Ritual

100 31 38
                                    

Bangun pagi, cuci muka dan membersihkan kamar sebelum ibu membangunkan. Ini masih jam 4. Jadi masih ada waktu untuk ritual itu. Ibadah. Entah setan apa yang kemarin datang di cermin kamarku. Sesosok anak kecil, berpakaian koko putih dan sarung kotak-kotak. Lama menatap wajahku yang sedang bercermin. Untung tidak jantungan. Awalnya kuabaikan. Tapi lama-lama...

"Kamu nggak sholat?"
Suara itu benar-benar menggangguku. Setiap jam 4 pagi dia selalu datang dan mengetuk-ngetuk cermin. Menyebalkan. Ibu pernah kuadukan masalah cermin itu. Tapi beliau hanya tertawa.

" Mungkin itu setan," jawab ibu sambil menahan tawa.
" Serius Bu, masa aku bohong," sanggahku. Ah sudahlah. Anggap saja itu setan. Mana mungkin aku yang seorang Yohanes Surya, bisa sholat. Atau itu cuma halusinasiku saja?

Aku tahu sholat. Itu ritual orang muslim. Meskipun banyak juga teman sekelasku yang jarang melakukannya. Apalagi saat mereka berada di rumahku. Main PS 3 membuat mereka lupa tujuan. Harusnya belajar kelompok. Ah sudahlah. Buat apa ambil pusing soal ritual orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang