Davin pov
Setelah kepergian Vyo dari pusaran gue..
Tik.. tik.. tik.. tetesan air perlahan lahan jatuh dari langit. Seolah mengiringi kepergian vyo..
Tepat di pusaran gue, gue menatap punggung sahabat gue yang sangat gue sayangi menjauh.
Yap, gue mendengar semuanya meski Vyo tak bisa melihatnya. Gue selalu berada di samping vyo, tanpa vyo sadari. Gue bisa melihat semua kehampaannya, keputus asaannya cewek itu, dan air mata yang kerap kali menggenang dipipinya.
Gue sangat ingin menghapus air mata gadis itu tapi gue tahu bahwa itu ga akan pernah mungkin terjadi. Gue sayang sama Vyo, seperti sayang gue pada nyokap. Dalam hidup gue, vyo itu gadis kedua setelah nyokap yang harus gw lindungi.
Gue ga pernah ninggalin vyo walau sedetikpun, arwah gue selalu mengikuti vyo, terkadang gue tertawa sendiri ketika Vyo di modusin sama kakel nya di sekolahannya.
Gue juga ngelihat pas Vyo dengan susah payahnya belajar untuk ujian masuk SMA Tunas Bangsa, hehehe andaikan bisa gue berkata pada Vyo bahwa dia tidak pernah sendiri.. selalu ada gue di dekatnya,, selalu dan selamanya...
Hari pertama gue dan vyo berbeda alam, gue melihat jelas wajah berantakan vyo, hidung merah, rambut berantakan dan Mata bengkak. Gue ga habis pikir bagaimana vyo mengunci diri selama 7 hari dikamarnya. Dia makan cuman 2 hari sekali selebihnya.. waktu yang ia habiskan hanya untuk meratapi kepergian gue. Dan gue ngga tega melihat dia seperti itu.
"gue memang salah. Tak seharusnya gue mengungkapkan perasaan gue padanya, tak seharusnya gue membuka celah dihatinya untuk gue.. dan ini yang gue takutkan sekarang. Gue takut. takut bahwa dia akan membenci cinta. rasa yang seharusnya tak bersalah. perasaan yang seharusnya tidak boleh dibenci... Gue emang bodoh mengungkapkan apa yang seharusnya tak aku ungkapkan.. Gue tau dia awalnya ga suka sama gue.. tapi dengan seiring berjalannya waktu dia mulai membuka pintu hatinya untuk gue. dan membiarkan gue terkunci selamanya didalam sana. Gue ga pernah tau siapa yang bisa membebaskan gue dari ruang hatinya.. jikalau ada pria yang bisa membebaskan gue dari ruang cinta vyo... Gue sangat berterima kasih... karena dia telah buka pintu yang sudah usang itu dan... tawanan yang ada didalamnya.. hehehe" kata gue dengan genangan air mata dipipinya...
*****
Author pov
"Gimana dek? Rasanya udah lega kan. Jenguk davin.. jangan terus stuck lah di dia.. bukalah hati elu itu.. banyak loh yang antri.. temen temen abang juga banyak kok yang mau kenalan dengan kamu... " kata Bryan menghibur adik nya yang bernama lengkap Kareenah Akvyola Abraham yang diyakini sedang melamun.
"Bryan Gautama Abraham.... elu itu kenapa sih? Maksa gue buat kencan bareng temen temen lu yang gaje? Heh? Elu tuh yah ga tau aja perasaan adiknya... No No No,, gue ga mau... udah ihhh fokus aja nyetirnya ganggu banget sih lu" kata Vyo memonyongkan mulutnya karena kesal...
"Pissss" ucap Bryan dengan cengiran lebar yang memperlihatkan lesung pipitnya yang lumayan dalam disertai jari telunjuk dan tengahnya menunjukkan huuf V.
Bryan....
Kakak yang selalu rese dan nyebelin.. dia suka ngejahilin vyo. Dia juga ganteng.. lumayan ganteng malah...
Tapi ketika vyo sedih,, dia lah orang pertama yang paling care sedunia.. dialah abang kesayangan vyo.. jikalau vyo harus memilih antara davin dan Bryan.. Vyo bakal memilih... dua duanya hehehe.....
*****
-------------------------
vote and comment yeahhh^^
Jangan jadi sider gelap^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Love?!
Sonstiges[ON GOING] Perempuan itu senang sekali mengelak bahwa ia sedang jatuh cinta. Dicarinya berbagai macam alasan untuk menutupi perasaannya. Tak dibiarkannya orang lain tahu dengan pasti apa yang sedang ia rasa. Sebab yang ia percaya tak akan berbicara...
