2. Mine

12.8K 402 4
                                    

Happy Reading!!!

Diingatkan!!!
Sekali lagi bahwa cerita ini merupakan cerpen yg hanya terdiri dari beberapa part saja.

Typo bertebaran, jadi mohon dimaklumin karena ngga sempet buat me-revisi nya.

*****

#Flashback

Setelah bus pertama meninggalkanku

10 menit berlalu...

Menunggu

20 menit berlalu...

Menunggu -lagi-

Aku menebak pada diriku sendiri pasti aku akan terlambat datang kekampus.

30 menit berlalu...

PEESSSSSSSS (bunyi bus berhenti)

Bus yg kutunggu tiba didepanku, tidak ingin membuang waktu lagi langsung saja kakiku melangkah masuk menaiki bus itu tanpa halangan apapun. Sangat jelas, bahwa hanya aku sendiri yg menunggu bus ini.

Setibanya, kakiku melangkah turun dari bus dan bergegas pergi menuju kedalam kampus, melewati lorong demi lorong.  Saat tiba ditujuan, aku memasrahkan diriku kembali setelah sampai didepan ruang kelasku.

Aku terlambat. Dosen pertamaku sudah masuk kedalam ruang kelasku. Aku melihat kearahnya dan dosen itu juga melihat kearahku.

Aku menghela napas pelan

Habislah sudah, setelah jam ini selesai, siap-siap menunggu giliran untukku, ucapku dalam hati.

Aku tau arti tatapan itu. Tatapan itu jelas menunjukkan 'Dosen itu melarangku untuk mengikuti mata pelajarannya dan tidak diizinkan masuk ke dalam sana'

Aku menghela napas -lagi-, melangkah pergi meninggalkan ruang kelasku.

#FlashbackOff

"Hari ini Ibu memaafkan keterlambatanmu, tapi ingat jika kamu mengulanginya lagi, maka tak ada toleransi lagi untukmu." ucap wanita itu dengan tajam dan tegas memandang kearahku.

"Iya bu, sekali lagi maafkan saya." ucapku pelan

"Baiklah, kamu boleh pergi." ucap wanita itu kembali

Aku mengganggukkan kepala dan  berpamitan pada wanita itu sebelum meninggalkan ruangan yg membuatku merasa terintimidasi jika setiap detik berlalu berada didalamnya.

Author POV

Seorang pria sedang duduk disebuah kursi kebesarannya, memandang penuh kuasa kearah dua pria lainnya yg berada didepannya.

"Aku ingin semua berjalan lancar dan berhasil. Perlu kau ingat! Jangan sampai kau menyakiti apalagi membuatnya terluka." perintah pria itu tegas dan penuh penekanan memperingati kedua anak buahnya.

"Baik tuan." ucap salah satu pria didepanya diikuti anggukan kepala

"Kau hanya perlu membawa gadis itu padaku tanpa menyakiti dia." peringatnya kembali

"Laksanakan tuan, kalau begitu kami izin untuk menjalankan tugas." pamit dua pria berbadan besar itu, menunduk hormat kepada pria yg dipanggil "tuan" itu sebelum meninggalkan tempat

"Pergilah."

Setelah kepergian kedua anak buah nya, pria itu tersenyum. Tak lama senyuman itu berubah menjadi senyum menyeringai. Pikiran pria itu pun tampak sedang memikirkan sesuatu yg hanya diketahui dirinya sendiri.

Sebentar lagi, aku tak sabar kau menjadi milikku.

Berada dipelukanku, Princess!!!

Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang