"Ya ampun Sha, kasian banget sih lo hari ini" ucap Key menggeleng dramatis memandangi baju sahabatnya yang basah itu
Ema mengeluarkan sebuah sweater miliknya "Nih Sha, untung gue bawa sweater hari ini" ucap Ema menyodorkan sebuah sweater berwarna putih miliknya
Sharen tersenyum lembut kepada sahabatnya itu "Thank's ya" Ema mengangguk
Ke lima gadis remaja itu sedang menunggu makanan yang mereka pesan di sebuah kantin. sekolah dimana pertandingan basket dilaksanakan
"Lo tahu nggak sih, tadi ceritanya gue jalan tuhkan nyari lapangan indoor di sekolah ini. Tapi, gue malah ketemu sama tiga nenek lampir yang rasanya pengin gue remes-remes tuh mukanya, udah make-upnya tebel banget lagi kayak badut nyasar ke sekolah" ungkap Sharen menceritakan hal yang paling buruk yang ia alami di sekolah itu
Mereka hanya menyimak pembicaraan Sharen "Lo bilang bertiga, satunya orangnya tinggi, duanya tingginya sama dan mereka pake bedaknya tebel?" tanya Cherry yang nampak berfikir
"Siapa lo kenal?" tanya Gelsa mengintimidasi
"Oh... Gue tahu kayaknya deh, mereka itu gengster yang paling di takutin di SMA sini gue denger sih mereka itu bakal ngelakuin apa aja buat orang yang nantang mereka. Terus Sha, lo gimana tadi pas ketemu mereka?" tanya Cherry
Sharen hanya menaikkan bahunya "Ya enggak gimana-gimana lagian hari ini juga gue males nyari masalah" jawab Sharen jujur
Mereka hanya mengangguk paham "Dan cowok bernomer punggung 7 tadi itu dia adalah inceran salah satu dari mereka, dan cowok itu sama empat sekawan yang tadi ikut basket termasuk most wanted di sekolah ini" jelas Cherry
"Tahu semua gitu lo tentang mereka" ucap Gelsa yang meminum jus apel miliknya
"Stalker apa yang enggak tahu?" puji Cherry kepada dirinya sendiri
Ke empatnya hanya mencibir Cherry yang selalu membanggakan dirinya tentang semua berita yang ia ketahui. Karena, menurut mereka menjadi seorang stalker hanyalah membuang-buang waktu demi mengurusi hidup orang tetapi berbeda menurut Cherry itu merupakan hal yang paling genius yang selalu ia kerjakan
"Eh, tuh mereka dateng" ucap Gelsa menunjuk lima laki-laki yang baru saja memasuki kantin itu menggunakan dagunya
Ke empat pasang mata itupun mengikuti arah yang dimaksud Gelsa "Sumpah ganteng banget njir.. " puji Key yang menggeleng dramatis
"Zina mata lo!" ucap Sharen mengaduk jus buah naga miliknya
"Enggak apa-apa, yang penting gue cuci mata" ucap Key uang tersenyum sendiri
"Woy!" panggil Sharen kepada lima orang laki-laki yang baru saja datang ke kantin itu. Kelimanya menoleh ke arah Sharen dan teman-temannya
"Sha! Apaan sih lo teriakin mereka?" tanya Cherry yang terlihat gemas melihat kelakuan Sharen saat ini
"Biar mereka liat balik, kalau disini ada orang yang merhatiin" jawab Sharen enteng
Ema hanya menepuk jidatnya pelan "Tapi bukan kayak gitu maksudnya Sha..." ucap Ema yang ikut gemas
"Udah noh diperhatiin" ucap Sharen yang melihat kelima remaja laki-laki itu yang kini menatap mereka. Tidak sulit bagi mereka untuk mencari si empunya suara karena suasana kantin yang mulai sepi karena sudah sejak satu setengah jam yang lalu bel pulang telah berbunyi
Ke empat laki-laki itu saling melemparkan pandangan mereka seolah saling melemparkan satu pertanyaan satu sama lain "Dia masih hidup?" tanya salah satu diantaranya menatap laki-laki yang tidak tertarik dengan bahasan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIGHT's
Teen Fiction[Slow update] "I wish you would show me your dark side," I said to the moon. "Why?" He asked, To which I replied: "Because, it is only then that I can truly love you." -Jen Fountain I was there for you in your darkest night