kedua....

790 40 4
                                    

"Woyy...gawat!gawat"kata udin ngos ngosan.udin adalah temen sekelas kaia dll

"Gawat kenapa din?"tanya dinda. Dinda juga teman sekelas mereka

"Salsa meninggal misterius di jalan angker yg masuk di televisi itu"kata udin

"Loh kok bisa?"tanya dini..dini adalah teman sekelas mereka juga

"Dia bilang jalan menuju kesekolah dari rumah dia lagi macet,jadi dia lewat dari jalan angker itu"jelas udin

"Lah kok lu bisa tau?"tanya kania

"Tadi itu...."

Flashback on

"Hari ini gue bakal datang cepet kesekolah"kata udin

king king king(anggap aja dering telefon)

"Aduh siapa lagi yg nelfon?mtanya udin pada dirinya sendiri

Telfon.....

"Udin jalan dari rumah gue kesekolah lagi macet"

"Jadi gue harus apa?"

"Gue bakal motong jalan dari jalan angker itu"

"Jangan sa,jalan itu kan bahaya sa"

"Gue gk bakal kenapa napa kok...jadi lu tenang aja"

"Oke kalo gitu"

"Gue tutup telfonnya ya"

"Eh tunggu sa"

"Kenapa din?"

"Kalo ada apa apa lu jangan segan segan untuk nelfon gue ya"

"Pasti lah din..kita kan udh sahabatan sejak kecil"

"Yaudah sa....hati hati ya"

"Iya"

Panggilan berakhir...

"Yaudah lah gue mau pigi ke sekolah aja"kata udin

Sesampainya dimobil.....

"Aduh....20 menit lagi masuk"kata udin

"Gue harus cepet cepet nih"lanjutnya

King king ing(anggap aja dering telefon)

"Siapa yg nelfon?"

Telefon.....

"Halo din"

"Salsa!salsa!"

"Tolong gue din,ada makhluk aneh yg mau bunuh gue"

"Lo tenang aja sa...gue bakal kesana"

"Aarggghhhh"

"Sa!sa!halo sa"

"Ple-se  jan-ngan ce-kik -g-g-gu-e"

"Sa!sa!"

"Tolong din!"

Terputus....

Didepan jalan angker itu....

"Salsa!salsa!salsa!"kata udin

"Hahaha....dia sudah mati....hahaha"kata makhluk aneh itu

"Kenapa lo bunuh sahabat gue?"tanya udin

"Karena gue mau semua yg lewat disini ngalami apa yg gue rasain...hahaha..."kata makhluk itu

Udin pun sangat marah karena sahabatnya dibunuh...

"Berani beraninya lo"kata udin

Brakkk...

Udin terhempas jauh dari tempat itu.dia tak berdaya,dia pun langsung pergi dari sana

Flashback off

"Jadi gitu ceritaya"kata udin

Semuanya un terbelalak karena cerita udin

"Jadi,kita harus apa?"tanya dini

"Apa kita harus lapor polisi?"tanya shifa

"Jangan shif"kata dinda

"Kenapa?"tanya shifa

"Kalo kita lapor olisi nanti mungkin aja polisi itu juga akan tewas"kata udin

"Gimana kalo kita selidiki?"kata sania

Kania pun mencubit sania

"Awww"jerit sania

"Kenapa lu harus kasih tau mereka?"bisik kania ke sania

"Semakin rame maka semakin bagus kan?"tanya sania pelan

"Enggak lah"kata difa"kalo terlalu rame maka akan bahaya"lanjutnya

"Kita gk boleh ngelibatkan orang lain"kata raina

"Iya"kata putri

"kayaknya kita memang harus selidiki deh"kata udin

"Enggak usah lah din.kalo kita selidiki akan bahaya...gimana kalo kita semua mati?"kata kania

"Gue akan selidiki akan"kata udin

"Please din,lu gk boleh gitu"kata dinda

"Kita gk perlu nyelidiki din"kata shifa

"Kalo kita selidiki maka kita sendirilah yg akan terkena masalah"kata dini

"knp kalian gk mau?"tanya udin

"Karena itu bahaya din"kata dinda

"Lebih baik kita gk usah nyelidiki"kata difa

"Tapi knp dif?"tanya udin

"Karena itu bahaya din....kenapa lo gk bisa ngerti?"tanya icha....icha juga temen sekelas mereka

"Tapi gue udh sahabatan sama salsa sejak lama"kata udin

"Lo harus relain dia din"kata putri

"Gue gk bisa relain dia"kata udin

"Lo gak boleh gitu din"kata eka....eka juga teman sekelas mereka

"Din din,lo itu berlebihan!"kata riski

"Iya...lebay banget sih si udin kyk anak cewek!"kata ari

"Apa?"jerit semua anak perempuan di kelas itu

"Jadi lo pikir kami ini lebay?"tanya icha ke ari

"Iya...kyk lo gk lebay aja"kata sania

"Hhh...memang laki laki itu gk tau gimana perempuan"kata putri

"dasar kurang ajar"kata raina

"Yang gue bilang itu kan memang bener"kata ari

"Iya kalian kan memang lebbbbaaayyyy"kata akbar

"Udh deh,kalian gk usah bising"kata udin

"Innalillahi wainna ilaihi raji'un"

Siapakah itu?

*****

Sorry lama update

jan lupa vote and coment cerita ini

THANKS

MISTERI JALAN ANGKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang