Suara highheels itu terdengar jelas sedang mengantarkan sang pemakainya berjalan bolak-balik. Satu lirikan mata dari seorang sahabat juga sepertinya tidak bisa menghentikan ia untuk berpikir dengan cara berjalan bolak-balik. Wanita itu mulai mengigit-gigit kuku jari tangannya. Ia berdiri bersandar di tembok sebentar, kemudian ia kembali berjalan-jalan bolak-balik lagi.
" udahlah dis, kamu bisa ga sih? Mikirnya sambil duduk aja? Sambil bunyiin pulpen kek, sambil minum air sebanyak-banyak kek. Ga kasian apa sama betis juga telapak kaki? " laki-laki yang berada didepan laptop menyala itu bicara dengan intonasi yang sebisa mungkin tidak menyinggung sahabat perempuannya ini.
" perasaan kemaren kamu bilang kamu risih denger suara pulpen, lagian kalo aku mainin pulpen malah makin stress. Aku tuh ga bisa ga mondar-mandir kalo lagi mikir. It's like help me thinking gitu loh " jawab wanita itu yang akhirnya mau duduk juga
" ya, kamu kan tau sendiri. Aku ga bisa kerja kalo ada bunyi-bunyian gitu lah " jawabnya dengan tak acuh dan masih serius menatap layar laptop. Ia memainkan keyboadnya dengan cepat dan mengetikkan pekerjaan yang belum selesai minggu lalu.
" lagian kenapa sih? Hari minggu masih kerja aja? Dibayar engga ama perusahaan " wanita itu menatap sinis dan mengangkat dagunya seperti menantang sahabatnya ini untuk debat. Sayangnya, tidak berhasil. Ia tetap serius mengerjakan pekerjaannya itu.
" ya, seperti kata kamu kemaren-kemaren. Semua orang kan punya cara yang beda untuk ngelakuin sesuatu. Aku lebih suka bekerja tanpa tekanan. Kan bisa dicek dulu, direvisi, biar perfect ga asal-asalan " kata "perfect" itu sungguh menyinggung si wanita yang jelas-jelas sering kali sembrono dan tidak memeriksa hasil kerjanya sebelum diberikan kepada bosnya saat di kantor.
" kerja tuh ga mulu-mulu tentang " kesempurnaan" Jaka... " singgungnya sekali lagi " bekerja juga harus sesuai kondisi. Kalo misalnya kamu di suruh revisi pas rapat kamu mau gimana? Bilang kalo kamu ga bisa bekerja dibawah tekanan "
" sebisa mungkin Zero Mistake " tegasnya sambil menatap tajam mata sahabtanya yang bernama Gadis itu.
" ya terserahlah " Gadis menjawabnya juga dengan sedikit tidak peduli
" by the way, sebelum mereka kesini.. kamu mau ngomong apa barusan? "
Gadis berdeham sekali dan membenarkan posisi duduknya. " ya, em.. gimana ya? aku bingung sih ngomong ke kamunya gimana? " gadis menggigit jarinya lagi dan berkata lagi " aku tuh, setelah sekian lama ga ketemu ama cinta jadi bingung nyapanya gimana? Ya kamu tau sendirilah dulu aku ama cinta kayak gimana? "
Jaka mematikan laptopnya lalu memasukannya kedalam tas. Ia menatap mata gadis dan berkata dengan pelan " dis, itu semua masa lalu. Aku yakin kok cinta juga ngerti keadaan kamu waktu itu "
" masa sih? Cinta kan orangnya baperan "
" dia emang baperan tapi kayaknya kamu yang lebih sensitive dari dia "
" masa? "
" bodo " jawabnya dengan enteng dan mereka tertawa bersama.
Dan diluar sana, seorang wanita juga sedang berdiri dibawah payung berwarna hitam gelap memandang salah satu laki-laki yang dicintainya tertawa bersama sahabat yang sudah lama ia tak jumpai....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujur Sangkar
RomanceJaka mematikan laptopnya lalu memasukannya kedalam tas. Ia menatap mata gadis dan berkata dengan pelan " dis, itu semua masa lalu. Aku yakin kok cinta juga ngerti keadaan kamu waktu itu " " masa sih? Cinta kan orangnya baperan " " dia emang baper...