[Something]

135 11 3
                                    

Pelajaran telah usai. Sebelum yang lain bergegas pulang, Tiara sudah lebih dulu mengangkat tasnya dan meninggalkan ruangan, padahal seisi kelas akan membicarakan rencana liburan mereka akhir bulan, tapi bagi Tiara liburan adalah waktunya untuk bekerja sebagai model profesional, walaupun perusahaan T-Ara Fashion adalah milik keluarganya tapi dia sangat mencintai jobnya sehingga percakapan mereka tidak dihadiri oleh Tiara dan pastinya Eagles yang meninggalkan ruang kelas sedari tadi.
Sesampainya di pagar sekolah untuk menunggu jemputan, seorang anak kecil penjual Koran menghampirinya dan memberikan sebuah boneka minion, disertai dengan setangkai bunga mawar
Kali ini Tiara tak mau berasumsi kalau ini adalah pemberian dari secret partner secret datingnya itu. Lalu, sebelum menanyakan siapa gerangan yang menitipkan itu pada si anak penjual koran, anak itu sudah berlalu darinya, di saat yang bersamaan, Eagles dengan motor kawasakinya melintas di depannya tanpa menyapa seperti tak saling kenal, seperti kejadian di lopo belakang sekolah tidak pernah terjadi.Dibawanya motor besar itu secepat mungkin melebihi batas maksimum, melihat hal itu, Tiara semakin merasa jengkel dengan cowok itu seakan ia ingin membalikkan wajah nya, mencampuradukkan wajah mulus itu dengan tepung kanji. Tampan tapi menjengkelkan, tidak tahu kata terima kasih dan sangat tampak nyata sebagai cerminan teman kelas yang buruk.

Melupakan 5 menit tatapannya ke motor Kawasaki yang sudah berlalu menjauhinya, Tiarapun memperhatikan boneka itu dengan senyuman manis dan mata yang berbinar. Yah minion, adalah hal yang paling disukainya, dulu waktu ia masih kecil, bundanya selalu mengajaknya membeli keperluan rumah, setiap kali mereka selesai berbelanja, pasti akan ada koleksi minion terbaru yang diberikan ibundanya ke Tiara, dan ia lebih mengembangkan senyuman setengah inchi, saat pandangan kedua matanya jatuh pada surat kecil yang bertengger di tali boneka.

Ingat, ingat itu remember. Jangan lupa itu don't forget. Aku cinta kamu I love You, hanya kamu, Only you.

Sambil tersenyum, tanpa ia sadari ia melantunkan nyanyian tersebut. Alunan lagu pertama yang diajarkan kakeknya semasa kecil dan tak akan pernah ia lupakan. Sangat membekas di hatinya tepat sebelum semua kejadiaan itu terjadi.

Lagi lagi, Tiara lebih tercengang saat ia melihat ke arah sudut kertas tertera dengan jelas
SECRET.

Dilihatnya tangkai mawar itu dengan secuit pertanyaan yang muncul dalam benaknya, dari mana cowok datingnya itu tahu semua kisah tentang Tiara, apalagi mengenai hal-hal yang sangat sensitif dan berhubungan erat seperti ini. Bunga mawar, bunga tanda cinta, bunga yang disukai Tiara seakan ia berharap suatu saat akan ada seorang cowok yang menembaknya dengan bunga ini. Namun, semuanya menjadi sirna setelah ia tahu kebanyakan cowok yang ingin memacarinya mengatasnamakan cinta hanya untuk mencari popularitas dan tanpa keinginan mengetahui makna cinta itu lebih dalam. Maklum saja, Tiara adalah cewek tenar di kotanya walaupun ia masih sedikit introverted dan kurang pergaulan.

***

2011, 7am

Pagi yang cerah, Tiara akan berangkat ke sekolah, namun langkah kakinya terhenti melihat kakeknya yang berada di kursi roda memperhatikannya sedari tadi, diciumnya kening kakeknya dan meninggalkan orang tua renta itu dengan senyuman yang tenang dan bahagia, pintu mobil sudah dibuka oleh pak Bagas yang sedari tadi menunggu, ayah dan bundanya juga bersama-sama mengantarkan Tiara untuk mendaftar sekolah hari pertamanya di TK Barunawati, taman kanak-kanak yang terkenal dengan anak-anak berbakatnya. Tersisa di rumah itu, kakek dan oma Tiara yang sedang menonton acara televisi pagi, kakek Tiara seorang penderita lumpuh, hilang pendengaran serta tak dapat berbicara lagi akibat setahun lalu terlibat accident yang sangat besar. Kakek sedang memperhatikan televisi yang dipenuhi dengan minion, acara anak. Melihat itu, membuat dirinya ingin sekali memberikan satu kepada Tiara, cucu tunggalnya. Supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka hanya melewati arah jalan lurus dan menyebrang ke arah toko membuat hasrat kakek untuk pergi berbelanja. Saat itu, kakek memanggil istrinya untuk menemani dia membelikan boneka dengan membunyikan lonceng, istrinya tak kelihatan, dengan terpaksa ia mengangkat tongkatnya untuk membantunya berjalan, lalu menuju kearah pintu keluar. Dia sangat ingin sekali membeli boneka saat itu, mengingat ada sesuatu yang ia rasakan. Dengan tanpa pikir panjang, kakeknya pun pergi tanpa diketahui oma Tiara. Sesampainya di toko, dibelinya boneka itu dan dimintanya petugas toko menggunakan bahasa tubuh memberikannya secarik kertas dan pena kepadanya.

Sweet Sugar In High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang