-----***-----Dalam ruangan gelap yang selama ini menjadi saksi kesakitan, kemarahan, kekecewaan dan juga kesepian panjangnya, disanalah kini laki-laki itu berdiri, tatapannya menyalang lurus seolah banyak hal yang kini ia lihat dalam kegelapan yang memeluknya. Pikirannya hanya tertuju pada kedua pusat hidupnya anak istrinya.
Anak yang sangat dewasa dalam cara berpikir meski umurnya belum genap lima tahun, itu terbukti dari pikiran kecilnya yang memikirkan apakah kesedihan bundanya akibat tingkah nakalnya atau karna hal lain, bisa jadi melihat sang bunda sedih dihadapannya pikiran kecilnya berpikir ialah penyebab kesedihan wanita yang melahirkannya itu. Laki-laki itu senang jika kelak sang anak akan menjadi laki-laki dengan pemikiran dewasa tidak sepertinya, namun ia tak mau jika sang anak terlalu cepat memiliki pemikiran seperti itu, ia takut pemikiran kecil itu terbebani akan hal yang seharusnya tidak harus ia pikirkan.
Ia tau ia ikut andil mengapa sang anak sudah berpikir dewasa dari tampilan pisiknya, karna mahluk mungilnya itu tumbuh tampanya, dan dari cerita yang ia dengar, sikecilnya memang akan merasa dialah penyebab wanita yang melahikannya sedih kala melihat wanita (bunda) bersedih.
Ironi, ia kadang mentertawakan dirinya dalam kesendiriannya, sejatinya ialah yang menceritakan bagaimana perkembangan buah hatinya, namun berbedanya dengannya, ia hanya bisa mendengar bagaimana perkembangan anaknya sendiri dari mulut orang lain, hanya Tuhan yang tau, berapa dalam penyelasannya kala ia mengingat telah jauh waktu meninggalkannya dengan kisah yang seharusnya ia adalah tokoh utamanya, namun sayang ia hanya penikmat dari sebuah kisah indah itu, karna kebodohannya ia tak bisa menjadi salah satu tokoh bahagia dalam kisah tumbuhnya bayi rapuhnya yang kini sudah berubah menjadi jagoan kecil, dan ia tak bisa mengejar waktu yang sudah meninggalkan karna takkan pernah ada manusia yang mampu berpacu dengan waktu.
Penyesalan, itulah yang kini laki-laki itu rasakan, penyesalan akan keadaannya saat ini akibat ulahnya dimasalalu, penyesalan yang salama ini selalu menghantuinya masih terus menghantuinya meski ia sudah berusaha memperbaiki semua kesalahnan dimasalalunya,
Penyesalan itu semakin terasa, kala semua keinginannya memiliki keduanya terwujud namun ia lalai sehingga semuanya berakhir seperti saat ini, anaknya lumpuh dan istrinya melupakannya. Ia tau ini hukuman, ia amat sangat paham, namun semua terasa lebih menyakitkan dari hukuman apapun, karna hukumannya adalah melihat penderitaan kedua orang yang amat sangat berarti dalam hidupnya itu, tak apa ia yang lumpuh asal jangan putra kecilnya.Banyak hal yang sudah ia susun sekembalinya keduanya kedalam hidupnya, namun semua berantakan karna ulah orang tuanya sendiri, jika bukan orang tua yang mengalir darah keduanya dalam tubuh laki-laki itu, sudah barang tentu laki-laki itu akan melakukan hal yang sama akan apa yang ditanggung anak istrinya, lumpuh kakinya dan hilang ingatannya dan laki-laki itu adalah Javier Arkanan Fawwazy
"Ayaa boyeh Aji inta uan→(ayaa Azy boleh minta uang)"
"Uang, buat apa hmpzz"
"Uat beyi cayap→(beli sayap)"
"Bial bica telbang tayak bulung→(biar bisa terbang seperti burung)"
"Tan aki Aji dak bica dalan ladi→(lan kaki Azy ngak bisa lagi jalan)"Sepenggal kata sikecilnya yang baru beberapa jam yang lalu membuat matanya kembali jatuh dengan kasar, ia bukan tipe yang mudah mengeluarkan airmata, namun setelah kejadian sebulan silam, airmata itu sudah tak terhitung lagi berapa banyak airmata itu keluar disepanjang waktunya meski tak ada yang mampu melihatnya kecuali seseorang dalam dirinya, hanya sekali airmata itu pernah terlihat oleh kedua orang tau angkat wanitanya, karna disana ia benar-benar tak mampu menahannya.
"Aku tau ini hukuman"
"Tapi kenapa kau menghukumku melalui mereka yang tak berdosa" lirih itu terdengar sangat memilukan dari ruangan gelap itu"Ambil semua fungsi yang ada ditubuh ini"
"Jangan mahluk kecil itu" sambungnya lagi dengan suara tertahan
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Azy
ChickLitHighest Rank #4 CHICKLIT 15 April 2017 #5 CHICKLIT 26/27/28 Mei 2017 / 27 /28 Agustus 2017 "Ia ada bukanlah sebuah kesalahan, tapi titipan Tuhan yang harus aku jaga" Aku harus menerima kenyataan, jika cintaku hanya bahan olokan, hasil cinta itu kini...