Regret
Hatiku tandus tanpa aliran embun yang selalu datang mengisi hidupku.
Seohyun-ah!Kau selalu bercerita tentang kebahagiaanmu di antara para anak didikmu. Aku selalu mengatakan kau berisik saat itu, namun kau tiada menyerah melakukannya. Lihatlah, aku seakan mendengar ceritamu lagi.
"Kyuhyun-ah, dengarkan aku."
"Hm wae?."
Ya. Selalu seperti itu. Kau menanti kepulanganku dengan sabar dan menunjukan wajah antusiasmu meski wajah lelahku selalu datang sebagai jawaban atas kebosananku.
"Kau ingat Nori? Aku sering menceritakan tentang gadis kecil itu padamu."
"Ya, mungkin aku mengingatnya."
"Kau tahu?."
"Tidak. Kau belum mengatakan apa pun."
"Hahaha benar juga. Saat pulang sekolah tadi, ayahnya datang menjemputnya."
"Lalu?."
"Tentu saja mereka tertawa satu sama lain. Nori dalam gendongan ayahnya, dan ayahnya menarik gemas pipi Nori. Itu pemandangan yang mengharu biru Kyuhyun-ah."
"Bukan itu maksudku."
"Lalu?."
"Masalah ada padamu, kenapa kau yang terlihat antusias?."
"Tentu saja karena aku senang. Mereka terlihat seperti pasangan ayah dan anak yang normal. Sama seperti apa yang Nori harapkan."
Wajahmu berbinar cerah saat itu. Aku tak tahu apa yang kau rasakan di balik wajahku yang tersuguh dingin di balik binar matamu. Namun kau tetap menahan senyum cerahmu. Dengan penuh kesabaran menghadapi sikapku, kau dengan setia melayaniku ; membuka alas kakiku, melepas dasi yang mencekik leherku, dan ... kau selalu tersenyum lembut setelahnya.
"Kau ingin makan apa? Biar kusiapkan." Senyum selalu menghiasi wajahmu. Tertahan cukup lama menanti jawabanku.
"Aku lelah. Dan aku sudah makan."
Aku tahu ada kekecewaan di balik senyummu. Kau melihat caraku yang menatapmu dengan dingin, dan kau selalu membalasnya dengan kehangatanmu.
"Baiklah. Akan kusiapkan air hangat untukmu."
Selalu. Ya. Kau selalu menghilang begitu cepat dari hadapanku, kemudian menangis dalam diam tanpa ingin ketahuan olehku.
Lagi-lagi pertanyaan yang sama terlontar di sela-sela isakanmu.
Apa Kyuhyun mencintaiku?
Dan di balik pintu aku pun selalu bergumam.
"Aku akan terluka jika mencintaimu."
-o0o-
Tengah malam yang sangat mengejutkan bagiku. Kau penuhi rumah kita– kita? Hei, aku ingin menangis mengatakan hal ini sekarang.
Tengah malam aku menemukan wajahmu yang tersenyum dan tertawa lepas. Aku tersadar bahwa dua hal itu tak pernah absen menyapa hidupku selama ini. Ya. Senyum dan tawamu yang kini ku rindukan.
"Kyuhyun-ah! Nyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku."
Kau menyuguhkan sebuah kue di hadapanku, tersenyum menanti perubahan raut dingin di wajahku.
Senyummu tak memudar meski raut wajahku tak berubah. Kau sadar? Bahkan di balik punggungmu banyak wajah yang menatapmu iba. Ya, teman-temanmu yang datang merayakan harimu– menatap iba akan perlakuan dinginku terhadapmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
RomanceKu sadari setiap sudut yang kulalui di rumah ini bercerita tentangmu. Mereka seolah menyiksaku dengan kabar mengenai kesedihanmu. Aku pun menyusuri ruang demi ruang dengan lamat. Meskipun sakit, meskipun kenyataan akan membuatku tersadar bahwa kau t...