"Pagi, ma.."
"Selamat pagi juga, Gabriel! Tumben sekali Faith tidak bersamamu?"
"Ah iya, pintu kamarnya dikunci, anak itu memang gak waras terkadang, biarin aja, ma."
Ok, sebut saja lelaki tersebut Gabriel, dia adalah anak sulung dari keempat saudaranya di keluarga Margaux, Gabriel memang selalu terlihat ketus, bahkan terkadang bisa bablas marah ga jelas, padahal cowok.
Yang tadi diomongin, Faith, kebalikan dari kakaknya Gabriel itu, kalau Gabriel sulung, Faith bungsunya.
Gabriel segera menuju ke ruangan dimana meja makan tersedia, sesampainya, hal yang ia dapati untuk pertama kalinya adalah kedua adiknya dan merupakan kakak-kakaknya Faith selain dia, gak ada Faith. Keduanya menyapa Gabriel dengan ramah dan wajah yang ceria, tetapi Gabriel hanya menjawabnya dengan nada yang udah kelewatan malesnya, gak niat gitu. Untuk hal kedua yang ia dapati di meja makan, yaitu kursi kosong yang biasa ia tempati, ia langsung buru-buru menghampiri kursi tersebut, menariknya perlahan, dan mendudukinya, terus hal yang ketiga diulangin lagi sama dia biar bangkunya deket sama meja makannya. Yang ketiga, ia mendapati 2 adiknya tersebut bercakap satu sama lain dengan nada yang ceria tanpa kekhawatiran sama sekali, sementara Gabriel, yang memang selama ini keliatannya gak peduli peduli banget sama Faith, malah khawatir sama dia, soalnya menurutnya juga memang Faith biasanya bangun lebih awal daripada kakak-kakaknya.
"Oi, Ace, Ed,"
Si 2 tersebut langsung menengok ke arah sumber suara, yang tentu saja si Gabriel.
"Lo pada gak ngerasa ada yang janggal?"
Mereka berdua cuma menatap satu sama lain, sebelum menatap ke arah Gabriel lagi, terus geleng-gelengin kepala, yang menunjukkan kalo mereka gak tau apa yang dimaksud 'yang janggal' ini.
"Bener-bener. Kalo jadi Faith, mungkin gue udah kabur dari sini kali, ngapain banget punya kakak kayak lo pada, lupa sama adek sendiri." Nah disini nih, si Ace dan Ed langsung nyadar, tapi belum nyadar sepenuhnya, maklum lah.
"Emang kenapa si Faith? Dia baik-baik aja kok."
"Setuju sama Ace."
Gabriel cuma menghela nafasnya, bener bener 'done' sama 2 adiknya yang gak khawatir sama sekali akan keanehan adik bungsu mereka, apa memang hanya perasaan dia aja? Gak tau dong.
"Alah, dasar siscom—"
Gabriel meledak disini. Dia langsung mendaratkan tinjunya ke Ace, tapi untung aja si Ace ini selamat dengan menahannya, Ace akui, memang Gabriel lumayan kuat, tangannya saja sampai bergetar waktu menahannya. Hasilnya, Ed, pergi perlahan dari meja makan dengan alasan 'Mau ngecek mama' yang ia ucapkan perlahan.
"GUE BELOM SELESAI NGOMONG GABE!"
"DAN GUE BUKAN SISCOM, RAJA MITOLOGI KAWE-KAWEAN!"
"JANGAN MENTANG-MENTANG NAMA GUE—"
"Acrisius Adalwen Margaux, Gabriel Nathan Afton Margaux. Ada apa ini?"
Sekejap, suara mama keluarga Margaux dapat membuat si duo yang sedang bertengkar itu diam, soalnya mereka tahu, mau sehalus apapun tingkah mamanya, tapi kalau udah marah, ya, selamat tinggal kebebasan. Dan mereka tahu betul kalau nama penuh mereka udah dipanggil, mereka dalam ancaman besar nyonya Margaux.
"Oh, nggak ada apa-apa ma, kita cuma ngobrol kok."
Nyonya Margaux menyipitkan matanya seolah-olah dirinya mengatakan 'I can see your lies, boys.' dan hasilnya cukup memuaskan, Gabriel langsung terus terang karena memang ibunya itu kenal banget sama mereka, dan tau banget kalo mereka sedang berbohong atau memang jujur.
"Maaf ma, si Ace bohong tadi. Kita berdua kata-k—"
Belum sempat Gabriel menyelesaikan ucapannya, ternyata tinju ibunya yang tau-taunya sudah terbuat daritadi, meluncur ke atas kepalanya, Ace juga merasakan hal yang sama dengan Gabriel, kesakitan.
Mereka berdua cuma bisa menggerutu pelan, bahkan sempat sempatnya mereka menambahkan kata 'sialan'.
"Daripada kalian berantem mulu, mending coba kalian cek Faith di kamarnya deh."
Mendengar saran mamanya itu, Gabriel tanpa ngomong sepatah kata lagi, langsung bangun dari kursinya dan langsung berjalan ke kamar Faith, lantai kedua, sementara Ace ngekor Gabriel. Tapi gak lama, Gabriel malah balik lagi ke railing tangga paling bawah, yang sukses menghasilkan raut wajah kebingungan menempel di wajah milik Ace. Habis itu dia melihat ke sekitarnya sebelum ia teriak dengan suaranya yang tidak kelewat keras,
"Ed! Mau ikut nggak!?"
---------------------------------------
Haloha! Beberapa menit yang lalu, Shan sudah memperkenalkan diri, sesuai yang Shan sudah beritahukan, Chams, penulis cerita ini, lagi terhalang oleh sesuatu yang membuatnya gak bisa nongol disini. Yang pasti sih, halangannya karena banyak pr, gitu katanya.
Semoga kalian pembaca senang sama bagian ini ya, sampai jumpa lagi di bagian 1-2 ( yang mungkin akan diupdate dalam waktu yang lama )!
-Shan❤
![](https://img.wattpad.com/cover/96344609-288-k362607.jpg)
YOU ARE READING
The Articulate ( ID )
Adventure"Dasar, kau dan mulut pintarmu itu." Faith adalah perempuan yang sangat pandai berbicara, bahkan menjelaskan sesuatu dengan detil pula. Suatu hari, ketiga kakak Faith menemukan kertas dimana bertuliskan Faith bunuh diri. Tetapi sebenarnya, Faith...