--------****-----
"Iiii lumah aya ni celam pun"
Itulah komentar pertama sikecil saat sampai dikediaman sang ayah, Javi hanya terdiam namun tetap menatap lembut mahluk mungil yang ada digendongannya itu"Aya tak akutt dicini cendilian" ucapnya menganggukan kepalanya sembari menatap sang ayah penuh tanya
"Anak ayah takut" bukan menjawab Javi malah kembali bertanya pada sang putra
"Aji tak akut, api daq auk tindal dilumah celam, banyak antuuww" ucapnya memajukan bibir mungilnya
"Hantu, emang Azy pernah lihat"
"Beyom ayaa, ata taman-taman Aji ditu, talo lumah celam nahh manyak antuww" ucapnya menceritakan dari mana ia tau jika dirumah tampak seram pasti banyak hantunya
"Ngak ada hantu kok, kalo ada bilang ayah" ucap Javi dan membuka pintu rumah besar tersebut, ia memang tinggal sendirian, tapi itu yang terlihat, karna sebenarnya sangat banyak orang yang bekerja dirumah mewah namun memang tampak menyeramkan seperti perkataan sikecilnya, orang yang bekerja padanya punya tempat terpisah dari rumah ini, mereka tinggal tak jauh dari rumah megah itu agar bisa melakukan tugas mereka la alarm berbunyi, mereka tidak bekerja seperti para pembantu pada umumnya, mereka bekerja pada waktu-waktu tertentu, tapi selama ini kebanyakan mereka mengerjakan sesuatunya pada malam hari atau ketika tuan mereka tidak ada.
"Masuklah" ucap Javi tanpa melihat kebelakang, ia tau wanita itu hanya berdiri tanpa berniat melangkahkan kakinya masuk kerumah besar tersebut
"Ia unda, macuk, anan atut, ada aya nyi dicini, Aji Tan dicini duga, dadi anan atut" sambung sikecil menoleh kearah sang ibu
"Ayaa ijup yampu ya, gelap lumah aya nyi" perintah sikecil pada sang ayah, Javi hanya diam namun tatapan lembut itu tetap tak berubah meski kini sang anak bertindak layaknya bos, ia melangkahkan kakinya segera menghidupkan lampu utama rumah tersebut.
"Uwwwaaaaa yumaah aya telen" teriak sikecil girang, setelah lampu dinyalakan barulah ia dapat melihat dengan jelas bagaimana keadaan didalam rumah yang dari luar tampak seram tersebut, berbeda dengan sikecil, Oliv menghentikan langkahnya karna kakinya terasa menempel dilantai rumah itu, matanya terfokus pada beberapa kukisan berukuran besar yang mengantung didinding rumah megah tersebut, bukan karna lukisan tampak indah, namun lebih kepada objek yang ada didalamnya.
"Laaa itcuu tan Aji, tanapa Aji tananjang cih, tan mayuu " protesnya melihat patung telanjangnya yang betukuran sangat besar tersebut, dilukisan itu ia tampak tengah terlelap berbantalkan lengan.
"Siapa bilang itu Azy" ucap Javi pelan, namun ekor matanya melihat Oliv yang masih asik dengan alamnya.
"Adi butan Aji ya yah?? Tanyanya bingung
"Tilain Aji" sambungnya
"Tuu idun Aji milip tan, bibilnya duga, tuma dedek bayinya tak keliting tayak Aji nyyi " jelasnya lagi seolah pemikirannya benar, ada kemiripan antara dirinya dan bayi yang ada di lukisan tersebut, mendengar protes sang anak membuat Javi tersenyum lembut dan mengelus pipinya pelan, bagaimana anak sekecil putranya itu mengerti akan Kemiripan wajah seseorang, otak pintarnya pastilah turunan dari sang bunda bukan berartin ia tak pintar namun Oliv lebih menonjol jika dikaitakan kata pintar, karna tak ada yang bisa memungkiri jika Oliv memang memiliki otak yang luar biasa, namun sifat polosnya bertolak belakang dengan kepintaran otaknya, makanya waktu itu ia (Javi) dengan mudah mampu menaklukkannya, namun siapa sangka, tujuannya dan tujuan Tuhan berbeda. Kisah yang ingin ia ciptakan berbeda dengan kisah yang ingin Tuhan ciptakan, tanpa ia sadari ia hanya tokoh dalam cerita yang hendak Tuhan ciptakan, tampa ia ketahui pula, sang maha pembolak-balik hati sudah membolak balik hatinya hingga ia menyadari bahwa bukan ia yang punya cerita, tapi Tuhan. Kini!!! Ia ingin ceritanya sesuai dengan cerita yang sudah ditentukan, dan meski mungkin ia harus berjuang, tidak masalah baginya, karna sekarang ia tak lagi sendiri, ada malaikat yang akan selalu menuntunnya, ada malaikat yang akan selalu menolongnya, malaikatnya tak lain adalah mahluk mungil yang ada digendongannya saat ini, malaikat yang sudah menariknya dari kegelapan yang selama ini membelenggunya, membawanya dalam dunia yang dipenuhi cahaya, ia berjanji akan menjaga terus malaikatnya tersebut dan juga terus menjaga cahaya yang sudah menyinari kegelapannya dengan seluruh kekuatan yang ia miliki, ia takkan pernah membiarkan cahaya dan juga malaikatnya pergi dari hidupnya, karna keduanya sama berarti baginya, malaikat dan cahaya tak lain adalah sikecil Azy dan wanita yang melahirkannya.Oliv Pov
"Iiii lumah aya ni celam pun" ucap sikecil saat sampai kerumah yang mungkin selama ini menjadi tempat tinggal ayahnya itu, aku menyetujui apa yang ada diotak kecil kesayanganku itu, kami sampai memang sudah tengah malam, makanya saat pertama melihat rumah yang hanya diterangi lampu kecil membuat keadaan rumah megah ini tampak seperti istana hantu yang letaknya ditengah hutan, aku tidak tau dengan jelas dimana tepatnya letak rumah Javi, namun ini tak ada dibayangaku sebelumnya, ia seperti tokoh-tokoh jahat dan beberapa fiksi, dengan penampilan menakutkan dan tinggal jauh dari pusat keramaian, rumah ini tampak sepi, terletak diatas bukit yang masih dikelilingi hutan yang lebat, jika seseorang ditawan dirumah ini, pasti akan sulit baginya untuk keluar, karna menuju jalan utama saja dibutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan kuda besi dengan kecepatan tinggi, bisa dibayangkan jika menempuhnya hanya dengan berjalan kaki.
"Aya tak akutt dicini cendilian" kali ini aku tidak setuju dengan pertanyaan jagoanku itu, karna hantu juga bakalan mikir untuk masuk kerumah ini jika tau penghuninya bahkan lebih menakutkan dari hantu dan sejenisnya, aku tak mendengar laki-laki itu menjawab pertanyaan sikecilku, tapi yang aku lihat ia juga tak risih dengan celotehan sikecil yang tampak anteng digendongannya, bahkan dari perjalan tak semenitpun sikecil berpindah tangan, entah itu tidur, bangun kembali tidur dan kebangun lagi, ia tetap di gendongan ayahnya, perjalanan dari pulau kesini Memang sangat jauh, menggunakan jet pribadipun masih terasa sangat melelahkan.
Saat memasuki rumah ini, sikecil langsung menyuruhnya menyalakan lampu, siapa disangka ia sangat penurut pada putranya itu, aku juga bingung dengan keadaan rumah sebesar ini apa tidak ada penghuni lain selain Javi.
Saat lampu menyala, sikecil langsung kegirangan karna keadaan didalam rumah sangat berbanding terbalik dengan keadaan luarnya, dan saat yang sama aku juga membeku ditempatku, tepat dihadapanku, ada beberapa lukisan berukuran besar yang menempel disana menyambut kedatangan siapa yang bertamu kerumah megah ini, bukan keindahannya yang membuatku terpaku, namun lebih kepada sosok yang ada dalam lukisan tersebut.
Lukisan pertama tampak laki-laki yang berpakaian serba hitam yang tengah duduk dalam ruang gelap tanpa pencahayaan sedikitpun, hanya mata elang tampak menyeramkanlah yang paling menjadi fokus siapapun yang melihat lukisan ini, dan laki-laki itu adalah Javi.
Lukisan tepat disampingnya ada lukisan sebuah keluarga kecil yang tampak tersenyum melihat bayi dan
Deg
Deg
Deg
Itu aku, meski ini lukisan tapi aku tau itu adalah wajahku, dan disana Javi dan aku tampak tengah melihat anak yanga ada dalam gendonganku
Dan lukisan terakhir adalah lukisan bayi yang tengah terlelap tampa sehelai kainpun yang menempel ditubuhnya, dan siapapun yang melihatnya pasti tau jika ini adalah sikecil, dan bahkan mahluk mungil itupun menyadarinya. Ya Tuhan apa ini, bagaimana bisa lukisan itu tampak Nyata, entah otakku mengapa memikirkan bagaimana proses pembuatan lukiasan itu saat ini, karna tak kunjung menemukan jawaban akhirnya sakitlah yang menghantam kepalaku sebelum semuanya ditelan kegelapan, kenapa hanya memikirkan proses pembuatan sebuah lukisan membuatku begini, aku juga tidak mengerti apa yang ada diotakku, sebelum benar-benar termakan kegelapan aku mendengar teriakan memanggil namaku mendekat, namun untuk melihat siapa aku tak mampu, karna mataku serasa dilakban dan kepalaku berat serasa bukan kepala, akhirnya aku lebih memilih memejamkan mataku mengindahkan teriakan-teriakan itu.
Tinggalkan jejak hihi ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Azy
ChickLitHighest Rank #4 CHICKLIT 15 April 2017 #5 CHICKLIT 26/27/28 Mei 2017 / 27 /28 Agustus 2017 "Ia ada bukanlah sebuah kesalahan, tapi titipan Tuhan yang harus aku jaga" Aku harus menerima kenyataan, jika cintaku hanya bahan olokan, hasil cinta itu kini...