3.

5 0 0
                                    

Dan sayangnya mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang memantaunya dari dalam mobil.

"Tuan Lee, saya sudah menemukan keberadaan Tuan muda. Tapi dia bertemu dengan orang asing"

"Orang asing? Siapa dia?" Tanya boss nya di seberang telepon.

"Perempuan, Tuan Lee"

"Hm. Kalau begitu awasi mereka. Terutama perempuan itu. Telusuri dia, orang macam apa dia. Mengerti?"

"Baik Tuan Lee"

-At coffee shop-

"Mau pesan apa?" Tawar Seokmin.

"Vanilla Latte"

"Baiklah. Saya pesan satu Vanilla Latte" ucap Seokmin.

"Mau pakai whip cream nya?"

"Yes, please" jawab Haesung.

"Ukurannya apa Tuan?"

"Samakan saja dengan ukuranku" Pelayan itu sempat bingung apa yang dimaksud Seokmin. Begitu juga dengan Haesung.

"Ukuranmu? Ukuran yang mana?" Tanya Haesung sekali lagi.

"Eoh. Waeyo?"

"Aniya...hanya saja ambigu sekali" Haesung ingin menjelaskan namun sepertinya aneh jika perempuan membahas seperti itu. Seokmin menepuk jidatnya. Dia baru sadar apa yang dipikirkan mereka.

"Bukan! Bukan seperti yang kalian pikirkan! Maksudku ini, ukuran minumanku grande" Seokmin menjelaskan dengan nada terputus-putus.Ia lupa menunjukkan gelasnya. Mungkin dia malu? Tapi kenapa malah wajah Haesung memerah? Apa dia juga malu dengan ucapan Seokmin tadi?

"Baiklah, Atas nama siapa?"

"Haesung" jawab Haesung lagi.

"Jadi 5.400₩" Haesung segera mengambil uang dari dompet tapi dengan cepat Seokmin menyerahkan beberapa lembar won ke pelayan.

"Tidak usah. Anggap ini sebagai permintaan maafku karena kejadian tadi"

"Gomawoyo, Seokmin-ssi"

Ada awal pembicaraan pasti ada akhir pembicaraan. Haesung pamit karena hujannya sudah reda dan ia masih ada acara lagi. Setelah Haesung sudah benar-benar hilang dari pandangan Seokmin, ia mendesah kecewa. Ia sempat termenung lalu beberap menit kemudian ia bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk pergi. Sepertinya ada yang mulai tertarik dengan seseorang. Siapa lagi kalau bukan dia, Seokmin.

*

"Bodoh sekali. Kenapa aku malah mengikutinya?"

Ya. Sekarang Seokmin berada di tempat pemakaman. Berdiri dibawah pohon ringin yang teduh sambil melihat seseorang yang meletakkan bunga di batu nisan dari jauh. Hati Seokmin terasa hangat dan secara tidak sadar ia menarik kedua sudut bibirnya keatas saat melihat ia mengajak bicara lalu seperti bercanda ria walaupun sudah di dunia yang berbeda.

"Jadi dia selalu pergi kesini? Semoga kita bisa bertemu lagi, Haesung-ssi" ucap Seokmin.

• •

Cangkir berisi teh dari panas sampai dingin masih setia menemani Minsoo yang sedang menunggu sahabatnya datang. Sambil menunggu ia menjelajah media sosialnya untuk membunuh rasa bosan. Minsoo seketika ingat dengan pria yang ditemuinya beberapa hari yang lalu di club. Alih-alih ia membuka aplikasi yang menyajikan unggahan foto. Ia mengetik sebuah nama di club lalu melihat beberapa foto dan ada satu foto yang menarik bagi Minsoo.

"Mwohae?" Joshua ternyata sudah duduk manis didepan Minsoo.

"Kkamjagiya! Hya! Kapan kau datang?" Minsoo terkejut dengan kedatangan Joshua yang tiba-tiba.

Eye ContactWhere stories live. Discover now