat jokes yang bisa membuatku sakit perut karena terlalu banyak tertawa. Namun, tiba-tiba dia pamit karena harus pergi ke suatu tempat. Ketika dia beranjak pergi perasaanku sudah tidak enak.
30 menit berlalu, namun dia belum kembali. Kemana dia? Tanyaku pada diri sendiri. Aku semakin gusar. Perasaanku tidak menentu. Sampai akhirnya Appa-ku datang menyapaku dengan tatapan yang menatap kasihan kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise (2JAE)
Fanfiction"Forever with you hyung. I can't life with you." Choi Youngjae. . . 2Jae. Oneshoot.