Semenjak kejadian itu, Syara selalu memandangi Raka dari tempat duduknya yang tidak terlalu jauh dari tempat duduk Raka. Dan Syara yang kebetulan duduk di sebelah sahabatnya Fiya, terkadang suka membicarakan Raka. Hal ini tentu saja membuat Fiya menjadi keheranan dengan tingkah laku Syara akhir-akhir ini. Jadi, untuk memastikan, Fiya pun bertanya kepada Syara.
"Ra, kenapa sih akhir-akhir ini lo jadi sering ngomongin si Raka?" tanya Fiya dengan nada keheranan kepada Syara yang sedang mencatat apa yang sedang dijelaskan oleh Bu Fitri.
"Cuma lagi pengen ngomongin dia aja" jawab Syara dengan sedikit gugup.
"Masa sih? Atauuu jangan-jangan lo naksir dia lagi?" ledek Fiya, dengan nada bercanda
"Apaan sih, Fii? Enggak kok.. gue gak lagi naksir dia" jawab Syara dengan nada yang sedikit panik dan pipi yang bak kepiting rebus
"Iya apa? Kalo lo gak lagi naksir dia, ngapain lo ngeliatin dia terus...abis itu kenapa tadi lo jawab gue pipi lo merah, ayooo ngakuu?" ledek Fiya dengan tatapan interogasi.
"Dih apaan sih lo, udah di bilang nggak!" jawab Fiya dengan nada kesal. Bu Fitri yang sedang mengajar di depan, mendengarkan Fiya dan Syara sedang mengobrol, Bu Fitri pun menegur mereka.
"Heh! Kalian berdua! Syara sama Fiya! Ngobrol aja kerjaannya!" tegur Bu Fitri yang membuat seluruh kelas terdiam. Syara dan Fiya hanya bisa terdiam dan menunduk. Dan Syara hanya dapat menahan rasa malunya dengan pipi yang memerah karena ia di liatin oleh Raka.
"Yang lain juga! Bukan cuma Syara sama Fiya aja! Kalau ada guru lagi menyampaikan materi, tolong diperhatikan! Jangan ngobrol!" tegur Bu Fitri yang darahnya mulai naik.
"Nah, karena ibu sudah selesai menjelaskan, ibu akan menunjuk kalian salah satu dari kalian untuk mengerjakan soal didepan" ujar Fitri. Jangan aku benak Syara.
"Fiya, Raka, Shasa, Syara dan Riry. Silahkan kerjakan soal ini!" perintah Bu Fitri. Sial! Namaku terpanggil Pikiran Syara mulai tak karuan karena Raka juga ikut di panggil ini seperti kebetulan yang di sengaja menurut Syara. Raka sangat santai mengerjakan soal yang diberikan Bu Fitri dan dialah yang pertama menyelesaikannya. Beruntung soal yang kudapat lumayan mudah dan aku yang ketiga menyelesaikan soal tersebut setelah Riry dan Raka. Saat kami berlima telah duduk di bangku masing-masing, Bu Fitri mulai mengoreksi jawaban kami satu persatu.
"Wah! Ternyata kalian pintar juga ya! Kalau begini, ulangan bisa dapat nilai 100 nih!" puji Bu Fitri.
Beruntung jawaban punyaku benar dan yang lain juga benar. Kalau tidak maka akan berdiri depan kelas sepanjang jam pelajaran dengan memegang papan bertuliskan 'Aku Akan Belajar Dengan Giat' dan di foto oleh lima orang murid.
Bu Fitri orangnya memang cukup kejam jika menghukum seorang murid. Apalagi jika murid tersebut berbuat sesuatu diluar batas wajar, maka Bu Fitri tidak akan segan-segan menyuruh murid tersebut menulis seluruh peraturan sekolah sebanyak lima belas halaman. Alangkah beruntungnya aku tak pernah terkena hukuman kejam Bu Fitri.
Tapi, jika kita bercerita soal percintaan, Bu Fitri jagonya. Bu Fitri selalu memberikan saran yang terbaik. Bu Fitri bak cahaya penerang bagi kami yang sedang putus cinta.
"Oke, anak-anak sekian pelajaran yang dapat ibu sampaikan, semoga bermanfaat" tutup Bu Fitri, mengakhiri seluruh mata pelajaran hari ini.
Aku pun mulai membereskan tas ku aku segera bergegas pulang ke rumah. Sebelum pulang ke rumah, Raka Memanggilku sebelum aku keluar kelas.
"Sya, lo ada acara gak weekend ini?" tanya Raka
"Nggak" jawab Syara singkat
"Bagus deh, gue mau ngajak lo ke cafè deket sekolah, lo bisa kan?" tanya Raka yang membuat jantung Syara berdegup kencang. What?! Gak salah nih dia ngajak gue ke cafe?
"Bisa" jawab Syara dan ia semakin salah tingkah.
"Emm, memangnya lo mau ngapain ngajak gue ke café?" tanya Syara dengan nada yang agak santai untuk mengalihkan kesalah tingkahannya.
"Ada deh, pokoknya lo datang aja ke café. Entar gue jelasin disana" ujar Raka yang membuat Syara sangat penasaran. Dan membuat jantungnya berdegup kencang.
_________________________________________________________________
Hai! Readers!
Penasaran gak sama alasan Raka ngajak Syara ke café ? Kalo penasaran, tunggu 2 hari lagi ya.
Author bakal jawab alasan Raka ngajak Syara ke cafe.
Pokoknya jangan lupa vote dan share ya. Karena itulah semangat author untuk update. Wheheh :D

KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Diam Cinta
Novela JuvenilDalam diam, aku mencintaimu dan memperhatikanmu. Ku tak mau kau tahu jika aku mencintaimu, karena aku tak mau kejadian lama terulang kembali.