4. Mine

12.5K 319 6
                                    

Happy Reading!!!

Diingatkan!!!
Sekali lagi bahwa cerita ini merupakan cerpen yg hanya terdiri dari beberapa part saja.

Typo bertebaran, jadi mohon dimaklumin karena ngga sempet buat me-revisi nya.

*****

Illy POV

Tidak terasa sudah hampir sebulan aku tinggal bersama pria itu, yg kuketahui namanya Manu.

Manu Alvarado McConnell.

Aku menatap diriku pada cermin dihadapanku. Melihat seluruh penampilanku kembali untuk memastikan tidak ada yg kelupaan atau tertinggal untuk dipoleskan dengan alat make-up.

Merasa puas memandang wajahku pada pantulan cermin disana. Aku mengambil wedges yg sudah kusiapkan dan juga senada dengan gaunku.

Pintu kamarku tertutup dari luar saat aku menariknya dan berjalan menuju lantai bawah dengan menggunakan anak tangga.

Pada saat anak tangga terakhir aku melihatnya sudah berdiri dihadapanku.

Manu terlihat sangat tampan dengan tuxedo yg dikenakannya. Nampak begitu pas dan cocok ditubuhnya.

Manu mengulurkan tangan kanannya kearahku, meminta untuk aku menerima uluran tangannya, maka dengam senyum aku meletakkan tangan kiriku diatasnya, menyambut uluran tangan pria tersebut.

Pria ini menggenggam tanganku dengan begitu erat seperti ada lem yg tertempel ditangan kami.

Ketika kami berada diambang pintu keluar tangan milik Manu sudah berpindah kepinggangku, merapatkan tubuhku, memeluknya dengan rasa possesive yg dimilikinya.

Didepan sana mobil mewah yg kuyakini miliknya sudah tersedia. Manu membukakan pintu mobil penumpang untukku dan menutup kembali saat aku sudah duduk dibaliknya. Kemudian pria itu memutar arah pada bagian depan mobil, memasuki dan menempatkan dirinya dikursi kemudi.

Sebenarnya, aku masih tidak tau akan dibawa pergi kemana olehnya. Hal itu membuatku ingin selalu bertanya padanya.

Kemana dia akan membawaku?

Tapi, kuurungkan niatku untuk bertanya padanya. Karena aku tau itu akan sia-sia saja dan aku tidak akan mendapatkan jawaban atas pertanyaanku.

Manu menginjak pedal gas nya. Mobil berjalan meninggalkan mansion milik pria itu membawa kami hilang dibalik pintu gerbang, membelah jalanan menuju ketempat yg aku sendiri pun tidak tau, sebab Manu tidak memberi tau kepadaku.

-:-:-:-:-:-:-

Mobil berhenti disebuah Restoran. Pria yg berada dibalik kemudinya keluar lebih dulu lalu dia memutar arah. Menghampiri tempat gadisnya, membukakan pintu mobil untuk memudahkan kakinya turun dari mobil dan melangkah keluar.

Mereka berdua berjalan berdampingan dengan tangan besar si pria yg memeluk pinggang gadisnya, begitu possesive.

Penuh kepemilikkan.

Mereka sudah masuk kedalam Restoran. Didalam Restoran itu tidak ada satu orang pun terlihat disana. Hanya ada mereka berdua saja yg masih berdiri tepatnya gadisnya yg sedang terpaku ditempat setelah keduanya tiba didalam.

Pria itu telah mendeserve Restoran itu dari jauh-jauh hari. Biasanya seorang pria mengajak pergi gadisnya pada saat siang atau malam hari melalui alasan makan romantis antara keduanya.

Berbeda dengan pria itu, niat yg sesungguhnya bukanlah makan romantis bersama, berdua saja.

Bukan. Bukanlah tentang hal yg demikian. Ada rencana lain yg sudah dipersiapkan pria tersebut buat gadisnya.

Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang