Chapter 3

48 6 2
                                    

Semoga kalian betah hehe :)


Sesampainya di uks, daffa membaringkan alya di salah satu ranjang yang ada di ruangan tersebut. Tidak lama kemudian, datang lah beberapa anggota PMR yang langsung menangani alya.

"Dia kenapa?" Tanya salah satu anggota PMR.

"Kena bola basket" jawab daffa datar.

Anggota PMR yang bertanya tadi tidak ambil pusing, dia langsung membantu mengobati luka alya. Setelah selesai menangani luka alya.

Ariz, salah satu anggota PMR yang lain menjelaskan kondisi alya. Sedangkan yang lain pergi ntah kemana?

"Dia udah gak papa, luka nya juga gak parah cuma perlu di perban aja. Dia sampai pingsan mungkin karena kepala nya terbentur terlalu keras. Bentar lagi juga sadar gak usah khawatir lagi."

"Khawatir?" Tanya daffa bingung.

"Gak usah ngelak, orang itu keliatan banget dari raut wajah lo" laki-laki yang bernama ariz itu cengengesan sendiri. Jarang-jarang melihat wajah khawatir sohibnya, apalagi karena cewek.

Daffa hanya mengangkat bahu acuh. Dia melirik gadis yang di gendong nya tadi.

Wajah gadis itu masih terlihat pucat, tapi tidak sepucat tadi. Dan di keningnya dipasang kapas dan plester untuk menutupi lukanya.

"Gak mungkin gue khawatir sama ini cewek. Kenal juga kagak."batin daffa.

"Daff lo jagain alya dulu ye? Gue masih ada urusan nih.." perkataan ariz sontak menyadarkan daffa dari lamunannya.

"Alya?" Daffa mengernyit bingung.

Ariz yang mendengar pertanyaan daffa pun sontak mebelalak kan matanya.

"Lo tinggal dimana sih..? Masa lo gak tau ini cewek namanya alya?
Alya sahabatnya bella si most wanted girl itu.., mereka famous banget. Emang sih alya gak masuk most wanted girl, tapi banyak juga kok yang suka sama dia. Trus juga bla..blaa..bla"

Terang ariz dengan panjang lebar. Daffa sebenarnya tidak mendengarkan, dia hanya bisa geleng-geleng kepala.

Jika sohibnya sudah bercerita tentang gosip, dia bisa ngalahin ibu-ibu tukang gosip. Mungkin?

"Nah karena bella lagi sakit jadi ya si alya berdua terus deh sama reza" perkataan ariz barusan membuat alis daffa terangkat sebelah.

Ariz yang mengerti maksud daffa langsung menjelaskan siapa reza.

"Reza itu sahabatnya alya juga, mereka udah sahabatan dari smp"

"Hm"

Daffa hanya berdehem. Ariz hanya geleng-geleng melihat respon sohibnya yang satu itu. Seketika ariz baru ingat kalo dia masih mempunyai urusan.

"Eh tuh kan lupa gue jadinya gue masih ada urusan nihh.., lo jagain alya aja dulu. Gue cabut dulu ya, bye bro"

Ariz pun pergi meninggalkan uks. Daffa melirik alya yang sedang mengerjap-ngerjapkan matanya.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang