'HUTAN°

243 40 6
                                    





Istana Konoha,

Entah sudah beberapa tabib datang kekamar pangeran kedua mereka, tetapi tetap tidak dapat memuaskan dan membuat hatinya tenang. Bagai mana mungkin bisa tenang bila yang dia dengar dari setiap tabib yang dia panggil dari tabib tabib paling tersohor di kerajaan Konoha, mereka mengatakan kalau jantung dan tubuh sang pangeran lemah benar - benar lemah. "ck, tidak mungkin." ucap sang Raja dalam hati, seperti doa dan sanggahan untuk keadaan anak keduanya.

"mohon ampun yang mulia, hamba sungguh tidak berani untuk berbohong kepada anda. " ucap sang tebib untuk yang entah beberapa kalinya disaat kedua kaki mereka bersimpuh.

"berdiri." bukan ini yang dia ingin dengar,  "haah" dikeluarkannya nafas yang sempat Minato tahan untuk beberapa waktu, kini fikirannya entah harus bagai mana. Untuk beberapa saat minato berfikir mungkin ini hanya sebuah mimpi, mimpi yang sungguh tidak dia ingin lihat dan dengar.

Bagai mana bukan sebuah mimpi, hingga saat ini Minato bahkan tidak pernah membayangkan bagai mana nasib anaknya kelak, baru iya merasakkan senang dan melihat wajah ceria anak dan istrinya dengan kehadiran Naruto, kini Kerajaan nya harus menerima berita buruk ini.

"lakukan lah sesuatu tabib, tidak mungkin aku membiarkan hal buruk ini menimpa anak ku yang bahkan baru lima bulan. " seru Minato,  "naru sayang, kuatkan dirimu nak." lirihnya

"mohon ampun yang mulia hamba tidak dapat berbuat banyak, hamba hanya dapat memeriksa dan memberi sang pangeran obat penghilang rasa sakitnya sembentar, tetapi. " jeda sang tabib sungguh tidak enak mengatakannya.

"lanjutkan tabib".  Perintah Minato, dengan tidak sabar berbicara

"mohon ampun Paduka, hamba rasa  hanya Ibu Permaisuri lah yang mengetahu dan dapat mengobati Pangeran." ucap sang tabib sembari dia lirikan ekor matanya.

"pergi lah".  Ucap Minato setelah melihat sang anak kini tertidur akubat kelelahan menangis

"hiks hiks Ibunda adik tidak apa apa kan??  Kenapa sedari tadi adik selalu menangis Ibunda?? " tanya beruntun Kurama dengan lelehan air mata dipipinya. Sungguh  dia sakit melihat malaikat kecil nya sedang kesakitan diatas ranjang nya itu.

"ssssttt adik mu kuat Kuu, jangan kau sangsikan itu hm. " ingin rasannya dia menggantikan posisi anak keduanya itu, kata kata tadi Kushina ucapkan untuk dirinya sendiri bahkan suaranya pun terdengar sangat aneh saat mengucapkan kata kata itu.

Memeluk dan membelai surai merah anaknya dengan sayang, mereka bertiga mendudukan diri di sisi tempat tidur sangpangeran yang kini sedang tertidur karena kelelahan karena tangis dan sakit ditubuhnya.

Elusan sayang Minato berikan kepada malaikat kecilnya dalam hati Minato berjanji kanan mewujudkan semua keinginan anaknya itu dalam bentu nyata, "Kakashi kirim undangan resmi untuk Ibu Suri Tsunade yang saat ini sedang di kerajaan Uzu, peritahkan dia untuk menunda perjalanananya dan kembali kesini secepatnya".  Perintahnya tanpa menatap Kakashi.

"baik yang mulia. " menunduk sesaat setelah itu yang terdengar hanya langkah kaki yang kian menjauh.

"bersabarlah sayang Ayah akan berusaha mengobatimu".  Ucapnya dengan nada permohonan.

"lihat dan dengarlah nak, Ayah dan kaka mu sangat menghawatirkan mu, cepat sembuh sayang agar nanti kau dapat bermain dengan kaka mu." mengucapkan dalam hati sang Permaisuri mendekatkan diri padaanak keduanya dan mendaratkan ciuman dikening sang pangeran yang sedang tertidur itu.

"adik maafkan kaka, apa yang kaka bisa lakukan untuk mu agar kamu tidak kesakitan. " ucap Kurama dalam hati, dia melihat Naruto dwngan tatapan sendunya.

.
.
.

Istanah Amegakure

Trang

Trang

Trang

Suara dua buang pedang sedang diadu memecah kesunyian di aula latihan para Pangeran.

Pangeran Keempat atau sang putra mahkota kian serius dan sangat bernafsu untuk memukul mundur sang guru sekaligus pengawal pribadinya; Jugo dalam pertarungan kali ini.
 

Pertarungan kian memanas untuk mereka berdua, walau masih lima tahun tenaga dan postur tubuh sang pangeran pantas diacungi jempol, bagai mana tidak bahkan diusiannya yang belia dia telah ahli dalam memainkan pedang dan mengetahui trik trik mana yang tepat untuk menjatuhkan lawannya.

Trang

Bruk

Haah

Hahh

Suara pedang terjatuh dan tarikan nafas yang tidak beraturan mengakhiri pertarungan mereka yang dimenangkan oleh sang Pangeran.

"anda sungguh hebat pangeran, untuk perikutnya saya yakin anda akan dengan mudahnya menjatukan pedang saya  dengan mudah pangeran." pujian tulus itu Jugo ucapkan walau akan direspon

"hn"

Hahh, tersenyum dan membungkuk saat itu setelah sang Pangeran kempat pergi dia yakin suatu saat akan ada yang membuka pintu baja hati sang tuan yang dingin itu.

Iya yakin sangat yakin

Benar kan pangeran

Hati anda tidaklah mati, hanya membeku

Ia hanya perlu sang matahari untuk melelehkannya

Iya yakin itu...

Tbc

.
.
.

💐Bluerozzblack💐

Terimakasih untuk votes nya. 😘😘😉

Sampai jumpa lagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Glasses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang